Kibum

952 77 24
                                    

"Kibum-ah" ketika Kibum mendengar seseorang memanggil namanya, maka ia menoleh ke asal suara. Itu Lee Hyukjae, tetangganya yang lucu dan menyenangkan, sedang melambai-lambaikan tangannya dengan riang. Kemudian sang tetangga menunjukkan sebuah bingkisan, yang jelas akan diberikan pada Kibum.

Kibum menghela nafas sebentar, lalu bangkit dari duduknya di kursi teras depan, tempat ia membaca buku. Berjalan membuka kunci pagar depan rumah, ia bisa melihat kali ini Hyukjae tidak sendirian, melainkan bersama dua orang temannya. Yang satu bertubuh pendek, menyambutnya dengan senyuman cerah ketika ia membuka pintu. Seorang lagi berkulit pucat dengan postur tinggi, sedang bersedekap dan melengos, jelas sekali jika lelaki itu tidak senang berada disini.

"Ibuku membawakan banyak makanan, terlalu banyak jadi kuberikan sebagian untukmu" Hyukjae menjelaskan mengapa ia mengganggu tetangganya di siang menjelang sore yang indah ini.

Kibum hanya mengangguk, ia mengerti, Hyukjae akan mencari alasan sekecil apapun untuk mengunjungi rumahnya setiap harinya. Berjalan memasuki rumahnya tanpa berkata apapun, ia tahu, tanpa dipersilakanpun Hyukjae akan mengikutinya masuk ke dalam rumah.

.
The Proposal
Pair: Kihyun -sudah pasti-
Cerita ini tidak melalui proses editing, jadi maklumilah jika banyak typo dan kata ganti milik yang kugunakan secara serampangan
.selamat membaca.
.

Kibum kini tengah memandangi dua bocah -yang terperangkap di tubuh orang dewasa- sedang memperebutkan benda pipih persegi yang dibawa si pucat. Si pucat yang ingin memainkan lebih lama sedangkan si pendek yang merengek minta dipinjami. Tanpa sadar menerbitkan seulas senyum tipis di bibir Kibum.

"Mereka mirip anak kecil" celetuk Hyukjae, ia kini sedang meletakkan kimchi yang ia bawa ke dalam wadah di dapur Kibum.

Kibum setuju, "Bukankah si pucat itu menarik?" tanya Kibum.

Membuahkan kerutan tanya pada dahi Hyukjae. "Kyuhyun?"

Kibum mengangguk tanpa melepaskan pandangannya pada lelaki yang tadi ia panggil si pucat, -Kyuhyun.

Hyukjae merasa dadanya berdenyut nyeri, seseorang yang ia cintai mengatakan bahwa ia tertarik pada lelaki lain, bukankah itu menyakitkan? Apalagi lelaki itu adalah sahabatnya sendiri, yang ia rasa tidak lebih baik darinya.

"Kibum," panggil Hyukjae lirih.

"Aku menyukainya, biarkan aku mendekatinya," pinta Kibum. Ia tidaklah buta, Kibum tahu bahwa Hyukjae menyukainya, tetapi semuanya menjadi tidaklah benar jika diteruskan. "Kembalilah pada Donghae," iya, Kibum memang sempat tergoda pada tetangga barunya, seorang lelaki yang telah menikah karena perjodohan.

Awalnya Hyukjae yang sering bosan dirumah, menemukan teman diantara kebosanannya, seorang tetangga yang lebih sering bekerja di rumah daripada di kantor. Maka dari itu, ia berusaha untuk berkenalan dan mereka dekat begitu saja. Bohong jika Hyukjae tak merasakan apapun ketika dekat dengan tetangganya itu. Berawal dari curhatan tentang kehidupannya kemudian muncul kekaguman tersendiri. Kibum yang dewasa, Kibum yang mengerti dirinya, dan Kibum dengan banyak kelebihannya.

Kibum tersenyum, "Lepaskan aku Hyukjae, Donghae lah yang mencintaimu, bukan aku," ini permintaan Kibum pada Hyukjae, bukan karena ia sering melihat Donghae yang menatap pada mereka berdua dengan tatapan sendu. Atau karena Donghae yang meminta padanya agar menjauh dari Hyukjae. Ini lebih karena ia begitu tertarik pada lelaki pucat yang baru saja ia kenal. Seorang lelaki yang entah bagaimana caranya membuat Kibum ingin selalu melihatnya, dan menghabiskan waktu yang ia miliki bersamanya. Katakan jika yang ia rasakan ini hanya nafsu sesaatnya, tetapi Kibum yakin akan menghabiskan sisa hidupnya dengan lelaki pucat itu.

The ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang