Will You Marry Me ?

900 135 6
                                    

Kilatan cahaya, gemuruh dan petir yang menyambar serta air yang berbondong-bondong jatuh dari langit menjadi pemandangan yang menyambut Seokjin pagi ini.

Seokjin terdiam di depan jendela kamarnya yang terbuka dengan gelas berisi kopi yang dibuatnya. Jendela kamarnya yang berada di lantai lima itu, sengaja ia buka karena Seokjin sangat menyukai hujan. Ia akan membuka jendelanya lebar-lebar dan memandangi pertunjukan langit itu sambil menyesap kopinya yang hangat. Ia tidak peduli dengan angin dan udara dingin yang menerpa tubuhnya. Baginya, udara dingin itu terasa sejuk di kulitnya dan wangi petrichor, menenangkan hatinya.

Seokjin menatap langit dengan tatapan sendu. Lagu milik Monogram berjudul Lucid Dream mengalun pelan dari speaker di ruang tengah. Ia menghela napas pelan sambil memegang erat gelas kopinya yang hangat. Seokjin kembali teringat dengan kejadian tepat satu bulan yang lalu, dimana ia dan Namjoon memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka yang sudah terjalin selama tiga tahun.

Saat itu mereka sedang berada di sebuah kafe ketika Namjoon mengutarakan keinginannya untuk menikahi Seokjin, dan ingin memberikan laki-laki manis itu kebahagiaan yang lebih lagi, saat mereka telah menikah nanti. Namun, Seokjin yang masih belum yakin untuk menikah, meminta Namjoon untuk menunda pernikahan mereka. Lalu, pertengkaran itu pun terjadi. Namjoon tidak menyangka bahwa selama tiga tahun mereka berhubungan, Seokjin masih belum yakin dengannya.

" Aku tahu kau masih trauma dengan perceraian orang tua mu Seokjin. Tapi, apa kau tidak bisa percaya padaku ? Aku mencintaimu !" ucap Namjoon.

" Aku juga cinta padamu,Namjoon !" Seokjin menunduk, " Tapi, aku tidak yakin apakah kau akan terus setia padaku..." Suaranya berubah pelan namun mampu didengar dengan baik oleh Namjoon.

Namjoon memejamkan matanya dan menghembuskan nafas perlahan sembari berusaha meredam emosi. Ia lalu membuka matanya dan menatap Seokjin yang sedang menunduk dalam. " Lalu, bagaimana denganmu ? Apa kau selamanya akan mencintai ku ? Kau sendiri tidak bisa menjamin hal itu kan ?"

Laki-laki manis itu hanya diam. Jauh di dalam hatinya ia sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan selalu setia pada Namjoon. Ia juga berjanji ia tidak akan mengecewakan Namjoon dan akan membahagiakan laki-laki itu. Seokjin hanya takut Namjoon akan berubah jika mereka sudah menikah nanti.

Banyak hal yang telah dilihat Seokjin dari kejadian yang menimpa teman-temannya yang telah menikah, termasuk perceraian orang tuanya. Dan semuanya berakhir dengan perpisahan karena rasa cinta mereka perlahan semakin memudar seiring waktu berjalan. Seokjin tidak ingin hal itu terjadi padanya. Ia tak ingin kehidupan pernikahannya hanya manis di awal tetapi berujung dengan kepahitan di akhir.

Namjoon menyesap kopinya dan menatap Seokjin yang sejak tadi hanya diam. Ia lalu berdiri sambil tetap menatap Seokjin, yang kini balas menatapnya karena pergerakan Namjoon yang tiba-tiba.

" Kalau begitu kita putus saja." Ucap Namjoon. " Kau masih terlihat tak percaya padaku. Kupikir kita memang tak ditakdirkan untuk bersama. Jadi, sebaiknya kita akhiri saja sampai di sini. Selamat tinggal, Seokjin."

" Apa ?"

Belum sempat Seokjin mengatakan sesuatu, Namjoon telah meninggalkannya dan keluar dari kafe.

Seokjin terdiam.

Ia tidak percaya ia telah putus, sesaat setelah Namjoon mengutarakan keinginannya untuk menikah dengan.

Berakhir.

Detik itu juga hubungannya dengan Namjoon telah berakhir.

Seokjin beranjak dari kursinya dan berniat mengejar Namjoon. Tetapi, sesampainya di luar kafe, Namjoon tak terlihat dimanapun. Laki-laki itu telah benar-benar pergi.

Will You Marry Me ? [NamJin]Where stories live. Discover now