Manusia bengkok

Possessed

He met a crooked woman and he found a crookked preach

They had a crooked marriage on a crooked little beach

They had some crooked children and they lived a crooked life

The crooked man, the cat, the mouse, the children and the wife

______________________________________________

  Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko.Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko.Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko.Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko.Riko. Riko. Riko. Rika. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko.Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko.Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko.Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. Riko. 

  " Apa ini?" Tanya Rika kepada Riko yang masih sibuk mengemis di jalanan.

  " Apaan?' Tanya Riko dengan cuek, lalu kembali memasangkan wajah memelasnya yang minta dibelas kasihani

  Rika menyerahkan kertas yang rucek itu kepada Riko yang sepertinya tampak malas menanggapinya. Riko hanya menggangukkan kepalanya, lalu menaruh kertas itu di sebelahnya. 

  " Aku menemukan kertas itu di suatu tempat, dan dikertas itu hanya tertulis namamu" Ucap Rika, lalu mengendus dengan jengkel

  Riko masih tampak serius dengan pekerjaannya itu, dan tentu saja ia sama sekali tidak mendengarkan ucapan Rika barusan. Ia masih menampakkan wajah memelasnya di hadapan orang orang yang berlalu lalang, namun hanya sebuah koin berwarna emas lah yang ia hasilkan.

  " Kau tidak malu apa dengan orang orang sekitar, meminta minta dihadapan publik dan memasang wajah memelas yang memuakkan" 

  Riko hanya mendengus kesal, lalu berjalan meninggalkan Rika yang terduduk di pinggir jalan. Ia kemudian merogoh kertas itu kembali dan memperhatikannya sesaat. Disana, hanya terdapat nama Riko lah yang hadir. Riko Riko Riko Riko Riko...

******

21 tahun yang lalu

  "Riko Riko Riko Riko Riko Riko Riko Riko..." Panggil Rika, menyebut nama Riko terus menerus, membuat Riko yang masih sibuk mengerjakan tugasnya merasa terganggu

  " Rika, kau bisa diam tidak?" Tanya Riko dengan kesal, lalu berpindah tempat menuju ke sudut ruang kamar

  " Ayolah, aku hanya ingin bermain denganmu" Ucap Rika, lalu mengeluarkan mainan Riko yang tersimpan di dalam kardus

  BRAAAK...BRUUK...PRANGG...TUKKK...TEK,...

  Suara mainan mainan itu terdengar ketika berbenturan dengan lantai, dan tentu saja hal ini sangat menggangu Riko. Ia akhirnya bangkit dari duduknya dan mencambak rambut ikal Rika yang panjang.

  " Aww... sakit Riko!" Rintih Rika menahan sakit sambil memegangi rambutnya yang ditarik.

  " BISA DIEM GA SIH?!" Bentak Riko dengan keras, membuat Rika yang tadinya hanya memikirkan rasa sakit pada kepalanya itu kemudian mendongak menatap Riko yang wajahnya telah memerah menahan amarah

  Dok..Dok...Dok..

  Suara pintu kamar pun diketuk ketuk oleh seseorang di ruang sana. Rika tersenyum licik, sementara Riko terlihat panik. Ia segera memberesi mainan nya yang berkeceran dimana mana, namun belum usai membereskan mainannya, sang ibupun muncul dari balik pintu dengan amarah yang meluap luap. Seandainya dunia ini kartun, pasti ada uap yang meluap luap di atas kepala ibunya.