One

20 4 12
                                    

Seorang anak perempuan melajukan sepeda motornya perlahan di sepanjang jalan menuju SMA Jaya Negara. Dengan senyumnya yang mengembang dengan sempurna, ia begitu antusias menyambut tahun ajaran baru kali ini. Kini ia menginjak kelas 11 SMA. Masa-masa dimana siswa SMA sibuk dengan berbagai kegiatan sebagai penggerak utama roda kegiatan sekolah. Apalagi anak perempuan ini adalah pengurus OSIS yang tentunya memiliki kesibukan lebih daripada siswa-siswi lainnya.
Sesampainya di sekolah, ia memarkiran sepedanya dan bergegas menuju lapangan untuk mengikuti upacara pembukaan tahun ajaran baru. Setelah itu, ada pengumuman pembagian kelas baru dan ia bersama teman-temannya berharap semoga mendapat teman sekelas seperti apa yang ia harapkan. Setelah memasuki kelas barunya, ia mendapati seseorang yang sepertinya siswa baru, karena ia tak pernah kedapatan melihatnya selama setahun bersekolah di SMA ini. Hmm, siapa ya dia?

###

“Ratna! Bu Lingga dateng tuh, jangan ngelamun terus dong.” Ucap Jihan sembari menepuk pundak Ratna. Ratna yang terkejut akan teguran Jihan langsung membenarkan tempat duduknya dan melepas tas yang sedari tadi ia pakai. “Eh.. Iya iyaa, tau kok.”

“Kamu liatin siapa sih dari tadi?” Tanya Jihan.

”Gak liatin apa-apa kok. Pengen ngelamun aja, hehe.” Ratna menundukkan pandangannya.

“Ooh, liatin anak baru itu yaa. Cie ciee, naksir nih, Rat?” Goda Jihan.

“Hah?!? Ngaco ah kamu, Han. Lagi gasiap sekolah aja, abis liburan panjang.” Ratna beralasan.

“Ih, masaa?”

“Beneraan. Gak percayaan iih.” Ratna pura-pura marah dan Jihan pun meminta maaf seraya berkata hanya candaan semata.

Bu Lingga, guru Biologi sekaligus wali kelas mereka menegur untuk diam lalu mulai mengabsen setiap siswa yang hadir. Setelah mengabsen, beliau mempersilahkan seorang anak laki-laki berbadan jangkung dan berambut poni lempar untuk maju kedepan. Itu adalah anak yang tadi dilamunkan oleh Ratna.

“Anak-anak, hari ini anggota kelas kita bertambah satu. Mungkin kalian tidak pernah melihatnya di sekolah ini sepanjang tahun lalu. Dia adalah murid pindahan. Silahkan perkenalkan dirimu, nak.” Ujar Bu Lingga seraya diringi dengan tepuk tangan seisi kelas.

“Selamat pagi semuanya.” Senyum anak itu mengembang ramah.

“Pagii..” jawab sekelas kompak.

“Perkenalkan, nama saya Sauna Galih Ardhitama. Bisa dipanggil Galih. Saya pindahan dari Ibukota. Salam kenal semuanya.” Ucapnya sembari menunjukkan deretan gigi rapinya.

“Waduh, pasangannya Ratna nih. Galih dan Ratna ciyee.” Radit—cowok jahil yang dulu pernah sekelas dengan Ratna—berteriak dari bangku pojok belakang. Seisi kelas langsung ramai menyoraki Ratna.

“Iihh, apaan sih. Ada-ada aja. Ngaco Radit ini.”Berontak Ratna dari bangku tengah. Jihan yang duduk disebelahnya mencolek-colek lengan Ratna jahil.

Apaan sih, Han. Jangan ikut-ikutan deh.

Sementara Galih yang berdiri di depan kelas hanya tertawa saja.

“Hehehe, mohon bantuannya ya teman-teman. Saya juga baru kali ini tinggal di Kota ini.” Ujar Galih lalu ia dipersilahkan kembali oleh Bu Lingga ke tempat duduknya yang kebetulan bersebelahan dengan Radit.

Ratna merasa di tahun ajaran yang baru ini ia akan mendapatkan kisah baru juga.

Terbit TenggelamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang