Two

15 4 1
                                    

"Halo, boleh join kelompokmu gak?” Seseorang menepuk pundak Ratna dari belakang. Ternyata anak baru itu—Galih, ingin bergabung dengan kelompoknya karena tak ada lagi kelompok yang tersisa untuk dirinya dan hanya kelompok Ratna yang kekurangan anggota kelompok.

“Iya, silahkan.” Ucap Refa yang duduk di sebelah Ratna.

Ratna merasa sedikit canggung dengan Galih, entah karena dia memang tidak bisa bersosialisasi dengan baik jika bertemu orang baru atau hanya perasaannya saja untuk malas bergerak dan banyak bicara seperti yang dilakukan Galih.

Ini sudah 2 minggu tahun ajaran dimulai, yang berarti Galih juga sudah 2 minggu bersekolah di SMA Jaya Negara. Bisa dibilang Galih adalah anak yang supel dan aktif. Ia sudah banyak kenal dengan siswa di kelas. Bahkan siswa kelas lain pun juga banyak yang kenal dia—tidak hanya sekedar mengetahui namanya saja, Ratna pernah melihat mereka dan Galih makan di kantin bersama-sama. Itu bukanlah waktu yang lama untuk seorang siswa pindahan dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Ia juga anak yang selalu riang dan murah senyum kepada semua orang. Tak heran banyak anak yang suka berteman dengannya.

“Ratna tumben diem aja, kenapa?” Tanya Refa heran.

“Ndakpapa kok, cuman lagi gak enak badan aja. Dingin.” Ratna mencari alasan. Sebenarnya dia hanya malas saja, hari itu moodnya sedang tidak bagus.

“Waduh, ke Sauna aja hangat. Bener gak, Rat?” Goda Radit yang saat itu tengah jahil melihat pekerjaan kelompok Ratna seraya melirik-lirik ke arah Galih.

Galih yang merasa terpanggil hanya menoleh ke arah Radit dan Ratna lalu tertawa kecil dengan masih menulis tugas.

“Duuh, apaan sih Dit. Gak jelas.” Ratna sewot membalas perkataan Radit.

###

Sore itu, Galih menemui Ratna untuk meminta bantuan tentang kepanitiaan pentas seni. Wajar saja ia anak baru, belum mengetahui seluk beluk kesibukan di SMA Jaya Negara, sedangkan Ratna pengurus OSIS yang sudah terbiasa dengan segala tetek bengek kesibukan sekolah. Kebetulan, Galih berada dalam satu sie yang dikoordinir oleh Ratna. Mereka jadi sering bertemu untuk membahas masalah kepanitiaan bersama, apalagi Galih juga masih cukup kesulitan dan meminta bantuan Ratna.

"Eh Galih, maaf ya dulu anak-anak sering godain kamu. Radit tuh emang suka gitu anaknya. Gak bisa diem." Ujar ratna di suatu waktu istirahat ditengah kesibukan. Kebetulan saat itu haya ada Galih dan Ratna di ruang sekretariat OSIS.

"Haduh, gapapa kali Rat. Santai aja hehe." Galih tersenyum lalu melanjutkan meminum jus buahnya. "Eh, kamu udah ngerjain tugas fisika belum?"

"Masih belum sempat sih, kenapa emangnya?"

" Ayo nanti nugas bareng, aku gapaham apa-apa sama tugasnya." Ajak Galih.

"Di sekolah gaboleh sampe malem nih, hari ini satpam yang lagi jaga galak tuh."

"Yaudah kita keluar aja, sekalian cari makan. Aku bayarin deeh." Bujuk Galih sembari berdiri.

"Yaudah, ntar ya kalo urusannya udah selesai." Jawab Ratna.

"Oke, nanti telfon aja kalo udah selesai ya. Aku keluar dulu ya." Ujar Galih sambil berjalan keluar ruangan.

Sejak saat itu, Galih sering keluar bersama Ratna. Entah untuk belajar bersama, mengerjakan tugas, atau hanya sekedar jalan jalan dan makan untuk saling bertukar cerita. Terkadang mereka juga pergi bersama teman-teman Galih. Tapi karena Ratna perempuan sendiri, ia pun mengajak Jihan untuk menemaninya. Sering bertemu dan berkirim pesan di sosial media membuat Galih dan Ratna menjadi semakin akrab.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terbit TenggelamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang