Prolog

10 0 0
                                    

Hai aku Dhila, ya aku baru masuk SMP tepat hari ini aku bergegas berangkat daru rumah. Aku datang lebih pagi dari saat aku SD aku dicap sebagai anak yang selalu telat di SD ku.

Sampai di sekolah baruku, tak seperti kebanyakan anak yang orang tuanya menunggu di sebelah anaknya mengucapkan selamat tinggal, yang rajin belajar atau kata kata penyemangat lainnya, aku datang sendiri selain orang tua ku yang sibuk bekerja, aku bukan anak yang suka di antar dan ditunggu sampai pulang. Ya aku berusaha mandiri.

Memasuki kelas, aku cukup kaget karena tidak ada orientasi awal masuk sekolah dan sekaligus membuatku merasa lebih aman. Aku telah membawa teman sejatiku yang aku inginkan sejak SD yaitu buku fisika, kimia dan biologi SMP. Hanya itu yang aku inginkan setelah diterima di sekolah terfavorit di kota ku.
Di hari pertama juga, walikelas ku sebagai guru mata pelajaran IPA langsung melihat bakatku di bidang ilmu alam ini, dan karena itu juga saya tidak dapat mempunyai teman.

Di sekolahku ini, sesama teman tidak ada yang saling mengajarkan sesama teman, mereka cenderung individualis mereka tak peduli bagaimana temannya, tetapi, mereka akan menjauhi anak yang di pandang lebih oleh guru. Di sisi lain aku tidak suka di beri perhatian melebihi teman teman ku di kelas. Tapi, apa daya aku tidak bisa membuat guru menjauh dariku. Ketertarikanku pada bidang ilmu alam ini melebihi keinginanku untuk mendapatkan yang lain.

Teman pertamaku, ya dia berasal dari SD favorit yang biasa menjadi pencetak nilai dan rata rata tertinggi di kotaku. Sesuai dengan perkiraan aku tidak akan mendapat teman yang aku impikan.
Teman yang mengerti.
Teman yang paham.
Teman yang peduli.
Teman yang tak memandang siapa saya.
Teman yang membuat saya maju bersamanya.

Fine.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang