Be Our - 0 | Prolog

359 50 34
                                    

Tawa itu pernah ada, terselip dalam lembaran cerita.
Canda yang terbiasa ada, kini hampa tanpa nya.
Sempat, aku ingin membencimu bagai api yang membakar habis arang. Juga ingin menjauh bagai langit yang berjarak pada tanah.
Membiarkan kau mencintai tanpa timbal balik dicintai, juga menyayangi tanpa pernah dikasihi.
Sayangnya dewi berpihak padamu.
Semua yang aku mau malah berakhir sebaliknya.

Dariku, yang masih mencintaimu.

- -°°- -

Langit malam ini cenderung lebih gelap dari biasanya. Sedari siang hujan datang mengguyuri kota, dua jam lalu sempat berhenti tetapi hujan kembali datang lima belas menit setelahnya. Dan, baiknya setelah hujan yang terus-menerus datang gemintang terlihat lebih terang dari biasanya. Mereka seakan melambai dari kejauhan untuknya.

Terlalu percaya diri memang, tetapi dirinya suka dengan langit ini. Mengingatkan nya dengan seorang yang kini sedang berbicara di panggung galeri seni miliknya. Galeri yang sempat diragukan oleh orang yang sangat ingin kurasakan kasih sayangnya.

Melihatnya fasih berbicara didepan banyak orang membuat dirinya lega. Bahkan, setelah rintangan yang dihadapi dia terlihat baik-baik saja.

Jika dulu terbiasa mengenakan training dan kaos oblong kini dress selutut berwarna peach itu sangat cocok untuknya, rambut yang dulu lurus sebahu nya kini sedikit lebih panjang dan bergelombang.

Satu tahun tidak membuat wajah ceria miliknya berubah. Bahkan tetap terlihat manis saat tertawa dan menampilkan samar lesung pipinya.

Jam sudah menunjukkan setengah sembilan malam, itu tandanya ia harus cepat pergi dari tempat ini. Acara keberhasilan pameran seni ini berakhir sebentar lagi.

Arah jam sepuluh dari tempatnya berdiri nampak tiga orang yang dulu amat dikenal nya berkumpul, dan satu dari mereka menyadari kehadiran nya kini. Dengan bergerak cepat, dia berbalik dan hendak keluar dari ruangan ini.

Tapi tanpa disangka, saat dia berbalik ternyata seorang anak kecil berlari dan menabrak dirinya, membuat minuman yang dia bawa terjatuh dan membuat sedikit keributan.

Dengan cepat ia menolong anak itu, beruntung gelas yang dia bawa terlempar jauh dan pecahan nya tidak mengenai nya. Lutut gadis itu sedikit memar, tetapi tidak membuatnya menangis.

"Ella, kok bisa jatuh sayang?"

Suara lelaki terdengar, ia dapat mengingat jelas siapa yang sedang berbicara didekatnya. Derap pantopel mendekat dan segera melihat pada gadis kecil didepan nya.

Matanya sedikit terbelalak, tetapi senyuman manis gadis didepannya tidak luntur. "Aku mau ngasih abang minum."

"Abang?"

Senyum di bibirnya terbit, lalu mengusap surai panjang yang terikat menjadi dua. Lantas pergi bangkit dan meninggalkan dua orang itu sesegera mungkin.

Jangan sampai, wanita yang amat dia cintai kini sampai kini teringat lagi padanya. Harusnya dia mendengarkan otaknya. Dia memang gila. Hatinya selalu tidak singkron dengan pikiran.

Pengecut adalah sebutan yang cocok untuknya kini.

Empat jam sebelumnya dia membuka undangan via email yang terkirim seminggu lalu. Dengan ragu dia membuka dan memutuskan hadir dalam perayaan ini-dengan diam-diam tentunya.

Tetapi memang sepertinya dewi Fortuna memang tidak pernah berpihak padanya, dia ketahuan dan kini terbirit-birit menggapai pintu kaca didepannya. Gerimis masih turun, dan tidak deras. Sangat nyaman jika membayangkan melihat rintikan air yang jatuh seperti ini dengan wanita itu dengan segelas coklat kesukaannya.

Dia membenarkan sedikit tas hitam di salah satu lengannya. Saat hendak menerobos hujan sebuah suara mengintrupsi dan seketika langkahnya terhenti.

"Hei! Tunggu..."

Dia tidak berbalik, tetapi juga tidak pergi. Mungkin ini definisi My heart beat faster than earthquake versinya. Kakinya otomatis kaku, dan mendadak mati rasa. Hatinya mencelus saat merasakan rengkuhan lengan mungil yang menulusup dan memeluknya dari belakang.

"Dhika.. "

- - °° - -

Heii, terima kasih telah membaca prolog ini. Kalian keren bangettt!!!!

Saran dan masukan aku terima dengan baik yaa, jangan lupa untuk memencet tombol bintang, karena apa? Karena aku suka bintang 😆

Oke maaf itu random.

3 Juni 2020 || 23.31

Salam, acinom.

Be OurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang