BRAK
Suara pintu yang terbuka dengan cepat dan memekakkan telinga tersebut, membuat Seokjin dan Rosè menoleh secara bersamaan pada orang yang membuka pintu itu yang tidak lain adalah Tuan Park sendiri.
"Ada apa sebenarnya? Kenapa Hyejeong bisa meninggal?" Ucap Tn. Park dengan cepat menatap Seokjin dan Rosè bergantian. Pandangannya beralih menatap Hyejeong yang masih terbaring tak bernyawa di ranjangnya. Ia segera mendekat dan menggenggam salah satu tangan Hyejeong.
"Hyejeong, ada apa denganmu sebenarnya?"
"Hyejeong..."
Ketiganya kini beralih pada Ny. Shin yang baru saja datang dengan raut wajah sedihnya. Wanita itu pun berjalan dengan cepat untuk mendekat pada Hyejeong.
"Ada apa ini? Kenapa dia bisa meninggal?" Ucap Ny. Shin menatap ke arah Seokjin dan juga Rosè.
"Kau ibunya. Bagaimana kau tidak tahu?" Ucap Seokjin menatap datar Ny. Shin.
"Apa maksudmu?"
"Maksudku?"
Seokjin melirik ke arah Rosè disana. "Rosè, bisa bantu aku?"
Bukan hanya Rosè saja, semua nampak bingung dengan apa yang dimaksud oleh Seokjin. Namun gadis itu tetap memilih untuk mengangguk menjawab Seokjin.
"Bisakah kau melepaskan seluruh kancing kemeja yang Hyejeong kenakan saat ini?"
"Huh? A-Apa maksudnya, Oppa?"
Seokjin tak mengatakan apapun, membuat Rosè menghela napasnya dan memilih untuk menuruti pria itu.
Namun gadis itu sedikit dikejutkan, dengan sebuah memar yang begitu tampak jelas ketika ia baru saja melepas dua kancing teratas dari kemeja yang dikenakan oleh Hyejeong.
"A-Apa ini maksudnya?"
"Rosè, ada apa?"
Rosè melirik sekilas pada Ayahnya, sebelum kembali meneruskan untuk membuka seluruh kancing kemeja yang dikenakan Hyejeong. Membuat semua orag terkecuali Seokjin benar-benar terkejut ketika melihat memar lain yang berada di tubuh gadis itu.
"Ini maksudku, paman."
Tn. Park tentu saja terkejut ketika melihat semua memar yang memudar dan bahkan masih ada yang tampak terlihat baru di tubuh Hyejeong.
"Ini, bagaimana dia bisa mendapatkan semua luka ini?" Ucapnya, melirik kembali pada Seokjin.
"Paman, kenapa kau tak tanyakan saja pada istri tercintamu itu?"
Tn. Park pun kini beralih menatap Ny. Shin yang sedikit terkejut ketika tatapan sang suami beralih padanya.
"Apa maksud perkataan Seokjin tadi? Dan bagaimana Hyejeong bisa mendapatkan semua luka ini?"
"Kau percaya padanya?"
"Kalau begitu, bisa bibi jelaskan bagaimana Hyejeong mendapatkan semua luka ini?" Tanya Seokjin kembali dan membuat Ny. Shin kini menatapnya tajam.
"Apa maksudmu? Kau menuduhku memukulnya dan menyiksanya?"
"Tapi sayangnya, aku tidak pernah mengatakan jika kau yang memukul dan menyiksanya."
Telak. Ny. Shin terdiam di tempatnya. Semua yang ada disana pun bahkan mengalihkan pandangannya padanya saat ini.
"Kenapa kau diam? Tidak bisa menjawab? Bahkan kau tak tahu jika putrimu sendiri sedang sakit parah."
"Apa maksudmu?"
"Paman, Hyejeong selama ini mengidap kanker otak."
"Mwo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
back to 17 ❌ jinsoo
Fanfiction[18+] ✔ Pernikahan Seokjin dan Jisoo berada di ambang perpisahan. Bagaimana tidak? Jisoo meminta cerai pada Seokjin setelah melihat Seokjin yang mencium wanita lain yang notabene nya adalah mantan kekasih pria itu dan rival Jisoo semasa kuliah dulu...