September 2045.
Pagi ini,mentari tersenyum cerah.
Anak gadis perempuanku sedang asyik menonton tayangan Korea kesukaannya. Dia masih sangat muda,umurnya pun belum ada 17 tahun.Hari ini,salju pertama turun.Yah,ini adalah salju ketujuh selama aku menetap di Korea. Dan selama inilah aku mengikuti suamiku yang bekerja di kedutaan Indonesia.Ini salju pertama di tahun ini,dan ini juga salju terakhir diriku menetap di Korea.
"Bunda...."
Anak lelaki yang berumur delapan tahun memelukku dari belakang. Membuatku kaget,dan hanya bisa tertawa. Dia membisikan sesuatu yang membuatku tertawa.
"Kakak sedang tergila-gila pada sebuah ABS," bisiknya pelan,Takut jika kakak perempuannya berteriak dari ruang TV.
"Ibumu dahulu juga begitu.." Ucap suamiku.Dia sudah siap dengan jasnya. Setelan yang biasanya dia gunakan. Mencium pipiku pelan, dan menggendong jagoan kecilnya.
"Jongdae, apa yang mau kau makan nanti malam?" ucap suamiku.
"Panggil aku Ifan,Jongdae hanya nama untuk kawan-kawanku," tolak anak lelakiku.
"Hei Jongdae, Tak tahukah mengapa ibumu memberi nama Korea itu padamu?"
Anak lelakiku menggeleng pelan.
Muka penasarannya hendak membuatku tertawa. Lalu, suamiku mengelus pelan ujung kepalanya. Dia tertawa, lalu berjalan pelan ke meja makan. Memanggil anak gadis kami untuk sarapan pagi."Kau tahu, nama itu adalah nama dari salah satu saingan ayah dalam mendapatkan ibumu dulu."
Suamiku mulai membuka ceritanya. Dan aku, entah mengapa ada rasa menyeruak. Perasaan yang sepertinya tanpa sengaja kulupakan.
"Oh ya?" anak gadis kami sepertinya tertarik dengan cerita itu.
Suamiku mengangguk. Dia meminum sedikit kopi panasnya. Melirik yang memandangnya dengan mata berkaca-kaca.
"Yah.. Dulu, ayah harus mengeluarkan banyak uang untuk mendukung cintanya kepada tiga laki laki itu. Ah bukan tiga, tapi sembilan lelaki itu. Bukan, bukan bukan.. Tapi dua belas lelaki itu. Dan hanya itu yang dapat ayah lakukan, karena kebahagiaan ibumu adalah mereka," ucap suamiku sambil menerawang.
"Seberapa hebatkah mereka?" tanya anak gadisku. Dia begitu tertarik.
"Mereka hebat, dan mereka menerima semua cinta dari seluruh dunia. Mereka, dua belas lelaki yang menyebut dirinya sebagai EXO."
"EXO? Aku sepertinya sering mendengar nama itu sebagai legenda. Siapakah mereka? Sehebat apa mereka dibanding idolaku?"
Anak gadisku menatap ayahnya penasaran. Dia sama sepertiku, seorang fangirling garis keras. Melihat dirinya sama seperti melihat diriku saat masih muda.
"Mereka hebat, karena memiliki cinta sepanjang hidup mereka. Mesti jaman berganti, tetap saja, mereka mendapar banyak cinta."
Tanoa sadar aku menangis. Cinta? Ya, aku sangat mencintai mereka. Masa mudaku adalah mereka, dan semua tawa dan tangis adalah mereka, EXO dan EXO-L. Dan alasannya, masih adakah mereka didunia ini? Mereka, dimana mereka?
"Kau ingin tahu? Pergilah keluar dan bawalah ini. Ini masih awal musim dingin, keluarlah dengan ibumu, dan tanyakan mereka pada semua orang."
0o0
Karema ide gila suamiku, akhirnya aku berdiri disini. Salju belum tebal, tapi dinginnya sudah sangat terasa. Baju yang selama ini kusimpan, akhirnya dikeluarkan kembali.
"Hey, apakah kau tahu EXO?"
Suara anak gadisku membuatku sadar, dia mulai bertanya pada semua orang.
"Tidak."
Begitu seterusnya. Hingga dia hanpir menyerah. Namun, dia melihat seorang wanita yang hanpir setengah abad umurnya. Dia berlari mendekatinya, sedangkan aku hanya berdiri dan menggenggam tangan adiknya.
"Ahjjuma, kau tahu EXO?"
Wanita itu menoleh.
Seakan matanya berkaca-kaca."Kau tahu EXO? Kau tahu? Apakah kau sama seperti ibuku? Masa mudanya dihabiskan hanya untuk mencintai mereka. Dan lihat, dia memberikat jersey ini. Dulu, dia membelinya dengan segenao keringat." anak gadisku membuka mantelnya, lalu memperlihatkan jersey berwarna Putih bertuliskan 'SUHO 01' dibagian belakang.
"Berapa umurmu?" tanya wanita itu
"15 tahun lebih 3 bulan," jawab anak gadisku.
"Kau beruntung, terlahir dari rahim seorang wanita yang kuat. Katakan padanya, dia mendapat salam dari EXOLS lainnya."
"Ahjjuma?"
"EXOLS adalah pemberi cinta untuk EXO, sekelompok orang yang kau tanyakan itu."
Anak gafisku tersenyum cerah. Dia berbalik dan menatapku dengan penuh binarnya.
"Ibu, aku mendapatkan sebagian cintamu." dia bergeser pelan. Aku dapat melihat wanita yang sedari tadi diajak bicara olehnya. Wanita cantik yang dulu menebar cinta bersamaku.
"Ahjjuma, namaku Jongdae."
Anak lelakiku sudah berlari kearah kakaknya. Dia terus berteriak seperti itu. Dengan bangganya meneriakkan nama itu.
"Dan sebentar lagi, ada Junmyeon. Begitu kata ayah."
Ah Jongdae,Junmyeon dan semua member EXO, Apa kabar kalian setelah 21 tahun berlalu?
0o0END0o0
Author Note.
Annyeong!! Gimana gais.. Suka gak sama jalan ceritanya :v makasih udah read storynya walau rada gaje haha garing :v kalo menurut kalian ini berlebihan ato gimana maapin nae ya!! Ada kesalan cerita atau mau nambah cerita silahkan dm nae aja ^^ ini juga lagi berusaha jadi author yang baik ;*Tadinya nae mau bikin ff castnya bukan EXO, tapi SUJU :v
Tunggu ff selanjutnya ya cingu ^^
Btw ini cerita random, jadi kadang exo,bts,nct,wannaone,blackpink,redvelvet dll.. Satu episode itu beda cast :v jadi kek creppypasta gitu wkwk :v
Gamsahabnida cingu^^
Sarang♥
Aut.
YOU ARE READING
Where Are You,Old Love?
Short StoryKarena, kpopers gak selamanya jadi kpopers. Kisah random, gasuka? Gamasalah :v