Seoul, 14 Desember 2017
Matahari tampak bersinar sangat malu di pagi itu. Niatnya tidak menghangatkan sama sekali. Munculnya pun terlambat. Seakan-akan hanya keluar untuk mengucapkan 'Selamat Pagi' dan memberi tahu keberadaannya di dunia.
"Di musim dinginpun aku masih menguasai hari." begitu mungkin yang ingin di ucapkan.
Di sebuah sudut kecil Kota Seoul, seseorang tidak menghiraukan sapaan sombong dari matahari tersebut. Ia bahkan tidak peduli pada musim apa yang sedang menyelimutinya saat ini. Kedua hal tersebut tidak berada dalam pikirannya. Tidak menyita sekecil apapun perhatiannya.
Kesedihan tampak di wajah Cho Sunhyeong. Duduk di kursi mengemudi, dia menunggu seseorang keluar dari rumah di depan mobilnya terparkir. Walaupun hatinya berharap kenyataan yang lain. Ia tidak menginginkan siapapun keluar dari sana. Dalam hatinya ia ingin turun dari mobil, masuk ke dalam rumah dan menahan seseorang tersebut untuk tinggal lebih lama. Berharap bisa menghabiskan waktu bersama dan menolak untuk berpisah.
Mata Sunhyeong terlalu hangat bertolak belakang dengan badannya yang dingin. Hari ini ia akan mengantar Lee Jinki, kekasihnya, untuk pergi menjalani wajib militer selama 2 tahun. Waktu yang luar biasa panjang jika dibandingkan dengan hari-hari yang mereka habiskan bersama selama 7 tahun. Kebersamaan mereka harus diuji oleh perpisahan sementara ini.
Bagi mereka, jelas ini berat. Mereka harus membiasakan diri meninggalkan sementara kebiasaan yang mereka bagi berdua. Karena saat kewajiban memanggil, semua lelaki harus menjawabnya. Hingga akhirnya cinta harus mengalah dan menunggu. Dan disaat waktu mendatang tiba pula, cinta akan bertemu kembali untuk saling menjaga satu sama lain.
"I am not crying! I can do this!" kata Sunhyeong pada udara yang ia hirup sendiri.
Terdengar suara langkah kaki menuruni tangga. Sangat lirih namun terdengar oleh telinga Sunhyeong yang sedang sensitif pada suara apapun. Tak lama kemudian terlihat bayangan seseorang bergerak mendekat. Lee Jinki melintas di depan mobilnya. Berjalan menuju pintu belakang untuk meletakkan 2 tas besar bawaannya, lalu masuk dan duduk di sampingnya.
Sejenak Sunhyeong lupa cara bernafas. Terpaku pada semua gerak-gerik kekasihnya. Mata mereka bertemu. Tangan Sunhyeong yang memegang kemudi erat-erat hingga seakan meremasnya. Hal itu tak luput dari penglihatan Jinki.
"Kamu sudah janji akan mengantarku hari ini." Katanya sambil menatap mata Sunhyeong. "Ini keputusan kita berdua. Keputusanmu juga. Cepat atau lambat, hari ini akan tiba." Senyum terpasang di wajah sendunya.
Jinki tahu pasti yang dirasakan oleh kekasihnya.
Rasa sesak dan kekhawatiran.
Semenjak kecelakaan yang terjadi 2 tahun lalu, kecelakaan besar yang hampir merenggut seorang Sunhyeong dari hidupnya, memegang kembali kemudi bagi Sunhyeong bukanlah hal yang mudah. Bahkan hampir tidak mungkin jika tidak ada penyemangat seperti Jinki di sampingnya. Ia selalu mendukung dan berusaha mengembalikan keberanian Sunhyeong yang sempat hilang.
"Aku mencoba mengosongkan pikiranku dari tadi. Berusaha untuk hanya memikirkan kamu, aku dan kebahagiaan kita saja. Tapi aku kesulitan. Dan takut" mata Sunhyeong terpejam. Dalam kegelapan ia merasa lebih baik.
"Sunhyeong-ah. Lihat aku!"
Jinki meraih tangan kekasihnya dengan lembut. Melepaskannya dari kemudi dan menghangatkannya di genggaman. Ia meniupi jari Sunhyeong satu-persatu. Sangat lambat dan sengaja untuk mengulur waktu.
Sunhyeong menoleh melihat perlakuan kekasihnya. Ia sudah merasakan beribu-ribu hal manis yang dilakukan Jinki kepadanya sebelumnya, namun kali ini berbeda. Hatinya tersentuh hingga ke kebagian yang paling dalam. Bagian yang tak pernah disinari matahari maupun merasakan kebahagiaan.
YOU ARE READING
14th of December
RomanceSebuah Fanfiction yang didedikasikan buat sebuah Tahu Ganteng dari Korea Selatan, Lee Jinki aka Onew SHINee. HAPPY BIRTHDAY JINKIYA MAY GOD ALWAYS BLESS YOU