Bab I: udah gasuka donat?!!!

1.1K 72 48
                                    

Spada efribadehhhh, seperti lapak sebelah. Cerita ini juga udh lama banget mendem di draf. Jadi daripada gabut mending di publish ye gak?? Sama cerita yang ini beda. Kata katanya ga kaku kaku amat kaya seragam baru. Soo sabar sabar aja yach sama Jimoung.

HAPPY READING

DON'T LIKE DON'T READ

🔥🔥🔥

Brakk!!

Madara menggebrak meja kerja sekertarisnya.

"Astaganagadragon!!, saya gak mau mati!! Belom kawin!!", reflek kata kata laknat itu mencelos dari bibir mungil Hinata. Mata Hinata mendadak melek, kaget dengan wajah bos nya yang siap membunuh didepan. "E-eh bapak, kenapa pak? Gak makan pak? Kan lagi jam makan pak", Hinata dengan cengirannya.

"Jam makan gigimu!, udah jam berapa ini??!!"

Hinata melirik jamnya sekilas, "13.45 pak"

Rahang Madara mengeras tanda emosinya sudah dipuncak kepala. "Aduh!!, punya asisten gini gini amat sih!, kamu tuh kelewat bego apa emang oon sih!",

"Sekertaris pak bukan asisten", koreksi Hinata.

Madara kembali dibuat naik oleh Hinata yang selalu menjawab. Menyesal ia dulu tidak mewawancarai Hinata secara langsung.

" intinya 10 menit lagi kita meeting di Hyuuga corp. Siapkan semua berkasnya. Saya tunggu diparkiran!", ucap Madara lalu melengos pergi.

Usai Madara pergi, Hinata menjatuhkan bokongnya yang cantik dikursi kejayaannya.

"Ih si bos bisanya hanya mencaci maki rakyat jelata mulu. Aku yang tak berdaya ini bisa apa?", dumel Hinata. Hinata memang hanya bisa ngomongin bosnya dibelakang dengan teman teman senasibnya. Mentalnya masih mental tempe untuk melawan seorang Madara Uchiha. Ia lolos diperusahaan ini pun berkat ketidak hadirannya Madara.

"Kamu ngomong apa tadi?", kata seseorang dibelakangnya. Hinata membalikkan badannya. "Nggak ko, orang saya lagi ngupil.", Hinata benar benar mengupil dan menyodorkannya didepan muka Madara. Madara yang tahu akan sinyal bahaya jangan mendekat langsung mundur beberapa langkah.

"Ngapain kamu tunjuk tunjukin ke saya!, inget kamu perempuan, dimana sopan santun kamu!"

Tuh kan, kan. Ngatain lagi. Terus pak ayo terus caci maki sampe berbusa. Batin Hinata kesal.

"Kali aja gituh bapak ga percaya kalo saya ngupil, terus negative thinking sama saya kalo saya ngomngin bapak.", Hinata mengambil nafas sejenak. "Kan berabe ntar, gaji saya kena potong lagi nanti"

Madara cuma bisa geleng geleng kepala mendengar penuturan Hinata yang menurutnya tak masuk di akal.

"Terus bapak ngapain balik lagi kesini? Bukannya udah keparkiran?", ucap Hinata sarkas. Berasa jadi bos.

"Saya balik kesini cuma--"

"Apalagi pak? Bapak mau ngecaci saya oon lagi? Ga idiot sekalian?" potong Hinata cepat.

"Bukan saya cum--"

"Oh! Saya tahu, bapak pengen nethink lagi kan sama saya! Saya udah males pak dicurigai sama bapak mulu! Lelah hayati ini", lagi lagi terpotong oleh Hinata. "Mending bapak turun keparkiran duluan, manasin mobil, duduk yang manis sambil nunggu saya! Saya tahu pak saya cantik, seksi nan aduhay. Tapi jangan digangguin terus! Gabakal kelar ini berkas!", Hinata mendorong dorong Madara untuk keluar dari ruangannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Straight BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang