Imajinasi dalam pikirku kembali membentuk sekumpulan asa yang kurasa adalah masa depan.
Di sana rintik hujan membasahi tanah. mengadu seolah terpikuli beban.
Ratapnya sendu , bibirnya bergetar .Meski kenyataannya itu jauh lebih pedih.
Gelombang laut bergerak kencang memangsa setiap Kapal yang berlayar, menelan tanpa belas kasih.
Ia murka, dunia rasanya tak adil. Membenarkan ketidak benaran dengan mendekam erat kebenaran itu.
Yang salah di banggakan.Yang benar di kucilkan.
Hay Mahkluk fana dunia macam Apalah Ini...Rasanya.. Dunia kembali ke masa dahulu. Dimana kebenaran masih di pertanyakan.
Tuhan..
Turunkan penyelamat Dunia Mu. Bawalah dunia ini kembali kejalan Mu ya Tuhan.Api dan air yang dulunya mustahil bila bersatu.
kini perlahan membetuk formasi yang mengguncang hati kaum Fana.Takut...
Inikah tanda kemurkahanMu??
Maaf Takkan tercukup.
Sujud angin pun rasanya AsingMembentuk Atmosfer di masa dahulu.
Di Zaman ini Para mahkluk Fana akan Berperang dengan hawa nafsu .
Satu DoaKu ya Tuhan..
Jangan Biarkan Aku masuk di Antara mereka.Imajinasiku berhenti . Diiring Hela Nafas dan ratap renung.
"Semoga itu tak terjadi"#Karya Minal
YOU ARE READING
Scratch My Poems
Non-FictionDengan Puisi Saya Bisa mengungkapkan Apa yang Saya Rasakan. Jadi Jika Nanti Ada yang Membaca Karya Saya. Mohon Hargai Karna Puisi Ini saya Buat berdasarkan pengalaman Saya. -Minal-