BAB 2 - Muncul Perasaan

32 2 0
                                    

  Dara bangun dari tidurnya karena ada panggilan masuk dari maminya. Maminya lagi keluar kota bersama papinya untuk mengurusi kantor peninggalan kakeknya. Dia menerima panggilan tersebut dan langsung ngomel-ngomel sama mami dengan alasan mengganggu mimpinya yang indah bersama Ervan Vandrian yang sedang duduk manis berdua di pinggir danau saat sinar matahari mulai meredup, malah terganggu dengan adanya panggilan masuk.

   "Ada apaan sih mi?? Ganggu orang tidur aja."

  "......"

"Apa?  Gak salah mi? Lihat jam dong mami, ini masih pagi mi. Ngapain juga aku harus ke rumah tante Lisa dan harus ketemu sama si kutu kupret itu??  nggak mi,  pokoknya aku gk mau kesana. "

  "......."

" MAMI, mami tau kan si Ervan kayak gimana? Dia tuh nyebelin mamii,, bisanya cuma nyuruh ini itu doang. Gak mau ah"

  
    Percakapan antara ibu dan anak berakhir dengan keputusan Dara akan pergi ke rumah tante Lisa untuk menemani Ervan yang sedang sakit karena tante Lisa tidak akan ada di rumah seharian karena harus pergi ke Bandung untuk menyelesaikan masalah kantornya yang katanya ada pegawai yang memakan uang kantor alias Koreksi. Eh salah maksudnya Korupsi... Hehe

  Dara masuk ke kamar mandi untuk mandi setelah menyiapkan bajunya yang akan dipakai. Dia menatap wajahnya di depan cermin setelah membasuh mukanya dan ngomel" gak jelas yang membuat dia lost konsen. Sabun muka dia oles ke atas bulu sikat gigi dan langsung saja sikat gigi itu dia gosok ke dalam mulutnya masih sambil ngoceh-ngoceh. Dara belum sadar kalo dia memakai sabun muka bukan pasta gigi,, setelah dirasa cukup lama, baru dia sadar dan langsung berkumur.

  Setelah selesai gosok gigi, dia berendam dalam air hangat. Baru saja mau pergi ke alam mimpi, hp nya berdering menandakan maminya menelpon lagi. Dia mengangkat dengan malas, baru saja mau bertanya ada apa, maminya duluan yg bertanya sedang apa dia dirumah, udah mandi apa belum, makan udah apa belum, kenapa belum juga datang ke rumah tante Lisa, dan akhirnya Dara hanya menjawab seadanya.

  Dara sudah siap pergi ke rumah tante Lisa yang dibalut dengan baju sebahu bermotif bunga" dan celana jeans hitam, flatshoes senada dg celana dan tas mini warna putih.

    Sesampainya di rumah tante Lisa, Dara langsung disambut dg hangat oleh tante Lisa dan meminta dara untuk menemani anaknya, Ervan yang sedang sakit karena dia akan pergi seharian dan pembantunya lagi pulang kampung dikarenakan neneknya yag sedang sakit parah.

   Tante Lisa mengajak Dara masuk dan membawanya ke kamar Ervan sambil menanyakan kabar Dara. Setelah sampai di depan pintu kamar Ervan tante pamit pergi dan sekali lagi meminta dara untuk menemani Ervan. Tante pergi dengan berlari-lari kecil menuruni anak tangga karena dia sudah hampir terlambat masuk ke kantornya.

  Dara membuka knop pintu kamar Ervan dg hati-hati takutnya Ervan terbangun karena suara keras dari pintunya.  Setelah pintu terbuka lebar, Dara melihat Ervan sedang duduk di balkon sambil memainkan gitar kesayangannya. Dia baik-baik saja, bahkan dia tidak terlihat sama sekali kayak orang yang sedang sakit.

   Ervan menatap Dara yang sedang termangu di depan kamarnya.
"Kenapa masih berdiri disana? Ayo masuk"

Dara terkejut mendengar suara Ervan dan menanyakan apa yg barusan Ervan kata.
"Eh, apa kata lo barusan? "

"Makanya, kalo orang lagi ngomong itu dengerin."

"Ya maaf." Ucap dara sambil melangkahkan kakinya masuk ke kamar Ervan.
"Katanya lo sakit. Tapi kok bisa main gitar sih? "

"Ya memang gw sedang sakit. Tapi cuma demam biasa kok."

"Gw disuruh Mama lo buat nemenin lo karena lo sakit. Tapi karena lo udah sembuh, gw pulang ya. "

"Dar, tunggu."

Dara berhenti dan membalikkan badan. "Paan? "

"Temenin gw dong. Sehari ini aja. Gw gk bisa keluar hari ini. Gw belum kuat buat jalan". Please!!  Sehari ini aja. "

  Ya Tuhan, apa dia bilang? Temenin dia sehari ini aja?  Kesempatan nih. Tapi, malu lah klo langsung bilang iya.

"oke deh, gw temenin. Asal satu syarat. "

"apa syaratnya? "

"jangan nyuruh gw buat ini buat itu. Karena gw bukan pembantu lo. OK! "

"kalo gw gk mau gimana? "

"Ya gw pergi. "

"Awas aja kalo nanti lo pergi, gw cium lo sampe kehabisan napas. "

"silahkan Ervan kalo bisa SILAHKAN"

"Oke, tunggu aja nanti"

  Setelah selesai berdebat, Dara meminta Ervan untuk mengajarinya main gitar.
"Cewek tomboy kayak lo gk bisa main gitar?" Ejek Ervan. Dara hanya diam dan merebut gitar milik Ervan dari tangan si Ervan.

"kalo gk mau ngajarin juga gpp. Gw bisa sendiri kok. "Ucap Dara sambil memetik senar gitar dg kesusahan. Ervan memperhatikannya dg seksama, matanya tak berpaling sedetik pun dari wajah dara.
"ternyata, lo adalah cewek yg tak gampang menyerah, cantik lagi. Gw demen nih ama cewek kayak gini." bisik hati Ervan.

"Dar, susah ya? Sini gw ajarin."

_________________





HEI semua!!! 👋

Maaf ya kalo ceritanya Gaje..
Tapi,,  semoga aja kalian suka

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Katakan I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang