Chapter 1

21 1 0
                                    

Thenta pov

kring kring kring

Tanda pergantian antara jam pelajaran dengan jam istirahat. Para murid keluar dari kelasnya masing-masing, tak terkecuali Thenta murid kelas XI MIPA.

"Nta, ke kantin kuy," ajak Maga dengan tampang sok imutnya.

Maga adalah sahabat Thenta sejak ia masih berada pada masa mos, mereka dipertemukan karena menjadi satu kelompok saat membawakan pensi. Dan sampai sekarang mereka selalu dipertemukan dalam hal yang sama, misalnya kelas.

"Duluan aja deh ga, gue mau ke perpus dulu," kata Thenta dengan mengangkat buku yang ia pegang,

"Tapi nanti lo nyusul ya nta, gue tungguin lohh, awas aja kalo gak nyusul, gue cekek lo,"

"Iyaa-iya, bawel deh kamu.." kata Thenta dengan menampilkan senyum mautnya, "biasa aja dong nta senyumnya, bikin klepek-klepek tauk,"

Mereka berdua pun akhirnya berpisah.

Saat berjalan di koridor, tak sengaja Thenta 'tertabrak' oleh seseorang, apesnya mereka berdua sama-sama jatuh tersungkur.

"aww.." ringis seseorang yang menabrak Thenta.

"aduh.." ringis Thenta, ia kemudian berdiri dan mengulurkan tangan pada seseorang yang menabraknya tadi.

"eh ma-maaf kak, tadi aku buru-buru, maaf kak gak sengaja nabrak kakak," kata seseorang tersebut dengan menundukkan kepalanya,

"eheh iyaa gapapa, maaf juga ya tadi kakak ga hati-hati jalannya," "oiya, nama kamu siapa? Aku Thenta," katanya sambil mengulurkan tangan.

Anak kelas 10 tersebut bengong menanggapi Thenta, dalam hati "ini kakak kelas baik banget, eh malah minta maaf, padahal udah jelas-jelas gue yang salah," setelah seperskian detik, barulah anak tersebut tersadar kemudian ikut mengulurkan tangannya, "aku Lisa kak, anak kelas X Bahasa,"

"Salam kenal ya Lisa, lain kali kalo jalan hati-hati ya lis, jatuh itu sakit lo," kata Thenta dengan menampilkan senyum mautnya

"Eheh iya kak, salam kenal juga", dalam hati Lisa bergumam, "udah baik, cantik, perhatian lagi, pantes aja dia jadi Putri kebanggaan sekolah ini,"

Thenta pov

Gadis yang manis, batinku dalam hati saat langkahku sudah agak menjauh darinya.

Sesampainya di perpustakaan, aku langsung mengembalikan buku yang ku pinjam 2 hari lalu.

Aku memang sangat hobi dengan membaca, dari kecil aku suka dengan huruf-huruf yang berbaris tersebut. Aku memiliki perpustakaan mini di sudut kamarku, aku sering membeli buku jika ada pameran, karna pada saat itu harga buku memang lebih murah dari biasanya.

Aku membeli buku dari uang saku yang aku sisihkan setiap harinya, aku tidak mungkin meminta ayah atau ibuku untuk membelikannya. Walaupun keluargaku bisa dibilang keluarga yang mampu, tapi aku tak mau meminta uang hanya untuk memenuhi hobiku.

Aku sangat suka novel karangan James Patterson, novel dengan judul The Murder of King Tut berhasil membuatku tidak tidur semalaman, dan berakhir dengan mataku yang memerah karna tertidur dalam waktu kurang dari 3 jam.

Aku beralih dari rak satu ke rak yang lain mencari buku mapel Biologi, besok akan diadakan ulangan, dan aku harus belajar nanti malam. Di sekolah ini kami memang tidak diberi buku paket atau semacamnya, kami hanya diberi buku pendamping yang berisikan soal-soal dari per BAB yang diajarkan.

Lalu bagaimana dengan sistem belajar mengajar jika tak ada buku paket ? Sistem belajar disini menerapkan keaktifan siswanya, guru biasanya hanya akan menerangkan dan kita harus benar-benar mendengarkan, setelah itu akan diberi tugas yang nantinya akan dikumpulkan untuk rekap nilai akhir.

Walaupun dengan sistem pembelajaran yang menurutku kurang efektif, aku masih bisa menyabet gelar queen paralel yang diadakan setiap kenaikan kelas.

Saat akan mengambil buku Biologi, tiba-tiba aku mendengar suara gaduh dari depan perpustakaan, aku melupakan buku Biologi tadi, beranjak menuju depan perpustakaan. Betapa terkejutnya aku, melihat 2 orang siswa berkelahi, dan yang paling mengejutkanku adalah, salah satu siswa yang tak lain dan tak bukan adalah alby.

Cinta Datang TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang