2. Ingatan tentangnya

13 2 0
                                    

Paginya

Aku tengah menyantap sandwich buatan-ku sendiri, lalu aku meneguk susu-ku perlahan dan tiba tiba saja bayangan wajah gadis yang semalam-ku tolong melintas di bayanganku.

Bukan, bukan aku tak ikhlas menolongnya semalam hanya saja aku teringat sesuatu akan dirinya. Ah iya! Motornya, aku harus segera mengembalikan motor miliknya, tapi bagaimana caranya?. Sedangkan aku juga membawa motor untuk menuju ke sekolah-ku, tak mungkin juga kan aku membawa dua motor sekaligus? Sangat mustahil.

Kufikirkan sekali lagi, gadis itu pasti membutuhkan motornya sekarang untuk berangkat sekolah, namun aku teringat Kakinya kan sedang sakit tidak mungkin ia masuk sekolah hari ini, kalaupun masuk pasti ia tak menggunakan motornya.

Tiba tiba sebuah ide melintas di otak-ku, bagaimana jika aku pergi ke sekolah menggunakan mobil-ku, lalu aku menjemput gadis itu dan mengantarkan-nya ke sekolah? Anggap saja ganti dari motornya yang tak bisa aku kembalikan pagi ini.

Keputusanku bulat.

Aku segera meletakkan gelas susuitu. dan beranjak menuju kamar-ku untuk mengambil kunci mobil, setelah aku segera berlari ke garasi mengeluarkan mobil dan melaju menuju rumah gadis yang kuketahui bernama bulan itu.

Nama yang bagus, fikirku.

Ah iya, aku belum mengenalkan diriku pada kalian ya?.

Perkenalkan, namaku Bintang, Bintang Fahreza, tak perlu aku sebut usia kan? Yang pasti saat ini aku duduk di bangku SMA kelas dua, aku bersekolah di SMA harapan bangsa bandung, kompetensi yang ku ambil adalah IPA, aku bukanlah most wanted sekolah seperti tokoh tokoh dalam kebanyakan cerita fiksi, aku hanyalah pelajar biasa yang mendapat nilai 80 aku sujud syukur, tak ada yang special dari kehidupan-ku, tidak rapih tidak juga berantakan, intinya tak ada yang special dari diriku.

Rasanya aku bercerita sangat panjang ya? Tak terasa kini aku telah tiba di depan rumah berwarna biru yang semalam ku kunjungi bersama gadis yang ku bopoh.

"Permisii" ujarku seraya kepala-ku melongok ke dalam rumah tersebut

Tak lama tampaklah seorang wanita dewasa yang semalam ku temui juga, yang menurut pengetahuanku ia adalah mamah dari bulan

"Iyy- eh kamuuu" ujarnya terkejut

"Iya tante" ucapku gugup tanpa sadar tanganku bergerak menggaruk tengkuk-ku

Lalu detik berikutnya aku menyalami tangan wanita tersebut.

"Hhmm gini tante, saya kan-"

"Ayo duduk dulu duduk dulu" ujarnya memotong pembicaraan-ku sembari melangkah menuju tempat duduk yang tersedia di teras rumah itu

Akupun ikut mengekorinya duduk di tempat duduk tersebut

"Jadi, kenapa?" tanya-nya saat bokongku baru saja mendarat

"Hmm, anu tante saya belum bisa kembalikan motor-nya pagi ini karna saya juga sekolah bawa motor, saya kesini mau minta maaf, karna saya takut bulan butuh motor itu untuk berangkat sekolah, jadi sekarang sebagai ganti-nya saya bawa mobil dan kalau bulan mau saya bakal anterin bulan ke sekolah-nya tante" jelasku panjang lebar

Kulihat wanita yang kupanggil tante itu menarik kedua sudut bibir-nya tersenyum.

"Hahaha" dia tertawa, saat itu aku menahan otakku untuk mengira kalau dia gila

"Gak papa nak, tante percaya sama kamu, kamu ga akan bawa motor itu kabur, kebetulan hari ini bulan berangkat sama ayah-nya, terimakasih atas kebaikanmu nak" ujarnya sembari menepuk nepuk pundak-ku, membuatku tersenyum mendengarnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BULANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang