l i m a

76 10 0
                                    

Author POV

Cowok dengan perawakan tinggi terlihat memasuki sebuah cafe yang jaraknya lumayan jauh dari area sekolah.

Dapat dilihat dari pintu masuk, seseorang melambaikan tangan ke arahnya.

Guanlin berjalan mendekati meja yang sudah di pesan temannya itu.

"Udah lama? Sorry ya, tadi macet."

"Santai elah, gua juga baru nyampe 10 menit yang lalu," ujarnya sambil terkekeh kecil.

"Jadi, lo mau ngomong apa nih?" Tanya guanlin to the point.

"Keyra nginep di rumah lo, Lin?"

Yang ditanya hanya menganggukan kepalanya.

"Sejak?"

"10 hari yang lalu. Kenapa, Niel?"

"Oh nggak. Kemarin gua hangout berdua sama dia. Terus cerita-cerita deh."

Guanlin menatap orang di depannya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kenapa, Lin?"

"E-eh enggak. Sebenarnya lo nyuruh gue kesini cuma mau ngomong itu doang?"

"Cuma mau konfirmasi ke lo aja sih. Sorry ya, gua udah ganggu waktu lo."

"Yaelah gue kirain ada apaan. Yaudah gue cabut sekarang nih."

"Oke bro, sekali lagi sorry dan makasih udah dateng."

Guanlin tidak menjawab dengan kata-kata, ia hanya mengacungkan jempolnya. Kemudian bergegas meninggalkan cafe yang sudah ramai pengunjungnya.















































"Sebenarnya banyak yang pingin gua omongin ke lo, Lin. Tapi ini bukan waktunya," gumam Daniel yang masih terdiam di tempatnya.

****

Langkahnya gontai saat menyusuri koridor. Sekolah sudah sepi sejak satu jam yang lalu. Keyra sedang membawa setumpukan buku latihan teman sekelasnya.

"Yaelah perpus mana sih," gumamnya kesal.

Keyra terus berjalan sampai matanya tertuju pada seseorang yang sedang duduk di pojokan kantin.

Disana ada kakak kelasnya yang notabenenya mantan ketua cheers.

"Loh itu kak Irene ngobrol sama siapa? Dari belakang kok mirip kak Jisung ya? Tau lah bodoamat, yang penting gue bisa cepet-cepet pulang," gumamnya yang masih berdiri di pintu kantin.

*****

"Lo ngapain sih nyuruh gue kesini?"

"Soal tawaran gue yang kemaren gimana nih? Jadi ngebantuin gue gak?"

"Tapi kalo gagal gimana?"

Gadis itu berdecak kesal seraya merapihkan poninya yang tertiup angin.

"Masalahnya ****** punya banyak mata-mata. Lo juga tau sendiri kan," lanjutnya.

"Pelan-pelan aja Rin, lo nggak sendiri kok. Udah ya gue balik, gue anggep lo nge-iyain tawaran gue."


































"Tunggu sebentar lagi, lo bakal ngerasain apa yang dulu pernah gue rasain," ucapnya dengan seringai menyeramkan di wajah tegasnya.

*****

GuanlinPOV.

"Lin?"

"Paan?"

"Besok ikut gue yuk ke rumah."

"Ngapain? Udah bosen disini?"

"Oh lo ngusir gue secara nggak langsung nih?"

"Kagak elah. Terus mau ngapain?"

"Main aja. Lotte kuy?"

"Bayarin gak nih?"

"Lo yang bayarin lah."

"Semoga dompet gua masih tebel." - Guanlin

"Ya deh biar lo seneng. Eh btw tadi ketemu Daniel."

"Ketemu sama dia dimana Lin?"

"Kepo lo ah."

"Tadi ngapa lu ngomong tiang."

"Kan cuma mau kasih tau. Nggak penting juga lagian sih.

"Terus dia ngomongin apa aja sama lo?"

Kalo nanyain mantan aja semangat =_=

"Udah gua bilang nggak penting."

"Yaudah terserah."

"Kita masih bertiga kan? Maksud gua kita masih sahabatan kayak dulu gitu."

Please Ra, jangan tutupin apapun dari gue.

"Eh kok malah bengong. Berasa ngomong sama tembok nih gua."

"Y-ya iya kita masih sahabatan kok. Btw gua ke kamar duluan ya, besok jangan lupa. Bye."

Gua buru-buru matiin televisi, abis itu langsung masuk ke kamar.























"Nggak apa-apa kalo sekarang lo belum bisa jujur sama gua." - Guanlin.

"Semoga Guanlin gak tau gue pernah ada hubungan lebih dari 'sahabat' sama Daniel." - Keyra.















































I'm back😂
Btw, sebentar lagi 2018 yeay~
Semoga bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari tahun sebelumnya:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

nginep » guanlin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang