Don't Worry (Pan❤Wink)

Chapter 1 : The beginning

My first story about Panwink!
Saatnya bendera Panwink berkibar💟💟💟
HAPPY READING AND DON'T FORGET TO COMMENT CHINGU-DEUL~~
______________________________________

~part 1
Jihoon, adalah seorang mahasiswa universitas terkenal, Chung- Ang University, yang memperoleh beasiswa penuh dari pemerintah korea atas prestasi yang telah diraihnya dengan penuh perjuangan.
Setidaknya berkat beasiswa itu ia akan diberikan uang tiap bulannya untuk membiayai keperluannya bersama dengan adik laki-lakinya yang juga sedang kuliah semester awal di universitas yang sama dengannya. Bedanya Jihoon sekarang berada disemester pertengahan. Dan juga lokasi fakultas mereka jaraknya berjauhan meskipun satu universitas.
Jihoon, seorang kakak terhebat yang berjuang untuk membahagiakan adiknya, meski tanpa sosok orang tua dalam hidup mereka. Jihoon sepenuhnya telah mengambil alih peran sebagai seorang ayah sekaligus ibu untuk adik tersayangnya.
Ia bahkan akan pergi bekerja sampingan disebuah restoran setelah ia menyelesaikan segala urusannya dikampus.
.
.
Hari ini Jihoon sedang libur kuliah dan kerja jadi biasanya ia akan menghabiskan waktu didalam rumah.
Tap
Tap
Clekk
Seseorang terlihat berjalan memasuki rumah tanpa menyadari keberadaan Jihoon didepan pintu.
"Kenapa pulang larut malam lagi heum? Bukankah hyung selalu berpesan agar kau pulang lebih cepat? Kau tidak lihat ini sudah jam 12 malam"

"Bukan urusanmu"
Hanya Itu yang menjadi jawaban dari woojin, si pria yang selalu pulang ditengah malam, dan selalu kepergok oleh kakaknya, Jihoon.

"Woojin-ah"
Nada suara Jihoon terdengar kecewa.
Ia memang sedang memiliki hubungan yang tidak baik dengan adiknya sendiri, sejak woojin menginjak sekolah menengah pertama, woojin sudah membencinya, karna alasan bahwa woojin merasa terkekang dengan semua perintah dan nasehat kakaknya, membuatnya tidak bebas melakukan apapun yang ia mau.
Tapi meskipun begitu Jihoon selalu menyayangi adik satu-satunya itu dengan sabar, menasehatinya berulang kali meski tak ada satupun yang didengarkan oleh woojin. Ia sungguh menyayangi woojin dan akan selalu menjaganya.
Ia maklum dengan tindakan adiknya yang seperti itu karena sejak kecil ia memang belum lama merasakan kasih sayang dari kedua orang tua mereka.
sejak woojin umur 3 tahun kedua orang tua mereka sudah tiada. Karna itu, Woojin belum mengerti arti kasih sayang yang sesungguhnya.

"Kenapa kau tidak pernah mendengarkan hyung??"
Suara Jihoon terdengar lebih tegas.
Namun apa yang dia dapat dengan semua tindakan tegasnya?
Woojin malah semakin tidak memperdulikannya. Ia semakin menjadi adik yang pembangkang.

"Urusi saja urusanmu sendiri!" woojin bahkan membentaknya dan berjalan melewatinya seolah Jihoon tak ada artinya sama sekali dihadapan Woojin. Selalu seperti itu yang dilakukan oleh Woojin setiap kali Jihoon mulai tegas padanya.

Dan untuk kesekian kalinya Jihoon merasa sudah gagal menjadi seorang kakak. Ia gagal karna tak bisa mengubah sifat adiknya yang keras kepala dan pembantah itu.
______________________________________
.
.
Disatu sisi, ada lah seorang pemuda tampan dan kaya.. Tapi sayang hidupnya tak sesempurna yang kalian kira.
Ketika semua berawal dari rasa kekecewaan, marah, kesepian dan terabaikan, membuat kehidupan pemuda ini menjadi semakin suram.
Dia adalah Lai Guanlin, pemuda yang masih berumur 18 tahun, kini menganggap rumahnya hanya sebagai neraka yang memaksanya untuk hancur bagai debu. Setiap hari, setiap detik selalu ada kejadian yang membuat hatinya pilu. Sejak umurnya beranjak 11 tahun, pertengkaran itu mulai sering terjadi didepan matanya.
Ia menyaksikan ibunya dipukuli oleh ayahnya sendiri, bahkan hatinya semakin sakit mendengar jerit tangis sang ibu yang tidak lagi berdaya menghadapi semua penyiksaan yang terjadi. Terkadang ibunya memberontak dan mereka saling memukul satu sama lainnya. Tidak ada satupun pelayan yang berani untuk melerai mereka.
Bahkan Kuanlin sekalipun. Tapi tidak untuk kali ini, Kuanlin sungguh tidak sanggup melihat seorang wanita lemah diperlakukan kasar seperti itu. Sungguh.