Selepas kejadian itu ,aku mulai teringat akan mukanya yang membuatku terdiam lupa daratan. Aku mulai melupakan pertengkaran adik-adikku, hanya untuk mengingat mukanya. Walau buram ,suram tampak mukanya yang ada di pikiranku. Setelah sepuluh menit kemudian ,ayah telah sampai di sekolahnku. Memang setiap hari pasti aku yang diantar duluan dibanding adik-adikku. Karena ya...... Memang sekolahku lebih dekat daripada sekolah mereka berdua. Aku mulai pamit kepada ayah dan kedua adikku .setelah aku membuka pintu mobil , terlihat olehku wajah Rimba yang sudah kelelahan sendiri. Aku mencoba untuk tidak membuat suara. Rencananya aku. akan mengejutkan nya . Setelah aku tinggal selangkah lagi tiba-tiba "mau apa kamu, aku sudah tahu kamu kan ren. " Rimba katakan dengan sisa rasa lelahnya. "Tidak apa-apa aku cuma mau duduk kok" Sahutku memberikan pembelaan. "Kamu ya....sudah tahu hari ini hari terakhir, malah datangnya agak siangan. " aku tahu Rimba mengucapkannya dengan rasa kesal. "Iya deh maaf dong Rimba yang maco..tapi bohong. " dengan rasa tak bersalah ku katakan. Waktupun berjalan begitu cepat. Saat matahari tepat berada di atas kepala , halaman pun mulai kosong oleh orang yang mau mendaftarkan anak-anaknya. Tiba-tiba aku menerima pesan dari hp ku ternyata dari ayah. Ayah berkata" kalau kamu mau menunggu tunggulah sebentar karena mobil tiba-tiba mogok. Tapi kalau kamu ada urusan yang lain pergilah pesan ojek online atau yang lainlah yang penting kamu pulang segera." Tapi aku mencoba untuk menunggu ayah dulu. Karena toh nanti aku mau beresin ruang osis dulu baru pulang. Tapi walaupun ruang osis sudah dibersihkan tetap ayah belum menjemputku. Akhirnya aku memutuskan untuk menunggu di pintu gerbang sambil main hp, biasalah ngecek status dulu. Tapi tiba-tiba terdengar suara klakson, ternyata itu Rimba. "Loh, kamu kok belum pulang ren?" Rimba menyapaku dengan motor ninjanya ."Belum nih Rim mobil ayahku lagi mogok, awalnya aku mau mesan ojek online tapi lagi malas." "Yaudah kamu bareng aku aja, kan rumah kita sejalan. " Rimba menawarkan dengan muka maconya. Rimba memang melow tapi dia romantis.
Dalam cerita ini kenapa aku tidak pacaran aja sama Rimba, tapi kok malah mengejar adek kelas yang belum pasti.Itu karena Rimba itu udah punya pacar. Walaupun dia melow tapi gitu-gitu banyak ya yang suka sama dia. Buktinya aja dulu waktu aku baru masuk sekolah aku pernah suka sama dia. Tapi setelah kami berteman perasaan ini pun perlahan luntur. Karena aku lebih baik menganggap Rimba itu sebagai teman. Bukan apa-apa karena ya.. Rimba itu memang baik sama semua orang. Lagi pula kalo aku langsung suka dan pacaran sama Rimba gak seru lah pasti cerita ini cepat habis dong.
Baiklah kita balik ke cerita sebelumnya. Akhirnya karena hari semakin panas,maka aku memutuskan untuk menerima tawaran Rimba. Perjalanan terasa berbeda karena walaupun aku bersahabat dengan Rimba tapi, untuk pertama kalinya aku ditawari untuk diantar oleh Rimba oleh motor ninjanya. Rasa jantung berdebar-debar terasa di dalam diriku. Tapi aku sadar bahwa Rimba hanyalah sahabat. Dia juga sudah punya pacar kan, cantik lagi. "Ren, kamu tidak mau turun? ". tiba-tiba aku mendengar suara Rimba dari depan. Seolah suaranya menghancurkan hayalanku. "iiyyaa..... " aku katakan secara gerogi. Aku mulai turun dan Rimba pun berkata "jangan lupa kalau butuh tumpangan lagi tinggal trkana nomor tukang ojek yang bernama Rimba itu loh, ok. " sambil membentuk tanda okay di tangannya. "Hahahaha....." tertawaku mungkin terlalu keras sampai-sampai pak Budi satpam dirumah ku melirik dari posnya, mungkin dia kira maling mungkin ya. Beberapa detik setelah humor itu terucap dari mulutnya Lalu, ia pun pamit untuk pulang. Sedetik, dua detik, tiga detik punggungnya yang kekar meninggalkan rumahku. Bodohnya aku padahal aku sudah diantarkan Rimba kenapa aku lupa menawarkan minum kepada nya dan yang paling penting aku lupa mengucapkan terimakasih , tapi sudahlah kan Rimba sahabatku .saat aku masuk rumah melangkah dan melangkah terlintas kembali dipikiranku wajahnya. Aku penasaran akan namanya .
Hallo para pembaca "secangkir perbedaan " mungkin ini adalah kesempatan pertamaku buat nulis lagi, karena ya waktu aku kemaren lagi padat. Tapi alhamdullilah sekarang lagi dikasih libur. Mungkin aku bakal bikin kejutan di setiap part nya. Aku hanya minta doa kalian ya para pembaca "secangkir perbedaan ". Kalau ada salah mohon dimaafkan karena ini cerita pertama aku. Mungkin nanti semakin hari aku akan belajar terus. Jangan lupa komentar dan saran nya, semuanya bakalan diterima kok sebagai evaluasi cerita"secangkir perbedaan" dan Terima Kasih telah membaca. Jangan lupa dukung terus ya cerita secangkir perbedaan. Sampai jumpa di part selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECANGKIR PERBEDAAN
Teen FictionSECANGKIR PERBEDAAN Ketika ada rasa perbedaan yang kurasa, yang menjadi rintangan berat yang harus kujalani. Yang berat rasanya ketika harus memilih, ketika harus memutuskan, walau itu menyakitkan.Hanya rasa kehilangan yang bertubi-tubi datang. Suat...