Dikala Menghadapi Kesedihan

582 6 0
                                    

       Ketika itu aku pribadi sedang dilanda dengan kesedian yang susah untuk diobati, dan butuh waktu lama untuk menetralisir rasa kesedihan tersebut, setiap aku mempunyai suatu masalah, ataupun kesedihan yang ada di dalam diri, langkah pertama mungkin dengan menyendiri, aku selalu berfikir tentang kesedihan di dalam diriku ini, bisa aku selesaikan dengan sendirinya, atau dengan bantuan orang terdekat, balik lagi dengan kesedihan yang aku alami, ada di mana kesedihan atau masalah tersebut aku selesaikan dengan sendirinya, dan ada juga yang harus aku selesaikan dengan saling sharing kepada orang terdekat, jujur saja, setiap aku mengalami suatu kesedihan atau masalah, aku lebih sering menyelesaikannya dengan sendiri dan aku tipekalnya orang pemikir, di mana ketika ada suatu masalah atau kesedihan yang menimpa diriku aku tidak bisa berbuat apa-apa di waktu itu juga, aku lebih banyak memikirkan masalah yang ada di dalam diri ini dengan waktu yang cukup, untuk menemukan jalan keluarnya atas kesedihan atau masalah yang aku alami. Dan jika tidak menemukan jalan keluarnya dari masalah tersebut, aku lebih memilih saling sharing kepada orang yang mungkin dapat membantuku untuk menyelesaikan masalah yang aku timpa.

       Dikala itu aku masih ingat dengan kesedihan yang sangat amat berat aku rasakan, di mana aku mempunyai ekspetasi terlalu tinggi sehingga aku tidak melibatkan sang pencipta di dalamnya, ketika aku jatuh, rasa sakit di dalam hati ini membara, pedih, sakit, dan tidak bisa berbuat apa-apa aku hanya bisa merenung dengan kesedihan yang menimpa diriku, tibalah waktunya aku tidak menemukan jalan keluarnya, akhirnya dikala itu aku pun memutuskan untuk saling sharing kepada temanku, aku masih ingat dengan kata-kata yang ia kasih ke aku "fatih, tidak ada orang yang bisa menyakitkan dirimu dan hatimu kecuali pada dirimu sendiri, jadi kesimpulannya sampai kapan kamu mau merasakan kesedihan?" sedih boleh , merasakan sakit juga boleh tapi jangan terlalu lama-lama dalam merasakan hal tersebut, masih banyak yang harus dipikirkan, dan masih banyak yang harus diprioritaskan jangan terlalu lama luput dari rasa kesedihanmu. Itu perkatan yang selalu aku ingat ketika aku merasakan kesedihan, terima kasih sudah memberiku kunci untuk menyelesaikan masalahku yang sampai detik ini akan selalu aku ingat jazakallahukhoiron.

       Dan terbentik juga di dalam diriku, barang siapa yang terkena musibah, lalu dia ingin menyingkirkannya, hendaknya dia menggambarkan musibah yang lebih berat darinya, niscaya musibah ini akan menjadi ringan. Bayangkanlah pahalanya, dan gambarkan turunnya musibah yang lebih besar darinya, niscaya dia akan melihat keberuntungan kala hanya mendapatkan musibah itu saja yang menimpanya. Pandanglah bahwa musibah itu akan segera berakhir, sebab kalaulah bukan karena beratnya kesusahan, maka saat-saat kenyamanan tidaklah diharap-harapkan. Hendaknya dia tahu bahwa rentang waktu berlakunya musibah ini tak ubahnya seperti rentang waktu bermalam-malamnya tamu. Cobalah tengok berbagai kebutuhannya di setiap waktu, betapa cepat itu semua berlaku kemudian berlalu. Dan betapa lezat sanjungan yang dia tuai di berbagai forum perkumpulan dan bagaimana orang menjamu tamu mendapatkan predikat seorang dermawan.

       Demikian juga seorang mukmin dalam berbagai kesusahan yang menimpanya, hendaknya dia menjaga penggal-penggal watunya, memeriksa berbagai kondisi diri di saat-saat itu, dan memperhatikan anggota tubuhnya, karena khawatir akan muncul dari dirinya satu kata, atau dari hatinya menyeruak amarah terhadap takdirNya. Saat itu seolah telah terbit fajar pahala, kelamnya musibah juga telah tersingkap dan orang yang berjalan malam pun munuai sanjugan karena telah melewati kegelapan, sehingga kala mentari pahala terbit, dia pun telah sampai di rumah keselamatan.

"Setiap engkau ingin melakukan suatu aktifitas ataupun itu, libatkan lah sang pencipta di dalamnya ketika engkau sedang jatuh engkau tidak bakal luput terlalu lama merasakan kesedihan, engkau bakal percaya sang pencipta selalu ada menemanimu dan engkau percaya setiap kesedihan yang menimpamu itu mengandung unsur hikmah di dalamnya" 

Dikala Menghadapi KesedihanWhere stories live. Discover now