"Mommy" seorang anak yang berusia tujuh tahun itu memanggil Ibunya yang sibuk memasak.
"ada apa sayang?" jawab Ibunya, Lily.
"Kapan kita bertemu daddy lagi mom? Aku rindu dengannya" tanya anak itu seraya duduk dikursi meja makan.
"Carly, kau jangan mencari daddy mu lagi ya" ucap Lily sambil menaruh makanan yang sudah masak kedalam piringnya dan piring Carly.
"memangnya kenapa Mom?"
"uh-m , Daddy mu sudah tiada saat kau berusia dua tahun"
"mom, jangan bohong padaku"
"tidak Carl, mom tidak bohong"
"kok aku tidak mengetahuinya ya?kenapa mom tidak memberitahuku kalau dad sudah tidak ada ? kenapa baru saja mom memberitahu ku saat aku berusia tujuh tahun ?" ucap Carly dengan matanya yang berkaca-kaca dan dua detik kemudian air mata Carly menetes.
"maafkan mom Carl.."
Tetapi Carly hanya diam saja dan pergi menuju kamarnya.
Kebiasaan Carly saat dia sedang sedih atau marah dia hanya berkurung dikamarnya, dan pintu kamarnya dikunci. Sifat Carly sangat mewarisi sifat Lily, dan wajahnya mewarisi wajah ayahnya yang tampan, Harry Styles.
Saat ini Lily sedang didepan pintu kamar Carly dengan penuh penyesalan karena dia telah membohongi anaknya. Harry Styles aka mantan suaminya itu padahal tidak meninggal.
Ini demi kebaikan Carly untuk tidak bertemu dan tidak mencari daddy nya yang telah menyakiti hatinya dan yang pastinya hati Lily juga. Lily terpaksa berbohong.
"Carly.. maafkan Mom"
"Carly buka pintunya sayang.." ucap Lily yang terisak didepan pintu kamar Carly. Bagaimana tidak akan menangis kalau kejadian masa lalunya denga Harry teringat kembali?
Tak lama kemudian pintu kamar Carly terbuka, dan Carly langsung memeluk Lily.
"maafkan aku Mom, aku harus menerima kenyataan"
Lily hanya mengangguk sambil tersenyum dan mengecup kening anaknya.
"Mom, bolehkah aku meminta sesuatu?"
"boleh asalkan itu bukan hal yang tidak-tidak"
"Aku ingin ke pemakamannya dad, ajak aku mom. Please"
Lily hanya diam memandang anaknya sambil berfikir keras. Tentu ia berfikir keras untuk memberikan alasan untuk berbohong lagi pada anaknya, ia terpaksa berbohong. Ia belum siap untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Carl, pemakaman dad mu itu ada di Holmes Chapel. Jauh dari sini"
Alasan yang cukup bagus. Lagipula Holmes Chapel dan Indonesia jauhkan? Ya, saat ini mereka berada di Indonesia, karena Lily ditempatkan di Indonesia karena tuntuan pekerjaan.
Ayah dan Ibu Lily memang sudah tiada saat Lily dan Harry masih dalam status berpacaran.
"kapan kita akan ke Holmes Chapel mom?"
"suatu saat nanti"
10 years later...
"Happy sweet seventeen my Baby Carly!" ucap Lily memasuki pintu kamar Carly dan mengejutkannya tepat jam 12 malam.
"aahh thankyou so much Mom!" ujar Carly dengan ukiran senyuman jelas diwajahnya. Dan lesung pipinya yang mewarisi ayahnya itu terlihat imut ketika melihatnya.
" c'mon tiup lilinnya. Dan jangan lupa make a wish" ucap Lily yang tak kalah bahagianya.
'Aku tak ingat wajah ayahku seperti apa. Tolong tunjukkan dirinya walaupun hanya dimimpi tidurku. Dan aku ingin ada pengganti Dad untuk mencintaiku dan Mom' itulah yang diucapkan Carly dalam hati. Dan ia pun segera meniup lilinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey ||h.s oneshoot
FanfictionTerimakasih telah menggoda suamiku, karna kau telah menunjukkan siapa orang bajingan yang berada didekatku. -- Apakah kau menyesal saat kau menduakanku? Apakah kau menyesal saat aku dipukuli olehmu? Apakah kau menyesal tak menganggapku ada? Hatiku s...