Thank You

355 60 17
                                    

" Saudara Park Yoochun dan Kim Taehee kami nyatakan meninggal dunia pada pukul 13.20 karena kecelakan mobil beruntun yang menimpanya, kami turut berduka cita "

" Tidak!!! ayah dan ibu tidak mungkin meninggalkanku, kau harus menyelamatkan mereka "

" Maaf agassi, kami sudah berusaha semampu kami, tapi takdir berkata lain tabahkan hati anda "

" Ll-lalu bb-ggaimana dengan adikku ? "

" Park Sunmi masih dalam perawatan, berdoalah semoga tidak terjadi apa-apa "

———

" Yeobbo bagaimana mungkin kita menanggung mereka, kedaaan kita juga sangat sulit, jangan berlaga menjadi seorang pahlawan "

" Tapi mereka adalah keponakanku "

" Aku tahu, tapi aku istrimu dan anak-anakmu membutuhkan banyak biaya "

" Jika bukan aku mereka akan tinggal dimana ? "

" Jiyeon sudah besar umurnya sudah 18 tahun, dia pasti bisa bekerja dan menyewa rumah untuk mereka tinggal "

———

" Eonni, ini tinggi sekali, aku takut jatuh "

" Tidak apa-apa, jikapun terjatuh kita akan bersama-sama "

" Eonni, andwe.....ayo kita turun saja, aku takut jatuh dan tidak bisa bermain lagi dengan Mason "

" Huhuhuhu.....mianhae, maafkan eonni yang ingin mencelakaimu "

" Eonni uljima, uljima....ayah dan ibu pasti akan segera pulang, mereka hanya sedang mencari uang untuk kita, untuk membeli semua yang eonni dan aku inginkan...tersenyumlah "

——–

" Eonni "

Aku mengusap airmataku ketika Sunmi yang tidur disampingku terbangun " Waeyo ? " Tanyaku pada Sunmi yang meringis memegang perutnya.

" Eonni aku lapar "

Untuk beberapa saat aku hanya terdiam, aku tidak tahu apa yang harus aku berikan pada Sunmi untuk ia makan, aku membongkar tasku, beruntung ada beberapa permen disana.

" Ini, makanlah " Aku menyodorkan permen pada Sunmi, namun ia hanya terdiam seraya memandang permen ini, aku menghela nafas lemah, aku tau ini tidak bisa membuat perut Sunmi kenyang, tapi hanya ini yang aku punya.

Tangan kecil Sunmi akhirnya bergerak untuk meraih permen itu dari tanganku, ia membuka tidak hanya satu permen, tapi tiga permen sekaligus dan memasukkan sekaligus kedalam mulutnya.

" Masih ada satu, simpanlah untukmu "

Sunmi menggeleng, lalu menutup telapak tanganku dan mendorongnya " Ini untuk eonni, harusnya aku membaginya rata, tapi aku lapar sekali "

Aku mencoba tersenyum mendengar kalimat polos Sunmi, kusentuh puncak kepalanya dan tersenyum lembut " Kajja!!! Tidurlah"

Ku peluk dengan erat tubuh Sunmi, mencoba melindungi tubuh kecilnya dari udara yang sangat dingin, adikku adalah harta satu-satunya yang paling berharga yang aku miliki saat ini setelah kepergian ayah dan ibuku.

...

" Sunmi-ah, jangan keluar sampai eonni menemuimu, ini....eonni hanya bisa membeli ini dikantin, tapi nanti siang kita akan makan enak "

Sunmi mengangguk mengerti seraya menyuap roti yang kuberikan, wajahnya yang tetap tersenyum membuatku merasa sesak, aku segera berjalan menuju kelasku meninggalkannya digudang sekolah sendirian, setiap hari seperti ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 09, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Thank YouWhere stories live. Discover now