2MIN
Mature content....
Mature 19+
Bayangan tentang hidup berdua dan bahagia bersama Minho memudar perlahan dalam benak Taemin. Mungkin benar jika Taemin hidup berkecukupan di rumah Minho, bukan berkecukupan lagi, hidup ditempat Minho melebihi bayangannya, ia bak seorang Putri, dihormati dan dilayani dengan sangat pantas. Semua kepala pelayan dirumah Minho tunduk padanya, baju yang Taemin bawa dari tempat tinggalnya seperti tak ada gunanya, karena Minho membelikan segala perlengkapan yang baru untuk Taemin, ia bahkan membelikan gelang, jam tangan, dan beberapa sepatu untuk Taemin yang bahkan belum ada yang Taemin gunakan, karena semenjak kedatangan Taemin kemari sampai saat ini, ia tak pernah meninggalkan rumah Minho. Terhitung dua Bulan lamanya dirinya hidup di rumah Minho. Dan dalam dua Bulan pula ia merasa sendiri dirumah bak istana milik Minho ini. Kesibukan Minho dengan pekerjaannya membuat waktunya bersama Taemin berkurang, bahkan hampir tak ada. Taemin benar-benar kesulitan bertemu Minho. Rasa rindu yang begitu menyesakkan dirasakan Taemin.
Minggu ini seharusnya Minho mengantarkan Taemin kembali ke kediamannya seperti janji awalnya pada Taemin. Tapi Taemin bahkan tak menemui Minho pagi ini. Hanya pesan singkat dari tuan Yoon yang ia dapat. Taemin memilih untuk menyibukkan diri dengan bunga-bunga Mawar putih yang baru ditanamnya dua minggu yang lalu.
"Tuan, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan wanita yang menghampiri Taemin.
"Tidak perlu, selesaikan saja pekerjaanmu, aku tidak ingin merepotkanmu" ucap Taemin lembut.
"Membantu anda juga merupakan pekerjaan saya tuan"
Taemin tersenyum dan berdiri dari tempatnya.
"Trimakasih nona, tapi tidak usah"
"Tuan, mohon jangan memanggil saya dengan sebutan seperti itu, tuan Choi akan marah jika mengetahuinya"
"Maafkan aku, itu karena aku tidak mengenalmu, ditempatku semua berucap seperti itu jika tidak saling mengenal"
"Tapi saya bawahan anda, tidak sepantasnya saya dipanggil seperti itu" ucap wanita itu membungkuk hormat.
"Ohh... Begitukah?" Taemin kembali terduduk. Disinilah yang tidak ia sukai. Banyak batasan dirumah ini, dan itu membuat Taemin sangat tidak nyaman, semua orang dirumah ini menunduk ketika berpapasan dengannya. Tak ada satupun yang bisa ia ajak bicara, tak ada yang bisa ia jadikan teman untuk pelipur ketika Minho jauh darinya.
"Bisa tolong siram bunga yang disana, berhati-hatilah, karena durinya sangat tajam" Taemin menyodorkan pot untuk menyiram bunga pada wanita dihadapannya.
"Baik tuan" wanita itu mengambil pot tersebut, kemudian mulai menyiram tiap sisi bunga-bunga itu, sedangkan Taemin, memotong setiap daun yang kering dan layu.
"Apa Minho setiap hari seperti ini?" tanya Taemin, memecah keheningan, membuat pelayan wanita itu menghadapkan tubuhnya pada Taemin.
"Ya tuan, seperti inilah keseharian tuan Choi" jawab wanita itu.
"Tidakkah ia lelah? Aku takut dia sakit" Taemin terdiam dan membayangkan wajah yang sudah beberapa hari tidak ia temui.
Pelayan wanita itu tersenyum, kemudian berjongkok disebelah Taemin.
"Tuan Choi sangat pandai menjaga kesehatannya, jadi anda tidak perlu khawatir" ucap pelayan itu.
"Tapi tetap saja, jika terus-terusan seperti ini ia akan sakit, pola tidur dan pola makannya kacau" Taemin sedikit mengerucutkan bibirnya, membuat pelayan wanita dihadapannya tersenyum, berfikir bahwa Taemin sangatlah lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWER BOY
FanfictionParas yang Indah bak bunga dan Harum yang membuai dibalik duri tajam... 2min Warning!! Mature Content!!