Haruno Sakura

6.3K 496 98
                                    

Dia itu sinting, gila dan tidak punya otak!

Kami bahkan baru bertemu saat makan malam yang memang aku menghadirinya karena disuruh oleh ibuku. Menjamu rekan bisinis katanya, lalu saat sampai di sana, aku malah bertemu dengan lelaki berengsek yang langsung melamarku di hadapan ayah, ibuku dan orang tuanya!

Apa dia gila? Mantan pasien rumah sakit jiwa? Aku rasa dia butuh psikiater, sayangnya aku dokter anak, bukan dokter jiwa.

LALU KENAPA DIA TERUS MEMBUNTUTIKU?!

Aku ingin mengumpat, tetapi ibuku bilang itu dosa. Oh ayolah, aku bahkan sudah terlalu sering mengumpat semenjak bertemu dengannya.

Hm, dia tampan sih. Seorang milyuner Amerika, tetapi masa sih aku harus menikah di usia dua puluh tiga tahun? Kutebak bahkan umur bajingan tengik itu sudah mencapai kepala tiga! Sepertinya dia memang tidak bisa melihat daun muda. Kupastikan simpanannya ada di mana-mana, jika saja dia sedikit menjaga sikapnya di hadapanku, sudah kupastikan aku akan bertekuk lutut di hadapannya. Belingsatan meminta di nikahi.

"Sinting." kutemui dia karena dia hampir saja membuat ponselku mati kepanasan, telpon dan pesannya membanjiri notifikasiku.

Ya, ya, dia memang tampan meski hanya dengan kaus putih polo dan celana jin hitamnya. Uhm, juga sepatu kulit warna cokelat. Namun, tetap saja dia itu sinting. Berani bertaruh jika pasti dia mengajakku untuk menikah lagi.

"Ayolah, hanya menikah. Tidak susah, kan?"

Nah, kan?

Aku memutar bola mata, mendengus ketika dia menyapu rambut kebiruan model pantat ayamnya. Seketika, aku ingin jariku berada di sana. Membayangkan hal-hal yang mungkin bisa kita lakukan di dalam. Seperti, uhm … french kiss? Sex dry lainnya? "Aku bahkan tidak mengenalmu, Tuan. Lalu tiba-tiba kau meminta padaku untuk menikah denganmu? Aku rasa kau memiliki masalah dengan kejiwaan."

"Ibumu mengenalku."

"Kalau begitu, menikah saja dengan ibuku."

"Aku bisa dibunuh ayahmu."

Aku terkekeh sinting. Membayangkan pistol ayahku melebarkan lubang penisnya karena berani menyentuh ibuku. "Begitu lebih baik."

"Hanya menikah." dia berucap datar, matanya mengerling dengan nakal. Seolah mengajakku untuk terlibat orgasme bersama.

Tetapi dia itu kenapa keras kepala sekali sih?! Ayo Sakura, kau cerdas. Para ibu di luar sana mengakui kecerdasanmu dalam menyembuhkan anak-anak. Putar otakmu dan katakan sesuatu yang bisa membuatnya memandangmu seolah kau bukanlah gadis perawan!

"Aku tidak bisa memasak, tidak bisa mencuci baju atau piring, menyetrika pakaian—"

"Aku butuh calon istri, bukan pembantu rumah tangga."

"Sialan." dia tersenyum jumawa.

Mati aku! Mati!

H e l i u m

A/n: Kritik dan saran kalau mau next. Abis ini kita ke posisinya Sasukegimana waktu pertama kali dia liat Sakura sampe ngebet ngajak nikah.

Btw, sepupu ay mau nikah, dan tiba-tiba muncul pertanyaan "Dee kapan nyusul? Ditunggu undangannya ya."

Wat de

GUE MASIH 17 COY.

Tapi gapapa aku sabar.

Bay!

Dari penulis amatir, yang malah deg-degan sendirian.

Helium [Sasusaku Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang