Mimpiku tentang jeritan wanita itu terus-menerus kualami. Bahkan aku tak bisa tidur. Suara wanita itu seakan-akan nyata dan terngiang-ngiang ditelingaku. Siapa wanita itu.
Malam ini, aku masih bermimpi itu lagi. Namun, aneh nya, setiap aku bermimpi, aku tak bergerak sama sekali. Bahkan sprey yang aku gunakan tak kusut sedikitpun. Aku merasa seperti mayat.
***
Pagi ini, aku bangun pagi-pagi sekali. Semalam aku tak tidur sama sekali. Lagi-lagi karena mimpi yang sama.
Selesai bersiap-siap, aku turun kebawah. Kulihat mama tidak ada. Biasanya mama menyiapkan sarapan untukku. Kuperiksa meja makan. Nihil. Mama tidak masak. Jadi, aku putuskan untuk melihat mama dikamar.
Kuberjalan perlahan kekamar mama. Kubuka pintu kamarnya.
Tapi, apa yang kulihat? Mama terbaring dilantai, dengan mulut menganga dipenuhi darah. Mata mama melotot, tangan nya menunjuk ke arah langit-langit kamar. Pakaiannya bersimbah darah.
"Mamaaaaa...! ". Teriakku sedikit menangis.
"Maa! Bangun ma!! Bi.. Bi ipah...! ". Aku memanggil bi ipah, pembantu di rumah kami. Tapi, tak ada jawaban. Kuperiksa dada mama untuk merasakan detak jantung mama. BERHENTI. Nafas mamapun tidak ada.
"Enggaak.. Gak mungkin!.. Mamaaaaaaaa..! ". Aku menangis sambil memeluk mama.***
Malam itu rumahku dipenuhi tamu-tamu yang melayat. Aku bahkan masih tak percaya yang sekarang akan dimakamkan itu adalah mamaku. Suatu kenyataan pahit yang menggoncangkan perasaanku. Selesai pemakaman, aku duduk disofa sendiri. Teman-temanku datang menghampiri.
"Yang sabar ya by! Gue yakin, ini semua pasti ada hikmahnya!". Stefie memelukku. Aku menangis.
"Iya! Tapi, kenapa harus mama gue. Kemarin papa , sekarang mama! ". Tangisku.
"Gaby! Kok lo cengeng sih! Setahu gue, gaby yang gue kenal itu tomboy, gak gampang nangis, kuat! Lo harus sekuat gaby yang gue kenal dulu by! ". Sambung Maya, salah satu sahabat dekatku.
Aku memiliki teman-teman yang bisa menguatkanku. Tapi, untuk kali ini, aku benar-benar butuh nangis untuk menghilangkan rasa sedih yang mendalam ini.
Setelah itu, teman-temanku mulai banyak yang pulang. Kini tinggal aku sendiri.
Aku duduk diatas tempat tidurku. Sendirian. Kini tidak akan ada lagi yang menyiramku untuk membangunkanku kesekolah. Tidak akan ada lagi yang menyiapkan nasi goreng kesukaanku untuk sarapan pagi.
Tanpa kusadari, air mataku mengalir. Kupandangi foto mama. Foto-foto masa kecilku, saat masih ada mama dan papa disampingku. Air mataku jatuh tepat diatas foto mama.
Aku menangis, menangis, dan menangis. Diluar, hujan lebat. Udara yang menyegarkan membuatku jadi makin sedih. Aku frustasi. Aku kehilangan kedua orang tuaku hanya dalam waktu dua bulan. Tepat saat aku pindah ke rumah ini.
Aku pun berdiri di jendela. Memandangi tetesan air hujan yang jatuh. Mungkin awan juga merasakan apa yang kurasakan.
Tiba-tiba, saat aku sedang duduk ditepi jendela, lampu kamarku mati. Aku terkejut. Hampir saja aku berteriak.
Aku mengambil senter dilaci meja riasku. Dan turun kelantai bawah untuk mencari lilin.
Dulu aku termasuk anak yang manja, sampai letak lilin pun aku tidak tahu. Kini, pada siapa aku akan bertanya. Aku sendirian. Pembantu ku, bi ipah, menghilang entah kemana, hingga saat ini, ia belum kembali.
Aku mencari lilin ke lemari kaca yang terletak di ruang tamu sebagai hiasan. Dulunya, lemari itu digunakan mama untuk menyimpan perabot kaca, seperti gelas, piring. Dan beberapa hiasan yang terbuat dari keramik.
Aku membuka kaca lemari. Ku senter untuk mencari lilin. Tapi, tidak kutemukan. Lalu, aku mencari ke dapur, dekat rak-rak yang digunakan mama sebagai tempat piring-piring makan yang masih dipakai.
Tapi, tidak ada juga..
Lalu, aku mencari-cari kesemua ruangan. Sampai, pada suatu tempat, aku menemukan pintu kayu yang terkunci. Karena penasaran, aku berusaha membukanya. Tapi, gagangnya macet, sehingga sulit membukanya. Aku menggoyang-goyangkan gagang pintu. Sehingga patah.
Pintu itu berhasil ku buka. Aku menyenter ruangan yang ada dibalik pintu itu. Di sana ada tangga yang menuju ke sebuah ruangan. Seperti ruang bawah tanah.
Aku memberanikan diri untuk turun dan memeriksa. Ruangan itu gelap sekali, dan bau. Tepat disebelah tangga ruangan itu ada sebuah lemari. Aku menyenter lemari itu. Tapi, lemari itu terkunci. Sama halnya dengan pintu ruangan ini, gagangnya sudah lapuk. Jadi, aku bisa mendobrak pintu lemari itu. Didalam nya berdebu. Aku memeriksa isi lemari itu hanya menggunakan senter sebagai penerangan. Didalam lemari itu berisi banyak buku. Aku mengambil salah satu buku. Ku baca judul yang tertera dibuku itu. Seperti sebuah mantra, dalam bahasa Minang totok². Tulisannya agak sulit dibaca. Tapi, aku tahu artinya. Aku membaca judul buku itu yang sepertinya artinya adalah obor atau api.
Saat aku membaca tulisan dibuku itu, angin berhembus. Pintu masuk ruangan ini terkunci. Aku terkurung didalam ruangan itu. Aku terkejut.
Aku diam. Aku ketakutan. Saat aku sedang terduduk diam membisu, samar-samar kudengar suara. Suara wanita, meminta tolong. Persis seperti yang ada didalam mimpiku.
"Siapa itu? ". Tanyaku agar tahu siapa sebenarnya yang minta tolong.
"TOLOOONNGG...!! ". Suara wanita itu sangat dekat. Bahkan kurasakan dia ada disampingku.
Senterku mati. Aku mencoba memukul-mukul senter tersebut agar menyala kembali. Saat lampu senter kembali menyala, nampak lah wajah seorang wanita tua. Rambut panjang terurai. Wajah nya dipenuhi luka-luka. Dia menatapku sangat dekat.
"Aaaaaaaaaa..... ". Teriakku.
"Hantuuuuuuuuuu.... ".
Aku berlari menuju tangga. Makhluk menyeramkan itu mengejarku, walau dengan merangkak. Pintu tangga itu terkunci. Makhluk itu semakin dekat denganku. Aku coba menggedor-gedor pintu itu. Akhirnya, pintu itu terbuka. Aku segera keluar dan mengunci kembali ruangan itu. Ternyata, diruangan lainnya, lampu sudah hidup.
Aku langsung berlari kekamarku. Dan tidur ditempat tidurku Dengan tubuhku dibaluti selimut. Diluar masih hujan lebat. Aku bahkan masih teringat wajah makhluk itu. Apa itu? Siapa dia? Mengapa dia menghantuiku?
***THANK'S FOR READING GUYS😇 and don't forget vote this novel😁😁😁
Next nya minggu depan ya! Soalnya the writer lgi ujian. Heheeh😁😁

KAMU SEDANG MEMBACA
Gaby
HorrorApa maksud dari mimpi gaby selama ini? Siapa wanita yang selalu meminta tolong padanya didalam mimpi tersebut? Semenjak papanya meninggal dunia, mamanya jadi terlalu sering mengurung diri, sampai suatu hari, gaby menemukan mamanya telah tak ber...