DEJAVU (JANJI KEKASIH DI LAIN KEHIDUPAN)

12 1 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 03.58 WIB ayam sudah berkokok, weker di kamar Rita sudah berdering,Rita terbangun dari tidurnya dengan menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya, tiba tiba suara ketokan pintu cukup keras di pintu kamar memecah keheningan "Hoy Rit, bangun nyik hari ini kita harus nyari tempat praktik cepetan" teriak Luluk, sahabat karib Rita.

Ya Allah Luk ini jam berapa sih, masih kepagian kita berangkat kesana" Ujar Rita sambil mengucek mata lalu berjalan membuka pintu kamarnya yang mewah.
Rita kembali merapikan tempat tidurnya. "Gue semalam mimpi aneh lagi Luk,gue lihat banyak tempat dan gue lihat banyak pembunuhan, apa gue kudu ke psikiater ya?"ujar Rita. "Lu jangan nakut-nakutin gue dong"Jawab Luluk sambil mendekat ke Rita dengan wajah ketakutan

"Sumpah Luk, gue gak bohong, gue sering mimpi kayak gitu setelah gue pakai kalung liontin safir ini tapi setelah gue lepas gue gak mimpi aneh lagi" jawab Rita. "Lu nemu dimana sih Jangan-jangan itu liontin hiii..."ujar Luluk. "Gue dikasih sama pak Adi penjaga rumah katanya pas kerja bakti nemu di bawah pohon depan kamarku, Udah ah kita kan mahasiswa kedokteran semester akhir, masa masih percaya aja sama tahayul dan hal-hal gak logis gini" Jawab Rita sambil menyiapkan tasnya lalu ke kamar mandi.

"Mama papaku kemarin nelfon katanya 1 bulan lagi baru pulang dari Kebayoran karena ngurusin bisnis mereka yang baru, nggak enaknya jadi anak tunggal pengusaha ya gini sering kesepian, mangkanya lo gue minta nemenin gue"ujar Rita sambil ber make up.
"Gila lo tuh secantik ini masih belum punya pasangan terus rumah sebesar ini cuman elo sama 2  pembantu lo doang, apa gak serem?" tanya Luluk tercengang. "Gue belum pernah nemu cowok yang cocok, semua selalu mengecewakan, trus Ini kan rumah baru,serem gak serem gimana lagi, makanya gue males pulang kalau di kampus, disana gue banyak temen"ujar Rita

"Non sarapannya sudah siap, monggo dahar dulu, mobilnya sudah disiapkan pak Adi"Sahut bik Ana, pembantu Rita.
"Inggih bik tunggu sebentar"Jawab Rita.
"Udah ding makan dulu yuk,gimana si Ilham udah lo telfon kan,soalnya Ilham yang paham daerah sana?"tanya Rita.
"Yaudah dong, mas Ilham mah selalu the best kalau soal bantuin aku hihi"celetuk Luluk.

Setelah sarapan, mereka berpamitan,
"Bik Ana, pak Adi tolong rumah dijaga baik-baik,HP saya selalu aktif, papa mama sebulan lagi baru pulang, doakan praktek kami lancar"Ujar Rita. Lalu Rita mengendarai mobil Avanza Hitam dengan Luluk menuju ke rumah Ilham.
"Luk, gue sebelum tinggal di rumah yang baru itu gue kayak pernah ke rumah itu sebelumnya"Rita berkata pada Luluk yang asik makan camilannya.
"masak sih? Wih terus??"jawab Luluk penasaran. "Ya gue sering aja ke tempat-tempat yang pernah gue lihat di mimpi, apalagi setelah gue pake kalung liontin safir ini gue kayak hidup di mimpi gue entah berapa ratus tahun lalu"jawab Rita.

"Wih berarti elo emang istimewa Rit, trus sekarang rencana lo gimana?"tanya Luluk. "Gue belum tau,Di mimpi gue itu gue sering ketemu sama seorang pria tinggi,tampan, kulitnya sawo matang, dia baik banget bantuin gue di tempat-tempat itu, dia gak ngomong apa-apa,tapi selalu menujuk ke liontin ini sambil tersenyum ke gue" sahut Rita.

"Oya di desa yang kita kunjungi ini pelosok dekat hutan,deket gunung, kemungkinan sulit sinyal dan listrik, lo bisa gak sebulan hidup tanpa HP hahaha
Eh itu si Ilham" tambah Rita sambil mengemudi mobilnya berbelok ke depan kompleks rumah Ilham. "Aku aja yang nyetir guys", Oke jawab Rita
Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan hampir 8 jam sebelum tiba di Desa Tirtamarta di kaki gunung Arjuna itu,mobil mereka harus melewati jalan di dekat jurang bahkan lewat jalan di dalam hutan agar sampai di desa itu. Mereka bertiga sangat kelelahan, saat di hutan hujan lebatpun tiba dan petir menyambar-nyambar, sebuah pohon besar tumbang di depan mobil mereka sehingga menghalangi jalan satu-satunya.

Tentu hal ini membuat mereka bertiga kaget dan panik, Ilham keluar dari mobil dan berusaha mencari bantuan, sementara Rita mencari senter dan payungnya untuk menyusul Ilham. Rita berjalan cukup jauh sendirian,Rita tersesat dan terpleset hampir jatuh ke jurang untunglah saat itu tiba tiba ada seorang pria yang menarik tangannya, Rita sangat ketakutan tak sengaja ia memeluk orang tersebut, Ia sangat berterimakasih Pria itu mengantar Rita ke teman-temannya dan menunjukkan jalan lain ke arah desa, Pria itu cukup aneh, dia tidak banyak bicara,tapi tatapan dan senyumannya sangat familiar bagi Rita padahal mereka belum pernah bertemu sebelumnya.

Di desa Tirtomarto mereka menuju ke rumah sederhana milik Pak Mardi dan ibu Aisyah, pak Mardi adalah kepala desa sekaligus ayah dari pria itu. Pak Mardi dan istrinya sangat baik kepada Rita dan kedua temannya. Pak Mardi menjelaskan kalau pria itu bernama Prasetyo, dia berumur 22 tahun, dia sangat baik tapi memiliki keterbelakangan mental. Sejak kecil Tyo senang menyendiri dan melukis,Tyo juga sering menari untuk acara-acara di desanya tapi dia tidak pernah ingin bersosialisasi dengan sebayanya. Tyo hanya lulusan SMK,semua guru dan temannya sudah faham dengan perilaku Tyo ini sejak masih SD.

Rita,Luluk dan Ilham merasa kasihan. Terlebih Rita, sejak ditolong oleh Prasetyo ,Rita terus memikirkannya, Rita sangat ingin menjadi temannya tapi ia takut justru dibenci oleh Prasetyo. Rita mulai terbiasa dengan kehidupan sederhana di keluarga Prasetyo,Rita berbaur dengan masyarakat sekitar tak jauh dari puskesmas kecil dimana Rita dan Luluk praktik. Rita merasa sangat dekat dengan Prasetyo seperti ada ikatan batin antara keduanya sejak lama.

Pada saat membantu bu Aisyah memasak wanita itu bercerita kalau Prasetyo melukis seorang wanita sangat cantik di kamarnya, Bu Aisyah mengantar Rita ke kamar Prasetyo dan alangkah terkejutnya Rita ternyata wajah wanita itu sangat mirip dengannya. Beliau menceritakan Prasetyo sering memandangi lukisan ini, menciumi bahkan menangisi lukisan ini. Seolah Prasetyo hanya mau berteman dengan lukisan ini. Rita semakin merasa takut, sebenarnya apa yang terjadi adakah hubungan dengan mimpi-mimpi anehnya itu.

Beberapa hari kemudian ada berita kematian tragis bergantian beberapa pria warga di kota kecil tak jauh dari desa Tirtomarto, Masyarakat mengasumsikan itu pembunuhan berantai karena dendam. Polisi masih mencari tau pelakunya. Beberapa warga menuduh warga bahwa Prasetyolah pelakunya karena sudah beberapa hari Prasetyo menghilang. Tentu kedua orangtuanya panik dan tidak percaya,mereka meminta bantuan kepada kerabatnya dan orang pintar di desa Sekarpuro. Luluk, Ilham dan Rita juga ikut mencari Prasetyo.

Nyai Sari menatap Rita dan kalung yang dipakainya, Ia menanyakan apakah Rita ritual dengannya untuk memecahkan masalah ini, Rita mengiyakan, menurut nyai Sari paranormal yang terkenal sangat sakti di desa itu, Prasetyo memiliki hubungan kuat dengan Rita, Prasetyo diganggu oleh roh jahat, roh ini menggunakan raga Prasetyo untuk membunuh. Beliau berkata, Prasetyo dulunya adalah pejabat pribumi bernama Surya di jaman Belanda yang difitnah memuja setan,dia mempunyai seorang istri yang sedang hamil besar. Surya memiliki sebuah kalung safir biru dan diberikan pada istrinya sebelum kematiannya karena dihakimi oleh masa.
Surya berjanji kepada istrinya untuk membalas dendam kepada keturunan musuh-musuhnya dan kembali bersatu dengan Astari di kehidupan selanjutnya, Surya memberikan kalung itu untuk melindungi jiwa Astari istrinya, dan dengan kalung itu pulalah roh jahat itu bisa dihentikan mengganggu Prasetyo

Seakan tidak percaya dengan cerita paranormal itu rupanya kalung Safir itu adalah yang dipakai oleh Rita, Rita adalah reinkarnasi dari Astari istri pejabat yang bernama Surya itu. Rita lalu berlari dalam kondisi hujan sambil berlinangan airmata mencari Prasetyo.
Rita berlari cukup jauh dan dikejar oleh kedua orangtua Prasetyo, nyai Sari, Luluk dan Ilham.

Rita menemukan Prasetyo di gubuk tua di kaki gunung, Prasetyo pingsan,sudah hampir tewas, Rita menangis terisak-isak,memeluknya sambil berkata: "Mulai hari ini dengan kekuatan cinta kita yang luar biasa dari kehidupan lalu, Tuhan mengusir roh jahat dalam dirimu selamanya" setelah membuang kalung itu, Prasetyo tersadar dia memeluk Rita, Prasetyo bisa bicara seperti orang normal, Prasetyo mengatakan kalau ia sangat mencintai Rita dan akhirnya Prasetyo dan Rita menikah dan hidup bahagia selamanya.

TAMAT.

DEJAVU (JANJI KEKASIH DI LAIN KEHIDUPAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang