Pertemuan

6 3 2
                                    

Gue memakan makanan gue dengan malas sore ini. Entah kenapa semenjak tadi pagi gue gak selera makan, padahal gue nggak sakit.

"Revan!" Seseorang memeluk leher gue dari belakang.

"Ngapain lo? Lepasin leher gue. Sekarang!" Dia melepaskan tangan nya dari leher gue.

"Revan, lo ngapain?" Dia duduk di samping gue.

"Makan. Lo ngapain sih kesini? Lo ganggu gue aja" gue pergi meninggalkan dia sendiri.

"Revan! Tunggu!" Dia ngejar gue.

"Lo ngapain sih ngejar gue mulu, nggak capek apa udah tiga tahun lo ngejar gue. Gue yang di kejar aja capek" Gue menghadap dia.

"Nggak. Karna gue suka sama lo. Dan nggak ada yang namanya 'nyerah' di kamus fina"

"Lo suka sama gue?" gue menaikkan satu alis gue keatas.

"Iya"

"Kalau gitu... Maaf, gue nggak bisa nerima lo karna gue masih dalam misi mencari seseorang" ucap gue.

"Dia?" fina mundur dua langkah kebelakang. "Nggak apa, gue bakalan terus nungguin lo" fina langsung tersenyum dan berlari ninggalin gue.

"Maaf fin, gue masih ingin mencari dirinya sampai gue tamat SMA. Kalau gue belum nemuin dia dan lo masih ngejar gue, gue janji bakalan nerima lo" ucap gue lirih.

Gue pergi dari tempat gue berdiri tadi menuju ke parkiran. Tepat di depan kantor ada seorang anak cewek sedang berdiri bersama kedua orang tuanya. Rasanya muka tuh cewek familiar banget dah tapi kenapa gue nggak ingat ya kapan ketemu sama dia. Tanpa ambil pusing gue mengalihkan pandangan gue ke arah motor kesayangan gue.

"Hello sob, lama nunggu?" gue berbicara ke motor gue sendiri. Gue ngambil kunci motor gue dan langsung tancap gas pulang ke rumah.

"Ma! Pa! Revan pulang" Gue nggak ngeliat siapa pun dirumah. Kemana mereka? - batinku. gue menyusuri tangga ke atas dan memasuki kamar gue.

"Kapan kita bakalan ketemu lagi Lussy?" Gue ngebuka diary gue, membaca tulisan gue pas kecil dulu dan ngeliat foto yang di belakangnya bertuliskan "revan-lussy".

"Kita kan udah janji bakalan ketemu lagi di kincir angin tapi, setiap hari gue kesana lo nggak ada lus" Gue ngeletak diary lama gue.

Drrt... Drtt...

Mama is calling

"Halo ma"

"Revan, nanti malam bakalan ada tamu yang datang kerumah. Jangan lupa beli daging sapi sama ayam. Udah dulu ya van. Mama sibuk"

"Iya ma"

Tut... Tut...

"Huft! Baru juga sampai rumah udah di suruh belanja" Gue akhirnya kembali pergi keluar dan pergi ke supermarket terdekat.

"Selamat sore mas" ucap penjaga supermarket dan gue ngangguk.

"Daging sapi yang mana ya?" gumam gue dalam hati. Gue menepuk seorang cewek yang lewat di belakang gue.

"Maaf ni kak, saya mau nanya daging sapi yang mana ya?" Gue ngegaruk kepala gue yang nggak gatal.

"Yang itu mas" dia menunjuk ke arah kanan.

"Makasih mbak" ucap gue sambil senyum. Tuh anak cantik juga batin gue. Gue pergi ke kasir dan membayar belanjaan gue. Pas gue mau naik ke motor gue, gue dengar ada yang minta tolong. Gue menolehkan kepala gue kanan kiri dan mendapati seorang cewek sedang di kepung tiga orang cowok di belakang supermarket. Dengan cepat gue pergi kesana.

"Woi! Ngapain lo!?" Gue ngenendang salah satu dari mereka sampai terjatuh.

"Cih! Bocah, ngapain ke sini!"

"Yang bocah itu lo, anak SMP udah berani ngapain cewek. Sekarang gue kasih dua pilihan, pergi dari sini dengan keadaan baik baik atau tetap disini dan badan lo remuk" seketika mereka langsung lari terbirit birit.

"Ma... Makasih" Cewek tersebut berbicara.

"Hah!" Gue ngelus dada gue dan langsung terduduk. Gue nggak nyangka gue tadi jadi pahlawan. Padahal gue nggak pernah kaya gini seumur hidup gue.

"Kamu nggak apa?" Dia natap gue dengan tatapan cemas.

"Lo mbak tadi kan?" Gue ngalihkan pertanyaan dia.

"Kamu mas yang tadi nanya daging sapi?"

"Iya"

Dia ngebantu gue berdiri.

"Makasih ya. Kalau kamu nggak datang mungkin aku udah..." ucapnya sambil nunduk.

"Sama sama. Sendirian?" gue memperhatikan sekeliling. Dia hanya mengangguk.

"Ya udah pulang bareng gue aja" Gue narik tangan dia ke motor gue. "Tenang aja, gue nggak bermaksud lain kok" Gue ngasih helm gue ke dia.

"Naik" ucap gue memerintah. Dia langsung naik dan meletakkan belanjaan dia tadi di tengah tengah antara gue sama dia.

"Kita berangkat" gue menghidupkan motor gue dan langsung jalan.

"Nama lo siapa?"

Gue dengar dia ngejawab tapi nggak terlalu jelas karna dia make helm. Dia terus menunjukkan jalan dan akhirnya kami sampai di rumahnya.

"Ini rumah lo?" Dia menanggal kan helm nya dan menjawab.

"Iya. oh ya, nama kamu siapa?"

"Revan. umur lo berapa?"

"16" Dia memberikan helm nya kembali ke gue.

"Seumuran ya. Sekolah dimana lo?"

"Lussy!" Teriak seseorang.

"Eh, udah dulu ya. Aku di panggil mama. Lain kali kalau kita ketemu aku kasih tau. babay!" dia berlari ninggalin gue sambil melambaikan tangan nya. Reaksi gue? Gue hanya terdiam, barusan gue nggak salah dengar kan? Nama nya Lussy? Pokoknya besok gue harus datang kesini lagi. Harus.

***

Gue melemparkan tas gue ke meja dan langsung duduk di kursi.

"Van, lo tau gak kalau hari ni kita bakalan kedatangan murid baru. Dengar dari cerita yang lain sih katanya tuh cewek cantik" Gue nggak ngerespon perkataan nya. Tiba tiba seorang guru datang dengan seseorang dan itu membuat para cowo langsung siul siul.

"Silahkan perkenalkan diri. Singkat saja" kata ibuk fisika.

"Perkenalkan, nama saya Lussy, saya harap kalian dapat membantu saya"

"Apa!?" Gue yang awalnya nggak mau tau siapa orang nya akhirnya mengangkat kepala untuk memelihat siapa cewek tersebut.

TBC

Maaf kalau cerita saya gaje.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang