Namjoon side

189 27 5
                                    

"friend with benefit, right?" kata kata itu kembali keluar dari bibir manismu yang selalu kau tanyakan setiap harinya. Aku terlampau tau bahwa kau akan kembali menanyakan prihal hubungan kita yang tak bernama ini.

"yeah, and you're my best friend" aku menimpalinya dengan manis sampai menunjukan dimple yang ada di pipiku. Mencoba menghalau semua pikiran burukmu dan kembali memelukmu. Aku tak bisa membohongi diriku sendiri tentang rasaku pada mu tapi rasa raguku masih jauh lebih besar.

Setiap harinya kita bersama, tinggal bersama, dan bahkan kita menyatukan tubuh kita bersama. Tapi mungkin aku tak bisa memberikan sebuah ikatan di antara kita. Mungkin kau sudah lelah bertanya.

"apa kau menyayangiku?"

"siapa aku untukmu?"

Maaf, jika itu berakhir dengan jawabaan yang sama setiap harinya. Aku tau kau membutuhkan kepastian. Tapi hanya sepatah kata yang keluar dari mulutku. Yang ntah masih bisa menahanmu di sisiku atau tidak

"ya tentu kau kan temanku hyung"

"kau temanku hyung"

Mungkin aku sedikit lelah dengan semua ini. Sampai akhirnya aku merasa jenuh, aku tau aku yang tak pernah membawa hubungan kita lebih jauh. Tapi tentu rasa jenuh itu tetap ada kan. aku telah sampai di titik dimana aku akan membuangmu tapi tetap saja kau bertahan dengan kebodohanku dan tetap di sampingku.

"hyung aku akan keluar sebentar aku ada urusan penting bersama temanku mungkin aku akan lama jadi tidurlah duluan" aku berpaling aku tau itu. tapi bukankah sejak awal kita bebas. Hubungan kita tak mempunyai nama. Dan aku masih mencintai kebebasanku.

"Ya, hati hati namjoonie aku mencintaimu" aku meninggalkannya yang masih setia dengan cengiran bodohnya. Selalu mengungkapkan perasaannya seperti jalang saja. Aku mulai melangkahkan kakiku untuk menemui kekasihku sama seperti hari- hari sebelumnya sejak beberapa bulan yang lalu.

"iya, aku tau" hanya kata-kata itu yang keluar dari mulutku tak ada lagi aku yang menjawabnya 'aku mencintaimu juga hyung' lalu mengecup bibirnya setiap akan pergi atau saat kau pulang, aku bosan dan kau harus tau itu hidup 3 tahun bersamamu lambat laun membuatku jenuh.

kau tak menyadari dirimu yang memang bukan siapa-siapa untukku. Aku bersenang senang bersamanya, senyuman kelincinya, suaranya yang lembut dan sopan, aku bahkan tak berhenti menatap sosok dalam dirinya. Jeon jungkook nama yang menghiasi hariku sejak beberapa bulan yang lalu.

"aku pergi dulu hyung jangan tunggu aku tidur saja duluan"

"aku akan menginap di rumah temanku hyung selama beberapa hari bolehkan?"

" hyung kau bisa pulang sendirikan aku ada urusan sebentar"

"hyung tak usah masak makan malam aku akan makan malam di luar"

Semua kata-kata itu menjadi dalih untukku agar bisa bersama jungkook. Aku lebih memilih dia, memilih menginap di rumahnya, memilih menjemputnya dari pada mengantarmu pulang,dan tak pernah lagi mencicipi hasil karya tanganmu. Aku tau ia tak sepintar dirimu yang selalu memasak dengan suka cita tapi seluruh hatiku menginginkannya.

Aku menghabiskan malam malam panjangku bersamanya menikmati pergumulan panas kami. Aku tak pernah peduli dengan semua yang kau lakukan di setiap malamnya. Aku bebas bersamanya bukan? Jadi jangan halangi aku.

Aku terbangun karena cahaya yang merasuki celah-celah jendela dan yang kulihat sisi ranjangku kosong . Aku melihat punggungnya yang putih dan penuh kissmark ku sedang duduk di sudut ranjang sedang menerima telefon yang entah dari siapa itu.

"......."

" ne, yeoboseyo" Suaranya yang terdengar manis dan sopan menyapa orang di seberang telfon sana, menurutku ia akan sangat beruntung dan di berkahi ketika mendengar suara jungkook.

Weak heart ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang