Part 1 - Introduction

55 8 2
                                    

"Jangan pernah menangis karena dalam tubuhmu mengalir darah Kim. Menangis hanya untuk orang yang lemah, ingat itu Seolhyunie"

Namun...gadis itu baru saja menangis sekencang dan sekuat tenaga hingga dia lemas terisak di samping gundukan tanah basah pemakaman kedua orang tuanya.

Gadis kecil berusia 8 tahun yang selalu tertawa ditengah-tengah cinta kedua orang tuanya. Dia baru saja kehilangan dunianya untuk selamanya.

"tep"

"Tenanglah sayang, kau tak akan sendirian"

Gadis itu berpaling dan menatap pada wajah seorang ahjusi yang memang sudah lama dikenalnya. Kim Jongmyun, rekan sekaligus sahabat kedua orang tuanya.

"Paman akan merawatmu seperti putri paman sendiri, jadi...jangan bersedih" tambah ahjussi Kim sambil mengusap lembut air mata yang mengalir dari mata bulat milik gadis kecil itu, Kim Seolhyun.

"N...nde hiks" jawab Seolhyun perlahan masih terisak. Kedua tangannya memeluk erat bonek kelinci yang memang adalah boneka kesayangannya yang tak pernah lepas dari jangkauannya.

"Tuan Kim"

"Hem, Seolhyunie paman pergi sebentar ne" ucap tuan Kim yang segera beranjak mengikuti langkah seorang pria berkaca mata hitam yang sebelumnya memanggilnya.

"Hei...jangan menangis, apa kau gadis yang cengeng?"

Itu adalah Kim Jongin namun dia selalu saja bersikeras untuk dipanggil Kai. Namja kecil setahun lebih tua dari Seolhyun, putra tuan Kim.

Seolhyun tak menggubris. Gadis itu masih saja terisak sambil tetap memeluk boneka kelincinya.

"Apa kau sangat sedih?"

Seolhyun mengangguk. Tentu saja. Dia baru saja kehilangan semuanya, kedua orang tuanya dan juga segalanya. Dia sekarang tak punya siapa-siapa lagi.

"Ommaku dulu selalu melakukannya saat aku merasa sedih dan menangis sampai aku berhenti menangis dan merasa lega" tutur Kai yang perlahan mendapatkan perhatian dari Seolhyun. Gadis itu menatap Kai, masih sesenggukan.

"Apa kau akan tak sedih lagi kalau aku melakukannya untukmu?" lanjut namja itu sebelum dia mendekatkan wajahnya pada Seolhyun.

"Cup"

Namja itu mengecup mata Seolhyun seperti yang selalu dilakukan oleh ommanya dulu saat dirinya sedang menangis. Berharap air mata itu segera berhenti mengalir.

***
"Apa kau siap?"

"Tentu saja" jawab gadis dengan wajah cantiknya yang tegas.

"Aku tahu" jawab namja yang barusan bertanya padanya. Sebuah senyum terukir manis di wajah namja itu. Tatapan matanya pada gadis di depannya itu benar-benar terlihat sangat dalam.

"Aku pasti akan membuatmu berhenti melakukan hal ini kalau aku sudah mendapatkan hak ku dengan penuh" ucap namja itu. Ada nada penyelasan dari suaranya.

"Tak apa"

"Tunggulah sebentar lagi ne Seolhyunie"

Kini namja itu, Kim Jongin mengecup mata Seolhyun, hal yang selalu dia lakukan sebelum mereka melakukan tugas.

"Kita mulai"

Dan tak lama setelah itu terdengar suara jeritan sebelum lenyap di bungkam oleh suara tembakan.

***
Pesta telah di mulai sejak beberapa menit yang lalu. Terlihat wajah-wajah yang tak asing yang bisa kalian lihat disiaran berita TV maupun spanduk-spanduk yang ada di sepanjang jalanan kita Busan.

BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang