DOUBLE SHIT!!
Kenapa juga aku terus mikirin Direktur sinting itu. Sejak kejadian itu entah mengapa aku selalu memikirkannya.
Ya, siapa lagi kalau bukan Pak Davin yang terhormat.
Dia. Cowok sinting, cowok geblek, cowok yang suka menjungkirbalikkan perasaanku.
STOP! Perasaan? Heh, aku menoyor kepalaku sendiri. Bisa-bisa nya aku memikirkan perasaan hatiku tentang Direktur Sinting itu.
Lucu. Ini lucu sekali dan rasanya aku ingin tertawa sekeras-kerasnya.
"HAHAHAHAA"
Nah kan!
"Heh, stress. Ketawa sendiri aja lo. Ajak gue dong." Seru Gita yang langsung mengambil tempat disampingku. Ya, kita lagi di apartment. Apartment ini milik kita bersama. Eh, berdua. Patungan gitulah.
"Ngapain juga gue ajak lo." Sahutku dan langsung mengambil cemilan kacang di meja TV.
Gita langsung menoyor kepalaku.
"Aww atiiiiittttt Gitaaaa!" Aku berteriak. Untung ga pake toa masjid.
Gita melirik ku dengan tatapan jijik. "Dih najis. Jangan lebay siiiii".
"Git, gue pengen nanya deh."
Dan tiba-tiba Gita langsung meringsek ke pangkuan ku. Adah, apa-apaan sih ni anak.
"Nanya apaan?" Dia menaik turunkan alisnya. Idiw.
"Lo bisa turun ga? Duduk samping gue gitu, jijik tau kayak gini" aku berusaha mendorong Gita untuk turun dipangkuanku.
Gita langsung meloncat kesamping dengan muka kesal.
"Gausah didorong juga kali. Nih buktinya gue bisa sendiri. Udahlah cepet lo mau nanya apa?" Sahutnya kesal sambil melipat tangan di dada.
"Lo pernah dicium ga?" Tanyaku dengan tampang bego.
Satu.
Dua.
Tiga. Daan..
"BUAHAHAHA!BAHAHAHA! HAHAHAHAA!"
Kan. Salah nanya.
Gita terus tertawa dan sesekali memegangi perutnya. Apa yang lucu sih? Aku menatap Gita dengan pandangan heran.
Aku menoyor kepalanya. "Heh. Apa yang lucu sih? Gue kan nanya bener bener. Lo malah ketawa." Kesal. Iyalah kesal. Dasar temen gila.
Gita langsung diam dan sesekali melirik ku. Dih, kenapa sih ni anak.
Aku mencolek tubuhnya. "Git, jawab dong. Elaah, tadi ketawa sekarang diem kayak mayat.".
Gita langsung duduk menghadapku dan mematikan TV. Lagi, aku menatapnya dengan heran. Cewek aneh.
"Lagian elo, gue ketawa suruh diem. Gue diem suruh ketawa. Tentang apa tuh tadi-"
"Cium cium" potong ku segera.
Gita menjentikkan jari. "Nah iya itu. Lo baru dicium yaaa? Hayoooo? Ngaku lo ngaku!"
Sial.
"Iya"
Gita menganggukkan kepalanya cepat. "Teyus gimana?" Tanyanya dengan polos.
"Ya enak"
WHAT?
Salah ngomong nih. Gita langsung melotot tajam. Ceyeeem.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prestige Love
Teen FictionAreyna Evangeline, mencintai seorang laki-laki bernama Davino Edward Wallace. Laki-laki tampan, mapan, seorang Direktur Utama sekaligus sang empunya Wallace Company. Bagi Reyna, sosok Ed atau Davin itu adalah sosok yang angkuh, dingin, tampan, aroga...