Serius!

12.3K 1.3K 109
                                    

Pagi ini saat kubuka mataku yang pertama kulihat adalah wajah Mommy yang mengerutkan dahinya sambil membolak-balik sesuatu.

"Mom?" panggilku dan fokus Mommy teralih padaku.

"Ngapain?" tanyaku sambil menguap.

Lelah?

Ya, aku lelah dengan pikiranku sendiri. Sejak menginap di rumah Jo bayangan-bayangan di kepalaku semakin banyak bermunculan dan kini aku merasa lelah dan malas.

"Kamu nggak magang hari ini?" tanya Mommy yang kembali mengocok dan mendengarkan benda yang dipegangnya.

"Mommy ngapain sih?!" tanyaku lagi dan kemudian Mommy menoleh padaku sambil duduk di tepi tempat tidur.

"Daddy selingkuh!" aku mengerjapkan mataku kaget. Tidak mungkin Daddy ku selingkuh seperti yang Mommy katakan.

"Mommy yakin? Mommy nggak lagi cari perhatian Keenan kan?" aku menyipitkan mataku dan menatap Mommy curiga.

Beberapa kali Mommy membuat alasan supaya Keenan kawatir dan pulang ke Indonesia. Dan tentu saja itu tidak berhasil, biang rusuh itu patah hati, begitu kata El.

Aku mendesah panjang, kasihan juga Mommy dan Daddy. Hanya aku yang disini dan tahu bagaimana Mommy yang sering melamun dengan wajah sedih lalu akan tersenyum lebar begitu Daddy muncul. Mommy tentu merasakan kesedihan Keenan dan Arion, meskipun mereka tidak pernah mengatakannya. Dan El? Hmm, dia sepertinya bahagia saja. Aku tahu kalau saat ini pasti saudara kembarku itu punya pacar misterius. Meskipun dia tidak mengatakan siapa pacar misteriusnya itu tapi aku merasakan kalau dia bahagia sekali.

"Apaan sih?! Nih buktinya!" seru Mommy seraya menunjukkan benda yang sejak tadi ditangannya.

"Apaan itu Mom?"

"Ada paket datang buat Daddy! Nih... ditujukan untuk Daddy kan? Di resi pengirimannya tertulis perhiasan!" Mommy melirikku.

"Ini datang seminggu lalu..." aku menaikkan alisku.

"Mommy nggak tanya Daddy?" aku mengangkat tanganku sebelum Mommy bicara.

"Ralat! Maksud Abby, Daddy nggak nanyain soal paketnya?" Mommy menggigit bibirnya dan mengerutkan dahinya seolah mengingat-ingat sesuatu.

"Ummm... nggak ada itu... Daddy kaya' nya malahan nggak sadar... tapi kan bisa aja Daddy pura-pura..." ucap Mommy resah.

Aku geleng kepala, aku heran Mommy dan Daddy ini apa sih resepnya sampai romantisnya mereka berdua ini ga ada habis-habis, sepertinya keromantisan mereka berdua ini unlimited.

"Mom! Mendingan Mom tanyain Daddy langsung deh! Daripada cemburu dan curiga nggak jelas gini..." keluhku sambil kembali berbaring dan memejamkan mata.

"Hhmmm... gitu ya?? Atau Mommy tanya pendapat Gail ya?" aku segera membuka mata dengan cepat hendak memprotes tapi terlambat, Mommy sudah meletakkan handphonenya dan menyapa Gail.

"Ya ampunnn..." aku melotot pada Mommy tapi dasar Mommy Olin dia bukannya berhenti bicara tapi malahan say hello pada Gail. Coba ada Daddy, pasti cuss matiin handphone karena Daddy akan melotot kesal.

"Hon... Honeyyyyy... aku pulang..." suara Daddy terdengar mendekat.

"Hon-" kembali suara Daddy terdengar dengan wajah penuh keringat.

"Gail mau bicara sayang..." ucap Mommy yang langsung menyerahkan handphone Mommy padaku.

"Eh-"

"Katakan padanya apa yang mau Mommy tanyakan tadi ya..." bisik Mommy sambil mengerling padaku dan menyembunyikan paket tadi di dalam selimutku.

Like ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang