One

4K 147 2
                                    

A/N: Bukan berarti cerita ini udah complete jadi kalian gak ninggalin vomments ya, gue berharap kalian setidaknya ngevote jadi gue tau kalo kalian baca cerita gue sekaligus ngehargainnya. Nyari ide gak gampang loh guys! Kay, enjoy!

****

Nama gue Mars, Marsya Queenela Emerald. gue cuma anak 16 tahun yang kebetulan lahir di keluarga Emerald yang memadai, if you know what I mean. iya, bokap gue salah satu konglomerat di Indonesia, bokap gue juga pewaris harta kekayaan keluarganya. singkatnya gue amat sangat dialiri materi.

Selayaknya anak sosialita lainnya, gue udah terbiasa dengan hingar bingar kehidupan. baik kehidupan malam atau pagi. gue sering ke clubbing-- ikutan minum sampe mabok dan pulang pagi. but gue masih tau agama. gue gak ngedrugs, gak ngerokok, atau bahkan ber-one night stand ria.

Ya gue tau, gue terlalu bebas. ini semua salah nyokap dan bokap gue yang gak pernah dirumah. gue cuma ditinggalin sama kak Elvan. oh ini kakak gue. kita cuma 2 bersaudara, but kita gak akur. karena gue ini tipe anak liar sedangkan kak Elvan? anak baik baik. jauh dari dunia malam. alim abis. tunggu biar lo ngerti gue jelasin dulu ya. kak Elvan Ardizka Emerald, cowok baik baik yang cuma eksis di sosial media dan gak suka mabok kayak gue. di account ask.fmnya (@elvanarld) dia kadang di judge karena gak bisa ngurusin kelakuan adeknya-- which mean itu gue tapi dia gak menghiraukannya. pokoknya di rumah gue dan dia ngomong seadanya. ngomong juga kalo ada yang penting doang. kinda suck.

Oke, back to real life. gue lagi di salah satu Club ternama di jakarta bareng Nadine, anak sosialita lain yang notabenenya temen mabok seperjuangan gue dan sahabat gue dari SMP. kita sekarang 1 SMA, yep gue di SMA Permata Harapan (PH). Nadine ini pergaulannya udah mencapai batas maksimal. dia diambang kehancuran karena dia mulai tertarik buat ikutan jadi cewek penikmat One Night Stand. padahal gue udah ingetin dia. but she's choose her own way.

"Mars, lo mau pesen apa?" kata Nadine, memecah kebisingan club yang kita datengin

"gue mau wine ajadeh" kata gue sedikit teriak agar suara gue kedengeran. musik mengalun meningkatkan hawa gelap disini. jiah bahasa gue.

"okay then. gue gak bisa nemenin ya, gue-- udah di tungguin Aldo" gue menebak maksud Nadine

"lo ngelepasin itu lo? sama Aldo? oh cmon! lo tau gimana brengseknya Aldo kan nad?!"

"asal dia buat gue seneng apa salahnya?" kata Nadine meninggalkan gue menuju bartender dan setelah berbincang sebentar dia naik ke atas. she's insane? i know.

"here's your wine, enjoy the time huh" kata Bartender itu "kenalin gue Adit Renata, temennya Nadine dan lo?" katanya lagi mengulurkan tangan.

"Marsya Queenela, just call me Mars." gue sengaja gak ngucapin embel embel Emerald di nama gue.

"kuliah atau SMA?"

"SMA dan lo?" oke gue yakin ini orang suruhan Nadine

"gue kuliah. lo anak sma tapi udah berani kaya gini? lo gak takut di DO? rusak banget. murah lo" ini cowok tampang Laki kok mulut Banci? lagian baru kenal juga err.

"none of your business. ancur mood gue minum disini. gimana kalo manajer lo tau kalo seorang Marsya quenella emerald yang notabenenya pelanggan tetap nomer 1 pergi dari sini ya? nih!" gue ngeletakin beberapa lembar uang 100 ribu diatas meja dan beranjak pergi dari bar itu

"emerald? astaga! wait a minute. enjoy your time Mars! please gue gamau dipecat" kata Adit yang suaranya perlahan mengecil karena gue udah jalan menuju mobil gue. Mood gue ancur dan gue gak peduli apa jadinya si Adit itu. Remember only god can judge ya, forget about haters cause somebody loves ya. gue teringat sepenggal lirik lagu dan ya, lirik itu bener karena cuma Allah (or Tuhan buat kalian yang non-islam) yang bisa judge kita.

HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang