Sharla Kalunarisa (So Eun) terobsesi untuk mendekati kakak dari sahabatnya yang memiliki rentang usia 10 tahun lebih tua darinya. Andreas Kim, namanya.
Berbagai upaya Sharla lakukan untuk bisa mendapatkan Andreas, sayang seribu sayang, semakin kuat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiga bulan berlalu sejak hari itu, sikap Sharla memang agak berubah. Dia tidak lagi menemui Andres atau mengejarnya seperti yang selama ini dia lakukan. selain karena masih sakit hati karena ucapan pria itu tempo hari, Sharla juga memang sedang disibukkan oleh masa orientasi mahasiswa dan kini dia sudah resmi menjadi mahasiswa perguruan tinggi jurusan pendidikan bahasa Inggris. Ini adalah bulan ketiganya menyandang status sebagai mahasiswa.
Sharla masih satu kampus dengan Elina namun jurusan mereka berbeda. Elina lebih memilih jurusan sastra Jepang, yang menurut Sharla entah apa menariknya. Malah pusing yang ada, tapi itu menurut Sharla ya. Kalau Elina sih suka-suka saja, justru dia malah senang karena bisa belajar budaya dan bahasa baru.
Jika ditanya kenapa tidak sastra Korea atau sastra Indonesia? Maka jawabannya adalah karena Elina sudah mengenal budaya kedua negara tersebut. dia hidup dan dibesarkan di antara dua budaya tersebut. meski memang masih banyak yang bisa digali dari kebudayaan Korea dan Indonesia, tapi tetap saja minat Elina lebih condong untuk mempelajari sastra Jepang.
Banyak perubahan yang terjadi pada kedua sahabat itu, Sharla yang semula ogah-ogahan belajar kini justru lebih fokus dan semakin semangat menimba ilmu. Mungkin itu juga salah satu bentuk pelariannya dari bayang-bayang tentang Andres. Begitu pun dengan Elina, jika dulu yang ada di kepalanya hanya buku-buku dan Sehun, kini gadis itu mulai mengenal asmara yang nyata.
Diam-diam Elina menyimpan perasaan pada salah satu kakak tingkatnya. Namanya adalah Deon, anak sastra Inggris yang kebetulan tergabung dalam UKM yang sama dengan Elina. Gadis itu mulai memperhatikan Deon karena memang laki-laki itu mudah memikat perhatian banyak orang. Dia tampan, cerdas, memiliki kemampuan public speaking yang mumpuni. Sangat mudah baginya menebar pesona pada para gadis, dan Elina salah satu korban pesonanya.
Saat ini Elina sedang cengengesan sendiri di taman belakang rumahnya sambil membalas chat Deon. Ini adalah progres yang menjanjikan, bisa bertukar kontak dan terlibat percakapan dengan crush adalah impian semua orang, bukan begitu?
"Aduh ... kayaknya ada yang lagi kasmaran, nih," ujar Amelia yang datang bersama Andres, Elina buru-buru melesakkan ponselnya ke saku celana lalu memasang senyum lima jari pada kedua orang dewasa itu.
"Bukannya kebalik, ya?" balas Elina dengan kedua alis yang naik turun, Andres dan Amelia saling pandang bingung.
"Kebalik gimana maksudnya?" tanya Andres menarik kursi di depan Elina, sedangkan Amelia duduk di kursi—samping kanan Elina.
"Aku udah denger kali, mama papa sama orang tua mbak Amel udah ada rencana buat jodohin kalian, iya, kan? Pantesan tiap hari makin lengket udah ada arah ke sana toh, he he," goda Elina.
Amelia dan Andres sontak tersenyum bersamaan seolah membenarkan dugaan Elina.
"Cepet banget ya kabarnya nyebar," sahut Amelia, Andres hanya mengangguk setuju.
