Pagi-pagi buta kakiku melangkah
Keluar rumah menatap para petani
Bercocok tanam di sawah
Menanam benih kemudian menutup dengan tanah..
Tenang damai saling bersilang bahu-membahu
Seperti mobil dengan empat rodanya
Dimana hilang satu akan pincang jalannya
Tawa riang gembira dengan pakaian sederhana
Ladang tak kenal aliran-aliran isu kemanusiaan
Dimana cangkul bukanlah dalil
Melainkan ntuk menanam benih tumbuhan..
Bukan kealiman untuk menuduh
Membenar-benarkan bahkan mengafir-kafirkan
Sesama golonganmu sampai-sampai engkau sendiri
Tak sadar kekafiranmu...
Akulah kafir
Dimana aku menutup keyakinanku kepada selain Allah
Akulah kafir
Sebagaimana aku mengubur nafsu-nafsu
Kebiadaban dalam diriku
Akulah kafir
Sebagaimana aku yang bersembunyi
Dari iblis serta setan dalam langkahku..
Serta apakah masih belum puas dirimu
Sehingga aku harus mengatakan sekali lagi bahwa
Akulah kafir
Yang menutup diriku kepada Tuhan yang engkau
Kumpulkan dalam brangkas-brangkas
Serta peti yang engkau kubur..
Engkau bawa dalam tidurmu
Engkau sembah-sembah
Seperti layaknya ketakutan akan hilangnya kakimu
Lantas sudah puaskah keinginan yang menggrogoti hatimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKULAH KAFIR
PoetryMencari kebenaran sehingga sering membenar-benarkan diri sendiri.. disini aku mengaku kafir.