Chapter 2

341 32 21
                                    

"Permisi boleh saya duduk disini,soalnya tempat yang lain udah penuh" pinta seseorang dengan nada yang lembut.

Irene,wendy dan joy mendongak untuk melihat siapa yang meminta duduk bersama mereka.

"Oh ya tentu saja,silahkan" ucap irene dengan senyuman yang manis.

"Terima kasih,perkenalkan nama saya yeri saya dari gugus 1" yeri menjabat tangan kepada irene,wendy dan joy.

"Saya irene"

"Wendy"

"Joy"

"Dan ini teman saya,namanya seulgi" lanjut yeri

"Saya seulgi"

Mereka makan bersama dan mengobrol dengan asyik.Tapi mereka harus berpisah karena bel sudah berbunyi dan seluruh siswa meninggalkan kantin.

"Lain kali kita makan bareng lagi ya,itu harus" ucap yeri dengan nada yang sedikit manja.

"Setiap hari juga boleh" saran wendy.

"Baiklah kita duluan" pamit yeri dan seulgi.

"Sampai bertemu lagi" joy melambaikan tangan pada yeri dan selgi.

Irene,joy,dan wendy pergi ke kelas karena mungkin sebentar lagi bel akan berbunyi.

"Kalian duluan aja ke kelas gue mau ke toilet dulu,kebelet nih" ucap wendy dan langsung pergi.

"Jan lama yah wen" teriak irene dan joy.

Wendy mengacungkan jempolnya.

Irene dan joy duduk termenung dikursi dengan pikiran masing masing.Wendy datang dan mengagetkan mereka.

"Woyy napa pada diem" teriak wendy yang menyadarkan pikiran mereka.

"Ngagetin aja lu bangsadh" ucap joy sambil memegang dadanya.

"Biasa aja kali" kata irene yang sama kagetnya dengan joy.

"Lagian lo pada ngapain juga ngelamun tar kesambet baru tau rasa" sinis wendy.

"Lu kira iman gue kurang jadi gampang buat dimasukin makhluk astral" sahut joy dengan nada yang kesel.

"Udah udah jan pada berantem napa" ujar irene.

"Gue pen cerita dong ma kalian berdua" ucap wendy.

"Paan?" tanya irene dan joy.

"Jadi gini,pas tadi pergi ke toilet gue ga sengaja denger ada yang main piano diruangan yang banyak banget alat musik dan semacamnya kek nya sih ruang musik karena gue penasaran jadi ngedeketin tuh ruangan pas gue liat..." wendy membayangkan muka orang yang lagi main piano itu.

"Ternyata yang mainnya cowo dan mukanya tuh buset mulus amat,dah kulit nya putih pipinya yang agak cabi plus bener tuh ciptaan tuhan yang sempurna" lanjut wendy dengan gemes.

"Terus gimana?" irene antusias banget denger cerita wendy.

"Ya gue diem aja nikmatin alunan piano soalnya enak banget dikuping gue kek nya adem hati ini" wendy memegang bagian hatinya.

"Lebay lu anjir" balas joy dengan malas.

"Lu sih ga pernah rasain apa yang gue rasain jadi kek gini bilang lebay ke gue" wendy memutar bola matanya.

"Gue jadi penasaran siapa sih tuh cowo,kayanya kakel deh" lanjut wendy penasaran.

"Yaudah kita cari tau aja,gimana wen?" saran irene.

"Gue mah hayu aja" sahut wendy.

"Besok aja kita cari taunya kalo sekarang tanggung soalnya nanti siang kan ada demonstrasi ekstrakulikuler" ucap irene.

Pergi x BangtanvelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang