Third & Last Time

34 2 2
                                    

Aku mencoba tersenyum, aku tidak berkedip sekali pun. Ini sudah setahun lagi sejak terakhir kali aku bertemu padanya.

Sekarang, aku kembali lagi dan masih dalam acara yang sama. Untuk pertama kalinya, aku tidak ingin giliran ku segera datang. Aku ingin duduk di bangku baris ketiga ini selama mungkin yang aku bisa.

Duduk disini sambil memandanginya yang semakin hari semakin terlihat dewasa. Senyum nya masih sama seperti dua tahun lalu, senyum manis yang membuat siapapun merasa hangat.

Aku meneriakan sesuatu lagi,
"Yoongi - ah, aku benar - benar tidak terima! Aku tersiksa selama 3 tahun ini karena mu! Aku akan mengirim mu ke penjara kali ini!"

Ia menatapku dan mengambil mic nya, "pertama kau mengancam akan melaporkan ku, sekarang kau akan mengirim ku ke penjara. apa maumu?"
Tanya nya masih dengan ekspresi yang sama seperti 3 tahun yang lalu. Semuanya tertawa kecuali aku yang hanya terdiam.

Untuk pertama kalinya aku tidak sesemangat saat pertama kali akan bertatapan dengan nya.

"Noona, kau datang lagi! Sudah setahun ya sejak terakhir kau datang? Kau semakin cantik!" Ucap Jimin riang, aku berusaha untuk menunjuk kan senyum terbaik ku padanya,
"Kau juga semakin tampan" puji ku yang membuat bocah kecil itu tertawa sambil menutupi mulut nya dengan tangan mungil nya itu.

Aku berjalan ke arah nya, ke laki - laki yang sudah membuat ku gila selama 3 tahun ini. Laki - laki yang kucintai kedua setelah ayah ku.

"Halo lagi, noona" suara berat nya, nafasku tercekat,
"Halo Yoongi - ah" kali ini aku menjawab sapaan nya.

"Apa kau tidak akan berhenti mengancam ku?" Tanya nya dengan nada bercanda, aku hanya bisa tersenyum,
"Aku sudah melakukan apa yang kau minta dulu, permintaan mu itu tidak buruk" ucap nya setelah menandatangani album ku.

Aku benar - benar susah untuk bernafas, ia ingat, ia ingat permintaan ku. Aku benar - benar tidak bisa berfikir jernih lagi.

Aku menunduk sedikit, "Yoongi - ah" panggil ku pelan,
"Ada apa?" Jawab nya,
"Aku akan menikah 2 hari setelah fansign ini" kata ku padanya, aku mencoba menahan tangis ku.

"Jinjja? Noona - ya, Chukhaeyo!"
Aku benar - benar tidak kuat mendengar suaranya lagi,
Aku mengangkat kepalaku.
Kuyakin mata, hidung dan pipiku sudah sangat merah sekarang.

"Kenapa kau menangis?" Tanya nya sambil mengusap air mata ku, ia tetap tenang seperti dulu,
Aku tersenyum.

"Jangan menangis! suami mu akan marah padaku!" Lanjut nya sambil membuat wajah lucu andalan nya.

"Waa.. boleh kah aku datang ke acara pernikahan mu?" Tanya nya, aku tersenyum,
"Tidak" jawab ku mantap,
"Waee??" Tanya nya sambil menunjuk kan wajah kecewa nya,

"Jika kau datang, aku akan menyesal karena aku menikah." Jawab ku masih berusaha tersenyum, "dan mungkin jika nanti ada fansign lagi, aku tidak akan bisa datang lagi. Aku akan pindah. Jadi, mungkin ini terakhir kalinya aku akan berbicara padamu secara langsung. Jaga kesehatan mu Yoongi - ah" aku berusaha untuk tidak menangis lagi.

Aku menarik tangan nya dan memakai kan gelang berwarna hitam dengan inisial nama ku dan nama nya.

"Baiklah. Sehat - sehat ya noona, sampaikan salam ku pada laki - laki yang sudah mengambil mu dariku" balas nya, "maaf aku tidak bisa menjaga jari manis ku untuk mu" lanjut ku, "aku akan selalu doakan yang terbaik untuk mu, noona" balas nya sambil memperlihatkan senyum terbaik nya.

"Yoongi - ah, jangan membuat ku menyesal karena sudah meninggalkan mu" gumam ku.

Dan itulah hari terakhir ku bertemu dengan laki - laki yang membuat ku bahagia selama 3 tahun ini.

.
.
.
.
.
.
.

Sudah lewat dua tahun, aku masih suka menonton nya di televisi, bahagia melihat dia baik - baik saja.

"Sohee, dia cinta pertama ku, aku tidak akan melupakan nya" ucap ku pada manusia mungil yang sekarang ini ada di dekapan ku, sedang menguap dengan lucu nya.

Yoongi, aku bahagia.

                   

                   - The End -

Too Late // Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang