Raindrop (Drabble)

3.1K 368 46
                                    


"Hujannya lebat, Kau kedinginan?"

"Tidak. Aku biasa kedinginan." Perempuan itu menatap hampa langit yang terus memutahkan air. Semakin lama semakin deras. Udarapun kian terasa menusuk kulit. Ia yakin bila sekarang kulit kakinya sudah kisut karena dinginnya udara, bisa ia rasakan rasa lembab dan kurang nyaman pada jemari kakinya.

"Mau minum kopi untuk menghangatkan badan?"

"Tidak. Terima kasih."

"Ku rasa hujan tidak akan berhenti dalam waktu dekat ini. Lihatlah! Air mulai menggenangi permukaan jalan dan naik ke trotoar."

"Aku melihatnya."

"Kau bisa mati kedinginan. Lihat bajumu! Basah kuyup seperti itu! Jangan keras kepala! Mari kita berteduh ditempat yang lebih layak!!"

Menundukkan wajah untuk menatap air yang mulai naik membasahi lantai halte, mencumbu sepatu karet murahan yang ia kenakan. "Aku baik-baik saja."

"Jangan keras kepala! Bus yang kau tunggu baru akan datang 30 menit lagi!"

"Tidak apa-apa. Aku akan baik-baik saja." Ucapnya dengan perasaan ngilu. Sejujurnya ia ingin badannya terasa sedikit hangat. Ia benci udara dingin dan lembab. Sama sekali tidak menyukai udara ketika hujan turun. Tetapi apa boleh buat, duduk minum kopi satu meja dengan pria muda itu sama saja cari perkara. Ia tidak akan berani. Tidak akan!!

"Hei Kim Jaejoong! Apa kau sedang menguji kesabaranku sekarang?"

"Tidak. Aku tidak akan berani melakukannya."

"Kau sudah melakukannya! Oh astaga! Tuhan, kenapa KAU memberikan perempuan cantik ini sifat keras kepala?"

Perempuan berkulit pucat itu mengeratkan jaket lusuhnya yang sudah basah kuyup. Berharap hujan segera berhenti agar ia bisa pulang ke rumah dan bergelung dibawah selimut. "Taksi atau bus segeralah datang!" gumamnya.

"Daripada menunggu taksi atau bus kenapa tidak naik mobilku saja?"

"Tidak. Terima kasih. Aku bisa mabuk kalau naik mobilmu."

"Alasanmu tidak masuk akal. Kalau kau mabuk naik mobilku kau juga pasti akan mabuk kalau naik bus dan taksi. Sudahlah! Jangan keras kepala seperti itu!"

Jaejoong, perempuan itu melirik mobil sport mewah berwarna hitam yang dalam bayangannya saja dirinya tidak akan sanggup membeli sebuah mur pada mobil itu apalagi harus menaikinya. Jaejoong tidak akan sanggup menerima akibat jika ia sampai berani menaiki mobil yang sengaja diparkir di dekat halte itu. "Kau adalah mura. Bertemulah mura dengan tedung!! Jangan ganggu ulat kecil sepertiku!"

"Haah? Kau ini bicara apa?" Mura? Tedung? Siapa mereka? Apa mereka artis?"

"Jung Yunho sshi! Mohon mulai sekarang jika kita bertemu dimanapun itu pura-puralah tidak mengenalku! Jangan pernah menyapaku! Jangan pernah!"

Yunho mendadak terdiam. "Kenapa? Apakah karena ucapan Ahra tadi? Kau tersinggung?"

"Tidak. Pada kenyataannya aku memang hanya anak seorang pembantu. Aku tidak akan tersinggung karena pekerjaan ibuku. Yang penting ibuku tidak mencuri." Jaejoong menundukkan wajahnya.

"Aku mencintaimu. Kau tahu itu."

"Tanpa bantuan orang tua Ahra aku tidak akan bisa kuliah."

"Ahra mengancammu?"

"Tidak."

"Lalu kenapa?"

"Mari renungkan ini! Kau adalah seorang pangeran sedangkan aku hanyalah seorang paria. Bagaimana bisa bersama?"

"Aku tahu pasti Ahra bicara macam-macam padamu. Aku akan menemuia dan memarahinya!" Yunho melepaskan mantel berwarna gelap yang ia kenakan untuk disampirkan pada bahu Jaejoong sebelum berlari menembus guyuran hujan dan masuk ke dalam mobil mewahnya.

Jaejoong hanya bisa menatap kepergia pemuda itu tanpa bisa mencegah dan berkata-kata. Ia tahu tempatnya. Tempatnya bukan bersama Yunho. Itu sudah jelas. Sejelas air mata yang membasahi wajah cantiknya yang pucat.

<3

<3

<3

Tuesday, December 05, 2017

9:05:09 AM

NaraYuuki

01CDz

Raindrop ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang