Reason Why - 6

2.3K 458 22
                                    

Kini bertambah satu kegiatan yang kerap kali Jungkook lakukan selain bermain game, makan, dan tidur. Yaitu mengecek ponselnya, sekadar membuka aplikasi chat lalu mengecek apa sudah mendapat balasan, dan jika sudah maka segala prioritasnya akan terkesampingkan karena harus membalas chat tersebut. Entah hanya dengan mengirim stiker saja, emotikon, atau jawaban serta pertanyaan yang akan Jungkook pikirkan matang-matang.

Ia belum pernah seantusias ini barang sekadar membalas pesan dari seseorang. Seolah ia tengah berbalas pesan dengan idolanya, bahkan ini rasanya lebih menyenangkan bagi Jungkook. Walau sebenarnya percakapan yang ia lakukan normal, jauh dari romantisme atau hal-hal yang sejenisnya. Hanya berbalas pesan selayaknya teman pada umumnya. Apalagi mereka sama-sama lelaki sehingga banyak kesamaan yang disukai.

Namun, Jungkook sepertinya kurang peka terhadap sekitarnya. Entah sensornya yang kurang bisa merasakan bagaimana kehadiran seseorang akhir-akhir ini yang sering menghabiskan waktu bersamanya, memberinya perhatian secara cuma-cuma tanpa diminta.

Seperti saat ini, di kantin sekolah. Teman-temanya yang lain sedang malas ke kantin sementara Jungkook sedang dalam mode lapar sehingga ia harus ke kantin tapi ia tidak sendiri. Melainkan bersama seorang gadis, yang sedari tadi mengajaknya mengobrol dan akan Jungkook tanggapi sebisanya.

Akhir-akhir ini semua sadar bahwa Lisa si primadona kelas, si gadis idaman, tengah gencar-gencarnya mendekati teman dekatnya sendiri. Dan tidak ada satupun yang protes secara terang-terangan dan mirisnya tidak ada yang memberitahu hal tersebut pada Jungkook secara gamblang.

Ini memanglah rahasia umum, dan semuanya sepakat secara tak sadar memiliki pemikira yang sama.

"Jungkookie, hari ini kau mau menemaniku di perpustakaan?"

Jungkook yang semula sedang menyantap nasi goreng kimchi-nya lantas menoleh pada gadis itu yang hanya memakan roti melon dan meminum susu. Kepalanya mengangguk kecil, tidak ada yang salah dengan menemani Lisa di perpustakaan pikirnya. Sekaligus ia bisa juga ikut-ikut belajar, karena setahunya gadis Thailand itu cukup pintar, bahkan termasuk 10 besar peringkat paralel. Sebuah kesempurnaan yang menarik bukan?

[***]

Pelajaran berlangsung dengan membosankan-bagi Jungkook. Saat ia disuguhkan nama-nama rumus senyawa yang terkadang tidak sampai otaknya membayangkan bagaimana reaksi yang disebutkan gurunya dapat terjadi. Namun itu ada bukti nyatanya. Dan kantuk menyerangnya seiring dengan sang guru yang mulai keluar dari topik pembelajaran.

Tangan kirinya menjadi tumpuan kepalanya. Jungkook mengedarkan pandangannya, kebetulan ia sedang duduk di belakang jadilah dengan mudah ia dapat memperhatikan teman-temannya. Seperti ada yang sedang membaca novel berbalutkan buku pelajaran, bermain ponsel diam-diam, saling melirik, bercermin, bahkan ada yang sudah tertidur dengan pulas. Entah bagaimana nasib siswa yang tidur itu jika nanti terpergok.

Pandangan Jungkook kemudian terhenti di dua bangku sebelahnya. Di mana seseorang yang tampak serius mendengarkan dan memperhatikan guru mereka, terlihat dari kedua tatapannya dan kegiatan menulisnya saat mendengarkan sang guru yang mulai berkata-kata aneh bagi Jungkook. Tanpa sadar ia tersenyum melihat siswa itu, begitu serius dan sungguh-sungguh, seolah apa yang di hadapannya adalah hal berharga.

Bayangan Jungkook langsung terpecah, membuyar ke mana-mana, senyumnya masih tercetak dan beruntung tidak terpegok temannya yang lain-bisa-bisa ia dianggap gila nanti. Sampai kedua matanya kembali menoleh pada siswa itu.

Dan pandangan mereka bertemu,

dengan segera Jungkook memutuskannya, berpura-pura sibuk mencatat.

Grund Warum✔ [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang