Jum'at, 01 Desember 2017. Sudah kubulatkan tekadku untuk melakukannya. Ya, rasa yang sudah kupendam lebih dari dua tahun ini akan segera terungkap. Rasa yang tak pernah seorangpun ketahui, selain diriku dan Tuhanku tentunya.
Hari ini, Aku sengaja berangkat lebih pagi dari biasanya. Walaupun sebelumnya aku sudah terbiasa datang pagi. Keadaan sekolah masih sepi, ah tidak akan lebih tepat jika aku bilang memang sangat sepi. Bagaimana tidak kalau aku sudah sampai sejak jam 06.00 tadi? Pak Amir saja baru hendak membuka gerbang.
Ya, bisa kalian bayangkan bagaimana keadaannya. Oh iya, berikan aku kesempatan untuk berkenalan. Agar kalian tidak mengira kalau aku pengecut, yang tidak berani mengungkap identitas. Namaku Renata Putri Amanda, teman-temanku memanggilku Rena dan umurku 17 tahun.
Kalian harus tau, kalau aku adalah seorang yang biasa saja atau mungkin sangat biasa. Tidak menonjol dibidang akademik ataupun non akademik. Cantik? Tentu tidak, wajahku ini menurutku pas-pasan. Ya, walaupun Mama dan Papa selalu bilang aku itu cantik. Tentu saja aku kurang percaya, ya kau tahu orang tua mana yang mengatakan anaknya jelek?
Sudahlah tak perlu dibahas lagi. Jadi, kesimpulannya adalah aku hanyalah seorang nerd. Tapi tenang, meskipun aku tidak memiliki bentuk tubuh bak gitar spanyol layaknya para most wanted girl. Aku tidak berkacamata dan rambutku tidak dikepang dua. Jadi jangan terlalu berlebihan membayangkan diriku.
Ah, baiklah kita kembali ke topik permasalahan. Tak terasa sekarang sudah jam 06.30 dan itu berarti sebentar lagi dia akan datang. Ya, dia orang yang kusukai selama lebih dari dua tahun ini. Baiklah, maaf jika aku belum memberi tahu kalian siapa dia sebelumnya. Ya, aku sadar dari tadi aku hanya membuang waktu kalian.
Oke, mari kita mulai. Namanya M.Firly Ramadhan, nama yang sangat islami bukan? Ah, tapi kelakuannya tak seislami namanya. Alih-alih menjadi ketua Rohis , dia malah menjadi kapten futsal. Sebenernya itu bukanlah masalah, hanya diriku saja yang berharap lebih padanya. Walaupun begitu, aku tetap menyukainya.
Selain kapten futsal, dia juga berada di kelas yang sama denganku -IPA1- selama tiga tahun berturut-turut. Mungkin, ini yang dinamakan jodoh. Hahaha, tolong benarkan saja agar aku dapat berbahagia sedikit. Meskipun, kami selalu satu kelas bukan berarti aku dan dia adalah teman akrab. Akrab? Buru-buru akrab, sekalinya nanya cuma tentang pelajaran. Kalau nyapa paling cuma saling lempar senyum. Tidak lebih ataupun kurang.
Tapi jangan salah, aku tahu semua tentang dia. Ya, anggaplah diriku ini stalker. Tak apa, aku akui kalau aku memang sering menguntit. Namun hanya padanya saja. Apa yang ingin kalian ketahui tentangnya? Tanyakan saja padaku, asalkan kalian tidak bertanya hal-hal yang nyeleneh tentangnya.
I|||I
Sekarang disinilah aku, di depan lokernya. Sekarang sudah jam 06.35, itu berarti dia akan segera datang. Ah itu dia, hari ini dia seperti biasanya. Ya, tetap mempesona dan menawan. Tapi sepertinya dia sedikit ah tidak maksudku tambah keren dengan jaket kulitnya dan headphone yang menempel di kedua telinganya.
Tunggu, kenapa aku gugup sekali sekarang, padahal tadinya biasa saja? Kenapa aku sekarang lebih mirip orang ketakutan dengan semua keringat dingin yang bercucuran, badan yang gemetar dan jantungku yang berdegup diluar batas normal?
Sial, aku mengumpat dalam hati. Karena tidak mungkin aku tiba-tiba mengumpat di depannya. Tentu ini akan menambah kesan aneh, jika aku benar-benar melakukannya. Dia berjalan santai, tapi kenapa aku merasa dia sedang berlari? Rasanya cepat sekali dia melangkah. Sekarang dia sudah berada lima langkah didepanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confession Day
Short Story[1/1] End. "Aku jatuh cinta padamu. Kenapa kata-kata itu sangat sulit? Aku tetap ragu untuk mengatakannya lagi dan lagi. Kenapa ini sangat sulit walau hanya untuk menulis surat yang sederhana? Aku tetap menulis dan menyobeknya lagi dan lagi. Kamu mu...