Ngambek

979 78 19
                                    

Seungcheol sempat ragu ketika berada di depan pintu pagar rumah keluarga Hong. Tapi tidak ada cara lain, kalau tidak sekarang Seungcheol pasti akan susah bertemu Jisoo dan mendapatkan maaf dari pacarnya itu. Apalagi kalau mengingat nada suara Jisoo di telepon tadi sore, Jisoo pasti sedang super duper ngambek sekarang.

Gara-gara ada meeting dadakan anak basket, Seungcheol membatalkan janji untuk berkencan dengan pacar manisnya itu. Padahal Jisoo sudah menunggu berjam-jam dari siang seusai kelas kuliahnya demi acara kencan ini.

Jisoo atau yang lebih dikenal dengan nama Joshua memang sosok yang terlihat sangat kalem. Tapi jangan pernah membuat dia kesal atau sebal karena itu bencana. Dan Seungcheol telah melakukannya.

"Shua sayang, maaf ya sayang, aku ada rapat dadakan di sekretariat basket. Sepertinya akan selesai sampai malam. Kamu gak apa-apa pulang sendiri?" 

"Nggakkkk.. nggak apa-apa. Rapat aja terus sampai besok pagi. Nanggung kalau cuma sampai malam !!!" Joshua terdengar setengah menjerit di telepon.

"Aku janji deh sabtu ini kita jalan."

"Minggu lalu juga ngomongnya begituuuu."

"Kali ini janji."

"Minggu lalu-lalu- lalu nya juga ngomongya gitu." Jisoo menghela nafas.

"Tapi kali ini janji, kita...."

"Lanjutin rapatnya aja sana. Aku mau pulang. Aku capek !!!" Joshua menutup langsung teleponnya.

Dan sekarang Seungcheol menyesal telah berjanji kencan untuk Sabtu ini. Karena lagi-lagi dia harus membatalkan janji kencan dengan Jisoo akibat dari hasil rapat tim basketnya.

Dia berniat untuk mendapatkan maaf dari pacarnya dan mendapatkan persetujuan dan dukungan dari pacarnya untuk mengikuti acara kampus.

"Hadapi ini seperti pria jantan. Choi Seungcheol fighting !!" Itu yang Seungcheol ucapakan dalam hati ketika menekan bell pagar rumah Jisoo.

"Ya?" Terdengar suara wanita menjawab di interkom yang terpasang di pagar luar.

"Selamat malam tante." Seungcheol lega karena yang menyambutnya adalah mamanya Jisoo, coba kalau Jisoo sendiri pasti Seungcheol akan langsung diusir.

"Seungcheol-ah?"

"Iya tante."

Tidak lama, terdengar suara kunci pintu pagar terbuka. Mama Jisoo menyambutnya dengan senyuman indah. Ahh, mama Jisoo memang malaikat. Pantas saja Jisoo manis.

Seungcheol langsung membungkukan tubuhnya, tak lupa memberikan salam.

"Maaf tante bertamunya malam-malam. Shua ada tante ?"

"Ada, sini masuk nak."

"Seungcheol tunggu di taman depan saja tante. Gak enak takut ganggu istirahat oom sama tante, mau ngobrol penting sama Shua." Seungcheol menjelaskan malu-malu.

"Oh begitu. Baiklah. Tante panggil anaknya dulu ya." Mama Jisoo kini mengelus pundak Seungcheol.

"Ini tante ada sedikit cake untuk tante, oom sama Shua." Seungcheol tidak pernah datang ke rumah Jisoo dengan tangan kosong. Apalagi ketika dia akan melancarkan aksi negosiasi dengan Jisoo.

"Ya ampun Seungcheol, tidak perlu repot-repot."

"Hehehe. Tidak repot kok tante." Seungcheol memberikan senyum terbaiknya.

"Tante panggilin Shua sekarang ya."

"Terimakasih tante."

Mama Jisoo masuk ke dalam rumah sedangkan Seungcheol berjalan ke arah taman yang ada di halaman rumah itu.

NGAMBEK || Cheolsoo || OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang