Dear Nathan,
Ada kisah yang ingin aku sampaikan padamu.
Tentang sebuah perasaan kaku yang bermetamorfosa seperti kupu-kupu.
Dia sering bungkam bila ditanya cinta, sering malu bila ditanya rindu.
Karena dunianya cuma mengenal hitam, putih, dan abu-abu.
Sampai warna warni indah itu datang dengan ria.
Hidupnya yang sunyi tersentuh getar.
Namun, ia masih tetap kaku.
Bibirnya masih bisu.
Ia masih tak mengerti apa yang terjadi.
Ia masih terlalu hijau untuk memahami.
Pastinya semua berubah.
Tapi, ia terlalu percaya pada resah.
Dan di hari ketika pelangi terindahnya pergi, dia rayakan pedih dalam tangis sesak tanpa henti.
Dear Nathan, atas nama rindu kutulis sebuah pengakuan.
Mewakili suara yang tak pernah mampu kuucapkan.
Aku mencintaimu. "
Salma***
Dari Dear Nathan karya Erisca Febriani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untold
Poetryhanya pemikiran yang tak sengaja mampir, yang akhirnya dituangkan dalam karya yang masih abal-abal ini. -2017