For Our Love, Bora.

166 6 0
                                    


Matahari bersinar terik namun hangat menyentuh tubuh pagi itu. Dari sebuah rumah kecil di pinggir kota, terdengar suara gaduh,

"ibu, ayo! Sudah waktunya kita berangkat." Seorang gadis berseru dari beranda rumah. Tak lama kemudian, terlihat seorang wanita menyambar tas miliknya sembari berlari secepat kilat. Ia tampak sangat terburu-buru hingga hamper menjatuhkan seluruh pot bunga yang ia tata sendiri.

"kau tidak perlu berteriak seperti itu kepada ibu, nona manis" ujar sang ibu sembari menepuk lembut kepala putrinya.

"tapi ibu selalu terlambat di hari pertamaku sekolah" gadis itu menjawab lalu menyudutkan bibirnya.

Sang ibu lalu meminta maaf, "baiklah, ibu mengaku salah masalah itu, sayang. Kau menang kali ini" dan perjalanan ke sekolah hari itu dihabiskan dengan suara permintaan maaf sang ibu kepada anaknya.

(y/n) (y/l/n) adalah nama lengkap wanita itu. Ia berusia dua puluh tujuh tahun, tinggal bersama anak semata wayangnya, Bora, yang baru memasuki sekolah regular pertamanya. Mereka hidup di kota kecil, Goulburn Valley, mengembangkan perkebunan kecil milik keluarga. Enam tahun sudah (y/n) hidup sendiri di kota kecil di Australia tersebut. Dia memutuskan untuk hidup jauh dari keluarganya di Seoul setelah mendapatkan gelar sarjananya. Dia dengan keras kepala meminta pada kakeknya untuk diberi tanggung jawab mengurus perkebunan kecil milik keluarga. Keluarganya merasa berat untuk melepaskan (y/n) sendiri, namun, (y/n) adalah wanita yang penuh tekad, sehingga keluarganya pun tahu jika (y/n) dihalangi maka semakin kuatlah ia memberontak.

***

"Bora, ibu mungkin tidak bisa menjemputmu nanti. Pulang sama Maria, ya?" Tanya (y/n) kepada anak semata wayangnya itu.

"uhm, baiklah, bu. aku berangkat dulu. Aku menyayangimu, bu" ujar Bora mengecup pipi ibunya.

"aku juga sangat menyayangimu, putri kecilku" ujar (y/n) yang kini melihat punggung putrinya semakin menjauh.

***

***

"Americano tujuh, ya?"

"ya, half-pumps sugar"

"baik, silahkan ditunggu pesanannya"

Tujuh orang pria terlihat duduk dan bersantai di kafe kecil menghabiskan waktu liburan mereka dengan tenang. Mereka melarikan diri dari rutinitas padat mereka. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk mengambil cuti bersama dan berlibur ke tempat dimana mereka menemukan ketenangan.

Suasana Goulburn Valley yang penuh dengan perkebunan memenuhi keinginan liburan para pria tersebut. Bahkan di sebuah kafe yang biasanya sangat ramai di Seoul suasananya sangat hening disini. Suara bel pintu berdering menandakan ada pengunjung baru yang masuk bahkan terdengar sangat keras di telinga pelanggan yang lain. Salah satu dari pria tersebut mendongakkan kepalanya dan matanya mengikuti pelanggan yang baru masuk tersebut. Sejenak dia berpikir, wanita ini, kenapa aku merasa sering melihatnya?, batinnya. Sesaat setelah itu dia tersadar

"oh! (y/n) noona" ujar Jungkook gelegapan.

Seketika itu juga enam kepala lainnya mendongak dan memandang John dengan kompak.

"yah, kalau kau mau berbohong jangan keterlaluan. Dimana ada (y/n) ?" Yoongi bertanya.

Jungkook hanya mengisyaratkan pandangan matanya kepada wanita yang sedang membelakangi mereka. Mata mereka terus mengikuti (y/n) hingga dia duduk di salah satu meja di dekat jendela. Namun salah satu dari mereka, Namjoon, tidak merasa tertarik atas penemuan spektakuler john kali ini.

For Our Love, Bora (Namjoon X reader)Where stories live. Discover now