1.Namanya BULAN

24 2 0
                                    


aku termenung di balkon kamarku sambil sesekali menyeruput secangkir kopi yang kubuat tadi sebelum mendudukkan bokong-ku disini

malam ini datang lagi, dan aku membenci hal ini, ingin rasanya aku meminta pada tuhan untuk membawaku melompati malam ini, agar aku tak menjejakkan kaki-ku di malam penuh kenangan ini, ya kenangan

kenangan pahit yang membuatku membenci malam ini

ah tuhan, lagi lagi aku mengingat-nya, mengingat sosok dia, sosok yang membuat kenangan pahit di malam ini setahun yang lalu, sosok yang membuatku membenci malam ini hingga saat ini.

Baiklah, aku akan menceritakan sosok-nya pada kalian malam ini, sosok yang membuat-ku membenci malam ini, malam pahit ini.

baiklah kita mulai ya.

Namanya BULAN

wajah-nya cantik, ia selalu bersinar bak bulan purnama, keceriaan selalu menghiasi hari-hari-nya

ia suka malam, ia akan memanjakan diri-nya hanya pada malam hari, ia akan mencurahkan isi hati-nya hanya pada malam hari, dan ia membuat-ku membenci malam disaat malam hari.

Tidak, dia bukan pacarku, tapi dia kekasih-ku Dulu. ingat ya, Dulu.

Kita dipertemukan saat malam hari, dan dengan berjalan mulus-nya kita juga dipisahkan kala malam hari

oh, kini mengingatnya membuatku semakin membenci malam.

baiklah, kita lanjut ya.

Tak hanya hati dan parasnya yang selalu bersinar bak bulan purnama, ia juga memiliki otak yang selalu bersinar bagaikan bulan malam 14

memang persis seperti namanya, dilihat dari sisi manapun ia selalu terlihat bersinar.

Namun, malam itu langit seolah menyembunyikan bulan-nya, ia tak lagi bersinar, ia tak lagi memancarkan inner beauty-nya yang selalu membuat orang tersenyum itu

oh, bulan.

aku ingin marah pada langit yang menyembunyikan bulan-ku, tapi apa daya, nyatanya langit tak menyembunyikan bulan-ku, tetapi tuhan yang menjemput bulan-ku, aku bisa apa jika tuhan sudah turun tangan?, pasrah.

tepat satu setengah tahun yang lalu aku berjalan menyusuri jalanan komplek rumah-ku, niat-nya aku ingin membeli nasi goreng malam itu namun di tengah perjalanan aku melihat seorang gadis tengah tersungkur bersama motor matic di sebelah-nya

sontak aku langsung berlari menghampiri-nya dan membantu-nya

niat-ku membeli nasi goreng kuurungkan, aku harus menolong gadis ini

aku mendirikan motor yang menindih sebelah kaki-nya itu, ia terlihat memejamkan sebelah mata-nya menahan rasa sakit yang ia rasakan

"lo sendirian?" tanyaku pada-nya, ia hanya menganggukkan kepala-nya lemas, namun ia terlihat berusaha tersenyum padaku

"rumah lo dimana?" tanyaku lagi

"di blok c" jawab-nya sambil masih tetap memberikan senyum padaku

yatuhan, saat ini aku berada di blok P, cukup jauh untuk menuju blok C, apa yang habis gadis ini lakukan malam malam begini di tempat yang jauh dari rumah-nya itu.

"gue anterin lo balik ya" ujarku pada-nya, lagi lagi ia hanya menganggukkan kepala-nya

aku mencoba menyalakan motor matic milik-nya, tidak mungkin kan aku membawanya pulang dengan berjalan kaki? secara aku tak membawa kendaraan saat ini

akhir-nya motor matic milik gadis itu menyala, aku menstandarkan motor itu dengan standar dua, sehingga bisa aku tinggal

aku membantu gadis itu untuk menaiki motor-nya itu, setelah dirasa aman aku segera menaiki motor-nya dan melajukan-nya menuju blok C lokasi dimana terdapat rumah gadis ini

"yang warna biru itu ya" ucap-nya padaku, aku menganggukkan kepala-nya, beberapa detik kemudian aku menghentikan motor-nya tepat didepan rumah minimalis yang didominasi cat berwarna biru langit

aku menstandarkan motor-nya lalu membantu gadis itu turun dari motor-nya, aku membopoh gadis itu memasuki rumah milik-nya

"assalamualaikum maahh" ucap gadis itu dengan nada tinggi

tak lama muncul-lah seorang wanita cantik dengan usia yang kuperkirakan baru memasuki kepala tiga, terlihat dari wajah-nya yang masih terlihat muda, sepertinya ini mamah gadis yang sedang ku bopoh

"yaallah kamu kenapa sayang" tanya wanita itu panik melihat kondisi putri-nya yang ku bopoh

"jatoh dari motor hehe" jawab gadis itu diiringi kekehan

mata wanita itu kini menatapku bingung, "lah ini siapa?" tanya-nya kemudian

"dia yang nolongin aku mah, tadi kaki aku ke gencet motor" jelas gadis itu

"yaallah makasih banyak nak, ayuk ayuk masuk dulu" ucap wanita tersebut mengajakku masuk ke dalam rumah-nya

akupun masuk bersama gadis yang ku bopoh ini kedalam rumah berwarna biru itu

"sini duduk disini, tante ambil minyak dulu ya, buat obatin luka-nya" ujar wanita tersebut, aku hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala-ku mengiyakan

aku mendudukkan gadis itu di sofa, ia lalu menatapku sambil tersenyum, aku hanya menaikkan sebelah alisku melihat-nya

"makasih ya" ucap-nya kemudian

"sama sama, lain kali kendarai motor-nya hati hati ya" ucapku padanya, ia hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

aku mulai heran dengan gadis itu, bisa bisa-nya disaat musibah menimpanya ia masih tetap tersenyum, sungguh menakjubkan.

"rumah kamu dimana nak?" tanya wanita tadi yang sepertinya datang dari arah dapur sambil membawa mangkuk berisikan minyak ditangan-nya

"blok P tante" jawabku sopan

"yaallah jauh banget, kamu ngapain sampai kesana sana sih sayang? pasti ke taman ya?" ujar wanita tersebut, kini aku yakin bahwa wanita itu adalah mamah gadis ini

"hehehe mamah tau aja" jawab gadis itu dengan kekehan

"kebiasaan banget kamu itu" cibir wanita itu

"tante, saya izin pulang ya, takut orang rumah nyariin" pamit-ku pada wanita itu, kurasa tugas-ku sudah selesai makanya aku memutuskan untuk pulang kerumah

"ah iyaiya, kamu pulang naik apa?" tanya-nya

aku berfikir sebentar, bagaimana aku harus pulang dengan jarak yang jauh ini dan aku tidak membawa kendaraan, seperti-nya tak ada pilihan lain selain berjalan kaki, tak apalah olahraga malam.

"jalan kaki tante" jawabku

"yaallah jauh nak, kamu pakai motor anak tante itu aja ya, udah malem pula" ujar wanita itu

"gakperlu tante, gakpapa"

"hush, kamu udah nolongin anak tante, kamu bawa aja motor anak tante itu, besok biar suami tante yang ambil kerumah kamu ya, tante bisa kan minta alamat lengkap kamu?" ujar wanita itu panjang lebar

"yaudah tante kalo tante maksa, besok biar aku balikin motor-nya ya" usulku kemudian

"yasudah urusan gampang itu, kunci motor-nya masih di kamu kan? langsung aja ya kamu bawa"

"iya tante, yaudah kalo gitu aku pinjem motornya dulu ya tante, aku pamit, assalamualaikum" ucapku berpamitan dengan-nya aku bergerak mencium tangan kanan-nya

"iya, hati hati dijalan ya" ucap wanita itu

aku beralih menatap gadis yang tadi aku tolong itu "gue pamit ya, bay" ucapku pada-nya, lalu aku langsung berjalan keluar rumah itu

"Tunggu!" panggil seseorang membuatku berhenti dan membalikkan badanku, aku melihat gadis itu tengah terduduk sembari memandangku

"ada apa?" tanyaku

"nama kamu siapa?" tanya-nya

aku tersenyum lalu menjawab, "Bintang, lo siapa?"

"Nama gue Bulan"

BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang