Chapter 1

284 22 1
                                    

DISCLAIMER :
Hal hal yang terjadi di fanfiction ini tidak terjadi di dunia nyata. Hanya hasil karangan author yang ngga jelas ini. Tidak bertujuan untuk membuat keuntungan apapun.

Mari kita mulai cerita keluarga ajaib ini....






Di koridor kampus yang ramai. Nampaklah dua orang gadis dewasa saling mengejar.

"Narutoooooooo..."

Teriak salah seorang gadis. Orang yang diteriaki terus berlari tanpa menoleh sedikitpun
Iris saphire itu menatap lurus ke ujung koridor. Disana sudah terparkir mobil Ferrari 488 berwarna merah menyala, sangat kontras dengan area taman serba hijau.

Naruto mengernyit melihat penampakan langka si merah didepan umum. Dengan sedikit kasar ia membuka pintu mobil.

"Ya! Naru pelan-pelan dong" sungut Kurama.

"Nii-san lama sih, hampir saja Naru ditangkap si permen karet. Tidak di rumah sakit, tidak di kampus mak lampir itu selalu ada.. hiii" Naruto mengusap-usap lengan atasnya sambil bergidik ngeri.

"Ada masalah apa lagi sih, Naru-chan dengan mak lampir permen karet itu?"

"Biasa masalah wanita, ayo cepat jalankan mobilnya, nanti keburu mak lampir itu sampai kesini" ujung matanya melihat Sakura si mak lampir hampir mencapai ujung koridor.

Iris ruby Kurama menatap koridor mantan kampus adiknya. Disana terlihat gadis dengan surai soft pink berantakan membungkuk dengan napas putus-putus. Ya Kurama mengenal gadis itu. Gadis yang dengan seenaknya menjadikan adik bungsu manisnya-yang bahkan lebih muda darinya-sebagai rival sejak memasuki kampus ini.

"Ku-nii cepatlah" dengan mata melotot lucu, tangan menggenggam erat safety belt.

"Iya-iya, sabar dong Naru" Aish.. dasar bocah labil. Dengan kesal Kurama melajukan si merah.

Dengan cepat Ferarri 488 itu keluar dari area Universitas ternama. Konoha University.

"Tumben Ku-nii pakai mobil ini, tak biasanya"

"Yah.. Ketika Naru-chan minta dijemput, Ku-nii berada di arena balap milik paman Kakashi" jawab Kurama dengan tangan menggaruk lehernya.

"Balapan dengan Nagato-nii lagi?" menggelengkan kepala.
Naruto hanya tak habis pikir Kakak-kakaknya ini lelaki dewasa dengan kelakuan anak kecil.

Orang diluaran saja yang alay. menganggap sibiang kerok dan sibiang masalah ini sempurna. Cuiih! coba saja kalau melihat kelakuannya di rumah. Hime satu ini memang tak sadar diri.

"Mau bagaimana lagi Naru-chan ini hobby kakak-kakak ganteng mu ini. Seperti Naru-chan tidak sama saja" dengan tidak berprike-Naruto-annya Kurama mengacak rambut pirang itu dengan lembut. (read: kasar)

"Ku-nii hentikan, nanti Naru jadi bodoh bagaimana" membenahi rambutnya yang berantakan sembari melotot dan mempoutkan bibirnya. Dasar tak sadar umur.

"Adikku yang manis-sambil mencubit gemas pipi adiknya-orang bodoh mana di umur kedua puluh empat tahunnya sudah menjadi dokter spesialis bedah saraf hemm?"

"auw.. auw.. sakit Nii-san". keluh Naruto mengelus pipinya yang memerah.

"Hehehe.. maaf. Ngomong-ngomong Naru-chan ke kampus ngapain sih?"

"Orochimaru sensei"
Mendengar nama tersebut Kurama mengernyitkan dahinya.

"Orochimaru sensei rindu dengan murid kesayangannya ini Nii-san. Sekalian memberikan Naru jurnal,......" jawab Naruto seakan mengerti arti kernyitan Nii-sannya.

The Crazy FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang