psycho

862 18 0
                                    

"Tidakkk!!!!!!!" Teriak mom

Benda itu menancap tepat di perutnya.

Aku hanya bisa menutup mata dan telingaku, mencoba agar tidak mendengar dan melihat kejadian itu. Tapi, semuanya sia-sia. Aku masih tetap bisa mendengar teriakan itu.

----------

"Hannah, dia melihatimu lagi. Cepat, lihat lah" ucap Clover, sahabat, euhh bukan. Dia temanku

Rasa penasaranku timbul. Ku tengokan kepalaku kebelakang dan melihat laki-laki itu. Harry Styles, lelaki populer di sekolah. Aku tidak mengerti, mengapa dia selalu memperhatikanku seperti itu. Di satu sisi aku benci, tapi di satu sisi aku suka. Entahlah

Aku dan Clover meninggalkan cafetaria menuju mading.

RIP

-Alexandra d'Albuqurque

12-K

Ketua Cheerleader

-Alex Quader

11-A

Anggota Baseball

"Hannah, lihat. Alexa itu anak pengusaha kaya yang sombong itu bukan? Kalau Alex, dia junior kita. Sama seperti Alexa, hanya saja Alex tidak sombong. Mengapa mereka bisa pergi bersamaan seperti itu?"

"Kau salah Clover. Aku dengar dari murid-murid junior, Alex tidak seperti yang kita lihat. Dia adalah seorang psyco. Kau tau? Dia pernah membunuh teman sekelas nya sendiri setelah dia memainkannya" jelasku

"What? Kau serius? Aku tidak menyangka dia seperti itu." Jawab Clover

RINGGGGGG!!!!!

"Ayo cepat Hannah. Setelah ini pelajaran Mr. Lautner, jika terlambat. Mati sajalah kita"

Aku berjalan menuju lobby sekolah ini. Clover, dia tidak bersamaku. Aku tidak tau dia dimana, tadi dia hanya berkata kalau ingin pergi ke kamar mandi. Tetapi saat ku susul, tidak ada. Aku terus berjalan, sampai melihat lelaki itu lagi. Aku bingung mengapa dia selalu seperti itu. Tidak mau ambil pusing, aku terus berjalan keluar sekolah. Langkahku terhenti saat ada yang memegang punggungku, saat ku berbalik

"Kau? Apa sebenarnya mau mu?!" Bentakku kepada orang itu, Harry

"Tidak ada. Aku hanya ingin berkenalan denganmu" balasnya

"aku tidak mau" kataku dan pergi

Aku berhenti karna teriakannya tadi. Lalu dia berlari ke arahku.

"Aku Harry" katanya

"Semua orang tau kau. Aku Hannah, dan aku harus cepat pulang" kataku dan pergi

Tapi, lagi lagi dia menahan tanganku.

"Tungg-Hannah. Ada apa dengan tanganmu? Mengapa berdarah seperti ini?" Tanyanya

Aku segera menyembunyikan tanganku.

"Mmmhh. Itu. Aku. Itu" jawabku terbata-bata

"Kau sedang itu? Karna itu kau harus segera pulang? Kenapa tidak bilang Hannah. Yasudah cepat pulang" katanya

Aku berlari, dan segera pulang.

Pagi ini di sekolah sangat ramai. Aku berusaha mencari tau apa masalahnya. Tapi,

"Hannah!"

Ternyata Harry yang memanggilku. Aku hanya tersenyum kecil, dan mencari tau lagi. Sampai di kamar mandi wanita, betapa tekejutnya aku. Wanita, berlumuran darah dengan luka di perut dan kepalanya. Dia. Oh God. Dia Clover. Aku tidak bisa menahan air mataku. Namun sebuah tangan menarikku ke dalam pelukannya.

"Tenanglah"

"Harry. Dia. Clover. Clover. Harry" tangisku pecah di pelukannya.

"Tenang Hannah."

"Mana bisa aku tenang, Harry! Dia teman ku!" Bentakku

"Aku tau. Aku tau"

Setelah kejadian itu, muncul lah korban-korban lainnya. Tidak hanya satu atau dua. Sampai sekarang, korban sudah menjadi 17 orang. Bahkan, satu hari korban bisa langsung 3.

Aku pulang dengan keadaan campur aduk. Lelah, takut, stres. Sungguh aku tidak menyangka siapa yang melakukan ini semua.

Pintu rumahku di ketuk. Saat ku buka, ternyata itu Harry. Aku tidak tau dia mau melakukan apa, tapi aku senang. Ku pikir, aku memiliki rasa kepadanya. Bagaimana tidak, dia selalu ada untukku semenjak Clover pergi.

"Ngomong-ngomong Harry, mengapa kau datang ke rumahku?" Tanyaku

"Ohhh. Aku hanya ingin bertemu denganmu. Aku telah jatuh hati dengan mu, Hannah" ucap Harry

Dia mendekatiku. Terus mendekatiku. Aku bingung harus melakukan apa. Lalu, tiba-tiba

Cekrek!

"Harry! Apa yang kau lakukaaaannn" teriakku

Dia memborgol tanganku.

"Tidak usah seperti itu Hannah. Aku tau kau yang telah membunuh semua korban di sekolah, termasuk Clover. Benar bukan? Kau tidak perlu berbohong padaku Hannah. Saat aku memintamu berteman saat pulang sekolah itu, aku tau itu bukan darah biasa. Itu darah Clover, saat kau bunuh dia iyakan? Alexa dan Alex. Kau juga bukan yang membunuhnya? Dan korban-" ucapan Harry terpotong

"Ya! Harry! Ya! Semua nya! Semua korban. aku yang membunuh mereka! Puas kau, Hah?! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, saat ibu, ayah dan adikku terbunuh. Dia menusuk benda itu ke perut ibu dan ayahku, dan kepala adikku. Sekarang, bisa lepaskan aku?" Tanyaku

"Maaf sayang. Tapi, tamu yang mencarimu akan segera datang"

Dan masuklah 2 perempuan dan 2 laki-laki dengan pakaian serba putih.

"Petugas rumah sakit jiwa?! Kau gila Harry?!" Teriakku

"Maaf nona. Kau harus ikut kami" ucap salah satu petugas

Lalu mereka ber4 menarikku memasuki mobil.

"Harry! Tolong aku. Harry. Kau bilang, kau menyukai ku Harry"

"Maaf Hannah. Aku memang menyukaimu, bahkan mencintaimu. Tapi, kau yang telah membunuh mereka Hannah. Aku tidak bisa apa. Tapi, aku akan selalu di sampingmu"

"Aku membencimu Harry" kataku dan aku masuk ke dalam mobil.

Aku sudah seperti orang gila di dalam sini. Sudah satu bulan aku di sini. Harry selalu datang setiap hari. Dia membawakanku bunga, coklat, dan lain-lain. Namun, aku tidak pernah menyentuhnya. Aku hanya menatapnya tajam jika dia datang. Bagaimana tidak. Dia yang memasukanku kedalam ruangan ini, menyendiri. Aku menyimpan dendam kepadanya. Jika aku keluar nanti, dia korbanku selanjutnya. Tapi, bagaimana. Di satu sisi, dia lelaki yang dapat meluluhkan hatiku.

psychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang