Aku dan Kenyataan

47 6 2
                                    

Foto keluarga yang terpajang luas persegi panjang yang menghiasi ruang tamu utama. Meskipun ada gambar 2 orang yang sengaja diedit tempel,sedangkan 3 lainnya mirni hasil jepretan . Semua berposekan ketegadan dengan senyuman yang menyimpan sesuatu, salah satu dari mereka memakai baju resmi kelulusan SMA dengan kalung kelulusan yang dikenakan.
Sekar hanya seorang janda yang ditinggal meninggal oleh suami yang berprofesikan tentara. Dia meninggal karena, ikut serta menjadi relawan di perang suriah. Saat mengetahui suaminya meninggal, sekar sedang berjuang melahirkan seorang buah cintanya dengan Muhammad De Sekwin. Karena dokter memperkirakan sekar akan melahirkan 2 bulan lagi, tapi sayang. Air ketuban sudah pecah dan Sekar dilarikan langsung ke rumah sakit, Sekwin adalah muallaf yang berasal dari Bali yang tinggal di Bandung, karena pindah tugas. Sekar yang waktu itu sedang bermain di alun-alun Bandung dan mata mereka saling bertemu pada saat Sekar menannyakan alamat rumah bibinya. Sekwin langsung bergetar dan berlabuh di hati Sekar pada 2 tahun kemudian. Bergemalah syahadat di sakralnya masjid yang dekat dengan di sekitar rumah Sekar di Garut. Betapa terharunya keluarga saat mereka tahu bahwa Sekwin akan menjadi Muallaf. Mereka tak mengindahkan pacaran dan Sekwin langsung percaya kepada Sekar. Sayangnya, kedua orang tua Sekwin sudah meninggal, jadi dia terharu tanpa di saksikan langsung orang tersayang.
Tapi kini, peluru Isis telah meluncur ke jantung Sekwin, dia tidak bisa menyaksikan kelahiran ataupun perjuangan orang tersayang. Sekar mendengar berita itu saat dia menggendong buah hatinya yang menyusu dipelukannya, bayi tersebut hanya berbobot 1,23 Kg. Ini adalah masa-masa yang paling sulit bagi Sekar, bayi tersebut ditempatkan terlebih dahulu di tempat khusus. Sekwin sudah tiada, kini sang putri sedang berjuang pula demi ibunya yang terbaring lemas masih tak percaya. Allah memberikan ini, karena Allah sayang kepada Sekar.

"Allah tidak sayang kepadaku" histerisnya kepada ibunda yang sedang duduk membaca Al-Qur'an, "aku selalu beribadah!, sunnah dan wajib. Ini balasan dari semua itu!" histerisnya melantur.
Ibu dan ayahnya menenangkan Sekar yang tidak menerima kenyataaan. Dokterpun turun tangan, suntikan berisi bius menjalar ke selurih tubuh dan menenangkan dirinya. Ibunya terduduk lemas serta sedih, melihat putri satu-satunya seperti ini.
3 bulan berlalu. Kefa Sekwin, itulah nama bayi malang tersebut, kini kondisinya membaik. Tidak dengan Sekar!, kini Sekar sudah hilang akal. Dan Kefa dirawat oleh kedua orang tua Sekar.
Saat Kefa sudah masuk Sekolah Dasar,sebelumnya dia diperkenalkan keagamaan dan disiplin. Dia juga diperkenalkan dengan kesabaran dan ketidak sombongannya, tapi satu hal yang Kefa belum paham. Sekar, dia masih malu menganggap Sekar adalah ibu kandungnya.
Sampai dia Sekolah Menengah Pertama pun dia masih acuh terhadap kondisi Sekar. Sampai suatu hari, pada saat dia masuk ke anggotaan Pencak Silat, dan ditunjuk sebagai perwakilan untuk sekolah mengikuti kejuaraan seprovinsi. Sekar awalnya tidak setuju dengan itu, dia mengamuk dan mengomel kepada Kefa, sampai amarah Kefa keluar dengan spomtan mendorong Sekar sampai jidatnya lebam.
Kefa tak ambil pusing dan langsung masuk arena pertandingan, ditontong oleh sang kakek secara langsung, karena nenek sedang mengurus Sekar. Pada babak pertama, dia unggul, namun pada babak kedua dia mengalami pendarahan pada bagian mata. Sehingga dia penglihatannya buyar. Sentak, Sekar langsung memeluk Kefa yang terbaring dikasur. Kefa merasa risih dengan ibunya. Tapi naluri sang ibu.

"Aku tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya." tangisnya sambil memegang kalung yang berliomtinkan peluru yang menewaskan suaminya, "ambil mataku, gantikan untuk putriku" geretaknya kepada Dokter

Dokter langsung mengiyakan permintaan tersebut, dan kefa mulai merasa malu pada diri sendiri. Operasi berjalan lancar, kini Sekar hanya memiliki satu mata kanan yang masih ingin melihat Kefa.

Pada saat itu juga, Kefa membuka harinya untuk ibunya yang memiliki kekurangan tersebut. Tapi, terkadang Kefa juga pernah sesekali membentak sang ibu pada saat kesalahan kecil pada saat mereka lakukan bersama, tentu saja nenek dan kakeknya tak tinggal diam

"Kamu harus lembut Kefa. Ini adalah ibu yang berjuang mempertahankanmu sejauh ini" petuah neneknya membuat Kefa menangis, dan memeluk ibunya yang asyik sendiri "aku ingin ibu sembuh" katanya seraya menangis.

Kefa menyisir rambut ibunya seraya memakaikan minyak khusus pada rambut ibunya yang mulai menua, dan air mata yang mengalir dari mata yang sembab " mama", Kefa memegang tangan ibunya " aku berjanji, akan lebih baik dan menjadikan satu-stunya alasan mama tuk sembuh".

Ibunya mengerti dengan perasaan Keda saat itu, dia memeluk erat sampai membuat Kefa sesak, tapi, Kefa tak merasa risih lagi dan mulai mendinginkan hati. Karena, ini adalah satu-satunya orang yang berharga yang Kefa punya.

"Mama adalah malaikat yang diciptakan luar biasa oleh Allah." snyumnya membendung air mata, " akunya saja yang bodoh mengasuhkan sang malaikat Tuhan". Bisiknya ditelinga Sekar .

Kefa melepas pelukan itu. Ibunya tertisur di pelukan Kefa. Namun, terpaku tubuhnya, Kefa histeris dengan hal tersebut, lalu memeriksa nadi Sekar,

"Mama....!" teriaknya, membuat nenek dan kakeknya keluat memastikan.

Sungguh disayangkan, Kefa baru mengenal dekat ibunya hanya diberi waktu 3 jam oleh Allah. Orang yang selalu mempermalukannya dan menganggunya, kini sudah tiada. Kefa mengikuti setiap Detik proses di jalani jasad sang ibu.

"Jaga keimananmu Kefa. Buat mama dan ayahmu disana bangga" bijak kakeknya memberhentikan tangisan Kefa.

Tahun demi tahun berlalu, Kefa mengunjungi makam sang ibu. Dia meletakan buket mawar di depan nisan ibunya, lalu berdoa dengan hikmat, "Assalamualaikum Mama", katanya duduk di sebelah makam ibunya, " sekarang aku berjanji akan menjadi , sebuah alasan Allah mengirimkan mama dan ayah ke surga. Yang bukan sekedar dongeng penghantar tidurku dulu" paparnya, seakan dia percaya bahwa ibunya mendengarnya dari alam sana.
Dia pergi dan seraya memegang mata kiri yang diberikan Sekar dulu.

Tamat

The best StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang