Aku

2.5K 50 2
                                    

Namaku Rizky Nur Fathani,aku hidup bersama ibuku di bawah jembatan.Ayahku telah meninggal sejak aku masih bayi karena serangan jantung.
Kini aku hidup bersama ibuku berhari-hari bekerja memulung sampah untuk memenuhi kebutuhan hidup Aku merasa kasihan melihat Ibuku wajahnya penuh peluh namun,ibuku tidak putus asa ibuku tetap sabar menghadapi ujian dari tuhan.
Ibuku berharap agar tuhan memberikan sebagian rezeki untuk menyekolahkanku.Mulai pagi hingga siang pun menjelang ibuku mulai lapar lalu,ibuku mencari sisa makanan yang masih tersisa di tempat sampah.
"Ibu,aku ingin bersekolah"aku minta pada ibuku.Namun ibu tidak mempunyai uang itu pun membuat hatiku sedih dan aku ingin merasakan bagaimana rasanya bisa bersekolah seperti anak-anak lainnya.
Perjalanan terus dilanjutkan hingga menjelang senja ibuku terus memulung sampah itu.Aku tak mau diam saya harus berubah bagaimanapun juga saya harus bangkit.
Sebelum menjelang maghrib aku dan ibuku kembali ke bawah kolong jembatan itu lalu,ibuku membeberkan alas tempat tidur yang dibuat dari koran dan kardus aku tidak bisa tidur karena merasa sedih hatiku.
Sehabis isya' pun aku pun menangis hal itu pun membangunkan tidur ibuku ibu pun menghiburku ia memberikan sedikit motivasi padaku
"Anakku,kenapa kamu menangis? jangan bersedih yakinlah tuhan pasti akan memberikan yang terbaik" kata ibu sambil mengelus kepalaku.
"Ibu..." kataku dengan sedih
"Ada apa anakku?" jawab ibu
"Aku ingin sekolah bu,aku akan buktikan bahwa diriku adalah sang juara bu dan diriku bukan anak kecil yang selalu cengeng bu" Kataku
"Itu bagus anakku mari sekarang kita tidur sudah malam ini" perintah ibuku.Aku tertidur akan tetapi aku terbangun di tengah malam Aku melihat bintang berkilau di langit aku berdo'a dan berharap agar saya bisa mengangkat derajat ibu dan ayah.
"Anakku,kenapa belum tidur? ini sudah tengah malam" kata ibu
"Ayo tidur besok kita akan bekerja lagi nak"
"Baik bu aku akan tidur"
aku pun tertidur bersama ibuku dalam mimpi yang indah.
Pagi telah datang terdengar ayam berkokok dengan keras.Aku dan ibuku terbangun untuk bersiap untuk bekerja aku membantu ibuku menyiapkan barang untuk memulung sampah. Aku membantu ibuku meski terik matahari panas membakar badanku tak lama kemudian peluh keluar dari tubuhku tapi aku tidak pantang mundur saya tahu tuhan akan memberikan sedikit rezekinya.
Memulung sampah tidak menjadi beban bagiku namun,itu sangat menyenangkan bagiku dengan memulung sampah aku tahu apa sebenarnya manfaat sampah?
Meskipun mendapat penghasilan sedikit saya tetap mensyukuri nikmat tuhan.

 Ini AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang