Bangku paling depan, baris pertama kolom pertama. Dua kursi kayu dan meja yang sudah penuh coretan tip-ex, pena spidol pensil dan juga sudah terpahat pahat oleh mistar besi. Dua manusia pernah duduk disitu. Melakukan hal sederhana sebenarnya. Yang satu sedang mencoba dengan keras hafalan undang undang yang dilatihnya berbulan bulan demi mendapatka hasil yang maksimal. Manusia yang satu terpaku dengan serius menatap buki bersampul biru muda. Yang sudah buram karena campuran minyak gorengan yang sudah kering, aroma cola, dan juga bumbu dari ubi tela tela.
Lelaki berhidung besar itu diam diam melirik perempuan di depannya itu. Dia tampak terperangah kecil dan sudut bibirnya sedikit terangkat melihat keseriusan wajah perempuan di depannya. Tak puas rasanya ia hanya dengan menarik hidung kecilnya. Matanya yang coklat kehitaman selalu membulat ketika melihat sesuatu yang baru. Sekecil apapun hal itu.
Perempuan itu. Perempuan yang namanya selalu dia selipkan dalam doanya. Perempuan yang selalu ia inginkan ada dalam hidupnya.
Diora namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Stranger
Teen FictionIni cuma setumpukan kisah yang ga menarik menarik amat buat lu baca. Cuma perwujudan puing puing kenangan antara Dee dan gue.