Bab II

200 26 4
                                    

Angin musim dingin mulai menyapa indahnya kota Seoul. Jaket dan pakaian tebal menghiasi tubuh setiap orang yang berada di luar maupun di dalam rumah, banyak orang yang berlalu lalang untuk memulai aktivitas kesehariannya.

"Appa.." Gadis cantik itu sedang bersedih, dilihatnya orang yang selama 10 tahun ini mengambil alih peran sebagai ayah dan ibu itu sedang berbaring lemah diatas ranjang, selimut tebal membungkus setengah tubuh rentannya.

Jari jarinya mulai bergerak, menandakan bahwa ia telah sadar dari tidur yang menurutnya lebih menyenangkan, mungkin.

"Kenapa kau menangis?" Pria tua yang biasa di sapa Tuan Choi, mulai menggerakkan tangannya mencoba untuk membelai lembut surai anak semata wayangnya itu.

"Aku hanya takut" Gadis cantik itu menundukkan kepalanya seraya mengusap pelan air mata yang telah membasahi kedua pipinya yang lembut.

"Aku hanya tertidur, tidak usah khawatir" Tutur sang ayah dengan lembut.

"Aku takut kau akan meninggalkan aku.." Ujarnya, sekarang badannya berdiri tegap kepalanya kembali terangkat menatap penuh harap kepada pria yang membesarkannya hingga saat ini.

Dari balik pintu, ada sepasang mata yang memperhatikan mereka berdua. Matanya memancarkan kebahagiaan saat kedua retinanya menangkap paman sekaligus ayah dari sahabat wanitanya itu sudah kembali sadar.

"Oh? Chanyeol-ssi?" kesadaran Tn. Choi sudah sepenuhnya, terlihat saat pria paruh baya itu menyadari bahwa ada seseorang yang sedang menatap dirinya dan anak wanitanya di ambang pintu.

Tzuyu menyadari apa yang dimaksud ayahnya gadis itu pun mengikut arah pandang sang ayah dan benar saja, di ambang pintu ada seorang pria tinggi yang saat ini sedang memasang senyum canggung ke arah dirinya dan ayahnya.

Chanyeol merasa tidak enak karena telah menguping pembicaraan antara seorang anak dan ayahnya. Pria itu pun langsung menghampiri dan tidak lupa dengan kata maaf yang terus keluar dari bibir manisnya itu.

"Jeongsohabnida ahjussi...jeongsohabnida" ucap Chanyeol sambil membungkukkan badannya.

"Tidak apa, kau tak perlu meminta maaf seperti ini aku senang melihat kau terus bersama puteriku saat aku tidak ada disampingnya." ucap Tn. Choi sambil tersenyum.

Tzuyu hanya terdiam, dia malas berdebat dengan Chanyeol kenapa bisa ada pria yang tidak sopan sepertinya, dengan sengaja mendengar percakapan orang lain? Biar Tzuyu tanyakan nanti saja. Sekarang ini gadis cantik itu hanya ingin menikmati kebersamaannya dengan sang ayah.

"Appa.. kau baru saja tersadar dari tidur panjangmu dan aku tak ingin melihat kau kelelahan karena terus berbicara seperti ini. Lebih baik appa istirahat saja, Tzuyu akan mengatar Chanyeol Oppa untuk pulang" Ucap Tzuyu tiba tiba, tadinya Chanyeol ingin menyangkal perkataan Tzuyu tetapi saat melihat kondisi ayah Tzuyu yang baru pulih dari komanya itu tidak ada salahnya kan jika dirinya menjenguk Tn. Choi lain kali saja.

"Kajja oppa." ucap gadis itu dengan tangannya yang menarik tangan Chanyeol untuk keluar.

Bahkan Tn. Choi terasa sangat lemas hanya sekedar mengucapkan "Aku baik baik saja" pun tidak bisa ia ucapkan jadi pria paruh baya itu lebih baik mengikuti apa yang Tzuyu katakan saja.

***

Suasana Bandara Incheon terasa asing di mata tajam milik seorang pria yang baru menginjakkan kakinya setelah 3 tahun lamanya ia hidup di negeri asing di luar sana. Kaki panjangnya ia arahkan menuju ruang tunggu bandara untuk menunggu seseorang yang akan menjemputnya nanti.

"Aku sudah sampai, kau dimana?" tanya pria itu dengan seseorang di seberang sana.

....

"Baiklah aku tunggu"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Karma ✔ |ctz|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang