"Ara, ada Bryan tuh!" teriak seorang wanita yang tak lain tak bukan adalah sahabat ara.
"berisik, dil!" pekik ara kesal karena sahabatnya itu memanggil-manggil nama lelaki idamannya.
"yah, ra, kalau suka mah bilang, jangan dipendem nanti jadi jerawat loh!" ucap dila dengan maksud menasihati ara.
" iya, bawel," jawab ara yang sedang sibuk dengan rok abu-abunya. pasalnya, rok abu-abu yang ia gunakan saat ini sangat ketat sehingga membuat dirinya susah bernapas.
sambil berjalan menuju kelas, ara dengan postur tubuh tidak terlalu pendek dan juga tidak terlalu tinggi itu mengemut satu buah permen lolipop strobri miliknya. rambutnya panjang lurus, pipinya merah bak delima, dan kulit yang berwarna putih langsat menggambarkan diri seorang azkiara dwitama.
sementara, disebelahnya terdapat seorang wanita yang memiliki postur sedikit lebih tinggi darinya. ia adalah dila liendra, teman setia ara. dari dulu, dila memang selalu dekat dengan ara, sampai-sampai orang yang ara suka pun diketahuinya tanpa diberi tahu terlebih dahulu oleh ara. mereka terus berjalan beriringan melewati koridor sampain akhirnya tiba di kelas XI E.
"hai ara, selamat pagi! eh, ra, tunggu deh sebentar, kok hari ini rok yang lo pake ketat banget ya?"tanya seorang lelaki dari dalam kelas.
" iya,nih, si ara kemarin abis dikejar-kejar monyet. eh pas pulang roknya langsung sobek total." jawab dila asal-asalan.
" hah yang bener, ra? mana sini monyetnya berani-beraninya kejar-kejar si ara, mau gue gibeng kali tuh monyet." sungut lelaki itu yang kelihatannya kesal tetapi malah dibalas candaan oleh dila.
ara menatap mereka dengan tatapan malas, karena dua makhluk itu selalu saja menggoda ara. ara langsung masuk ke dalam kelas dan segera menaruh tasnya di bangku paling depan.
tak lama kemudian, bel berbunyi seluruh siswa masuk ke dalam kelasnya masing-masing. tidak terkecuali bryan, ia juga masuk ke dalam kelas XI E dan menaruh tasnya tepat di belakang bangku tempat ara duduk. jam pertama pun dimulai. ara duduk dengan perasaan yang campur aduk,ada kesal, deg-degan, senang, dan malas. ara malas karena jam pertama ini akan diisi oleh bu midah. bu midah adalah salah satu dari semua guru killer di sekolah ara. bukan muridnya saja yang menjadi korban kegalakannya, bahkan sekuriti penjaga sekolah pun turut menjadi korban kegalakkannya. sungguh mengerikan.
setelah jam pelajaran bu midah berakhir, adalah waktu untuk istirahat. dila telah bersemangat untuk turun ke lantai bawah, karena dari tadi ia belum makan sama sekali.
" ra, kantin kuy?!" ajak dila.
" gak ah males." jawab ara.
" ayolah, ra, gue udah laper banget nih! cacing gue udha pada dangdutan." rayu dila.
" gue gak laper, dil, mending lo makan disini aja, gue bawa bekel nih, mau gak?" tawar ara.
" wooww... kenapa lo gak bilang dari kemarin?" ucap dila yang langsung dibalas tawaan oleh ara.
" yaudah nih makanannya!" ujar ara sambil menyodorkan kotak makan yang ia bawa ke dila lalu, dila menerimanya dengan wajah penuh makna.
" makasih ya, ra!" ucap dila.
" iya sama-sama." jawab ara.
" ra!" panggil Bryan. tubuh ara seketika menegang dan detak jantungnya berdebar melebihi ritme.
" i...ya, kenapa?" tanya ara kaget.
" ra, tadi mrs. lili bilang ke gue kalo lo harus jadi tutor pendamping gue. lo mau gak?" tanya bryan.
" eh... iya gue mau kok." jawab ara spontan.
" makasih ya, ra, lo udah mau jadi tutor pendamping gue." ucap bryan. refleks. ia memeluk ara.
deg
hokkk...hokkk..
vany yang sedang makan langsung tersedak karena melihat aksi bryan terhadap ara. sementara, di luar kelas risa menatap mereka dengan tatapan sinis.
" woii! udah selesai blom adegan pelukannya? keselek nih udah pengen mati!" teriak dila yang membuat bryan melepas pelukannya, sedangkan ara sibuk mencari-cari botol minumnya untuk diberikan kepada dila.
" maaf ya, ra, gue refleks." ucap bryan.
" iya gue ngerti kok." balas ara.
" meluk sih meluk, jadi lupa temen. mau mati tau gak!" celoteh dila.
" iya.. maaf-maaf dil, tadi gue gak sengaja kok meluk si ara." ujar bryan.
risa masih menatap mereka sinis, dila merasakan hal itu. dila langsung membalikkan tatapan yang sama kepada risa. sementara risa membalikkan badan dan langsung berjalan menjauhi kelas.
" dil, lo kenapa?" tanya ara yang membuat dila tersentak kaget.
" heh... gak apa-apa kok, ra." jawab ara.
" ra, nanti pulang sekolah sama siapa?" tanya bryan.
" gak tau deh emangnya kenapa bry?" ucap ara balik bertanya.
" kalo lo sendirian, pulang sama gue, ya?!" tawar bryan meyakinkan ara.
" hmm... gimana ya?" ucap ara bingung. wajahnya menatap dila yang asik menyantap makanannya seolah meminta persetujuan. dila pun menoleh ke arah ara, ia mengangguk tanda setuju.
" mmmm.... yaudah deh." jawab ara sontak membuat bryan tersenyum bahagia. entah apa yang sedang dirasakan oleh bryan saat ini, yang jelas hal itu membuat ara merasakan kebahagiaan seolah cintanya terbalaskan.
YOU ARE READING
NathaRa
Teen Fictioncinta Ara kepada natha seperti air lautan biru yang menggenang di atas dalamnya permukaan . cinta natha untuk ara seperti langit berkabut bintang yang selalu cerah walaupun sunyi menggerogoti malam. akankah cinta mereka abadi seperti air yang tidak...