"SIAPA YANG PUNYA IDE INI?! BANGKE!"
Satya melirik Devis, Putra, lalu Roy. Mereka berempat langsung saling meringis.
"Mampus kita."
"Lo yang mampus, Sat."
Satya mendelik. "Kalian iya-iyain aja juga."
"Tapi itu ide lo," kata Putra sambil mengintip keluar lewat lubang pintu ruangan tempat mereka bersembunyi dari amukan Gama. "Gue belum pernah kawin, anjir."
"Siapa yang bikin jarkoman? Lu kan, nyet. Alay sumpah!"
"Lo yang nyuruh!"
Roy menjentikkan jarinya. Menyuruh kedua temannya itu diam. "Kalau kalian berdebat terus, kita bakal jadi mayat sebentar lagi."
Terdengar suara gebrakan keras di luar. Sepertinya Gama baru saja menggebrak meja. Membuat lagi-lagi keempat orang di ruangan itu menahan napas. Gama jarang marah dan sekalinya marah, cowok itu lebih menyeramkan daripada Valakabell (Valak & Annabelle).
"Gue takut," bisik Devis lirih. "Kalau gue mati hari ini gimana? Gue belum ngehapus folder di laptop gue. Kalau adek gue lihat gimana?" Dia mulai menangis.
"Bangke lo, Vis. Malah mikirin koleksi video ah uh ah," ucap Satya setelah menjitak jidat salah satu temannya itu.
Roy menjentikkan jarinya lagi. Sekarang, ditambah dengan tatapan tajam, dia menyuruh teman-temannya tutup mulut. "Gue kan udah bilang, diem ga--"
BRAK!
"--es."
Keempat orang di ruangan itu langsung mangap lebar dengan mata melotot. Seakan-akan mereka baru saja bertemu dengan malaikat maut. Karena di sana, berdiri di depan pintu yang ditendang hingga terbuka, Gama, dengan wajah garang dan tangan terkepal.
"SIALAN KALIAN!" teriak Gama. "Kalian udah bosen hidup?!"
Oke. Ini tidak bagus.
***
Halo! Salam kenal! Selamat menikmati. Ini cerita yang kubuat. Gara-gara lagi ngefans sama Grey 😂😂
Tengkyuu 💕💕💕
02.12.17
Jakarta
KAMU SEDANG MEMBACA
Oprec: Gama's Girlfriend
Teen FictionGama punya teman-teman yang sedikit kurang waras. Eh, bukan. Lebih tepatnya enggak waras! Bagaimana mungkin teman-temannya itu dengan tanpa izinnya mengadakan Open Recruitment buat jadi pacarnya? Emangnya dia sebuah organisasi apa?!